Advertisement
OPINI: Catatan Dunia Pendidikan Awal 2021
Advertisement
Proses belajar mengajar selama pandemi Covid-19 ini telah mengakibatkan interaksi antara peserta didik dengan guru dan juga teman sekelasnya hanya bisa dilakukan dengan gadget. Jenuh dalam mengamati berbagai konten pembelajaran merupakan realita yang dialami oleh peserta didik.
Di sisi lain, kekhawatiran berbagai pihak untuk membuka kembali sekolah yang dapat mengancam kesehatan peserta didik serta guru merupakan alasan utama proses belajar dari rumah terus menerus dilaksanakan.
Advertisement
Pengalaman dari negara lain yang membuka proses belajar mengajar menjadi tetap muka lantas kemudian menutupnya juga dialami seperti Korea Selatan. Sementara itu, Taiwan tetap melaksanakan belajar tatap muka dengan disiplin yang ketat.
Di Indonesia, karena banyaknya yang masih terpapar Covid-19, risiko untuk membuka sekolah juga makin besar. Pada 2020, pemerintah menyampaikan rencana untuk membuka sekolah berdasarkan dari kesepakatan elemen-elemen stakeholder pendidikan di daerah yaitu pemerintah daerah, kepala sekolah dan perwakilan orang tua murid.
Sekolah-sekolah menyikapi dengan membuat survei yang disampaikan kepada orang tua murid, perihal apakah mereka mengizinkan anaknya untuk sekolah. Sebagian besar orang tua murid memang menyampaikan bahwa mereka khawatir mengizinkan anaknya sekolah tatap muka karena tidak terstandarnya sekolah itu dalam penerapan disiplin protokol kesehatannya.
Ada juga survei yang menyampaikan bahwa guru belum mau sekolah dibuka karena ada risiko potensi penularan di dalam sekolah yang akan mengancam kesehatan peserta didik dan guru.
Di sisi lain, guru yang mengajar daring dari rumah masing masing juga pasti akan berbeda dalam pemberian layanan pendidikan kepada siswa. Sehingga makin sulit bagi sekolah menerapkan standar kualitas layanan pendidikan bagi siswanya.
Jika melihat situasi saat ini, kemungkinan pandemi Covid akan masih berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. Kesehatan merupakan prioritas utama keluarga, orang tua, dan pemerintah.
Namun di sisi lain kita juga perlu memperhatikan bahwa proses belajar mengajar online membuat proses belajar khususnya untuk mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium dan praktik magang serta olah raga menjadi makin tidak efektif.
Perlu Terobosan
Diperlukan terobosan untuk dapat mengelola waktu dan jam belajar siswa dalam memanfaatkan laboratorium & fasilitas olahraga yang ada di sekolah dengan terbatas dan sesuai dengan protokol kesehatan. Simulasi dalam mengelola waktu dan juga belajar di sekolah perlu dilakukan karena ada ketidakpastian di masa depan perihal kapan selesainya pandemi covid ini.
Jika pandemi masih belum selesai dalam setahun ke depan dan peserta didik terus belajar online, maka tentu ada hal yang akan dikorbankan yaitu pengembangan pengetahuan peserta didik yang membutuhkan laboratorium, praktik serta kompetensi olah raga. Jadi kompetensi kognitif yang bisa diajarkan tetapi kompetensi afektif dan psikomotorik tidak bisa efektif di online.
Kualitas lulusan juga akan menurun, karena kesempatan untuk meningkatkan pengalaman dari peserta didik terbatas. Ini juga akan mempengaruhi peserta didik di SMA dan SMK, mereka yang membutuhkan laboratorium untuk biologi, fisika, kimia akan makin berkurang kemampuannya dan juga mempengaruhi kemampuannya nanti ketika dia meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun bekerja di industri.
Hal yang terakhir adalah psikologi dari peserta didik karena lama sekali berada di rumah. Mereka jenuh hanya mengikuti proses belajar mengajar dari online saja. Berbagai hal ini yang perlu diantisipasi oleh Dikbud dan pemangku kepentingan.
Output dari pendidikan akan dirasakan dan dialami beberapa tahun setelahnya. Bukan hanya untuk peserta didiknya tetapi juga ketika mereka lulus dan kemudian mencari pekerjaan. Apakah kemudian industri akan menurunkan tingkat kualitas kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaannya?
Inilah pertanyaan yang perlu dipersiapkan jawabannya. Sehingga dalam mengelola masa yang tidak pasti ini kita juga membangun kepastian untuk terus meningkatkan kemampuan peserta didik sehingga tidak menurun kualitasnya. Di sisi lain link match juga terus dilakukan dengan industri agar industri juga tidak semena-mena menerapkan standar kompetensi karyawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Wisuda Periode II Tahun 2024 UKSW: 538 Creative Minority Siap Berdaya Dampak
- BB TNBTS Tutup Aktivitas Wisata Gunung Bromo untuk Pembersihan Kawasan
- Pendaftaran Dibuka, PDIP Wonogiri Mulai Penjaringan Cabup-Cawabup Pilkada 2024
- Persis Berambisi ke Championship Series, Persita Ingin Lolos dari Degradasi
Berita Pilihan
Advertisement
Penanggulangan Kemiskinan Optimalkan Kader Khusus, Pendampingan Warga Miskin Makin Intensif
Advertisement
The Tortured Poets Departement, Album Baru Taylor Swift Melampaui 1 Miliar Streaming di Spotify
Advertisement
Advertisement
Advertisement