OPINI: Musik sebagai Sarana Green Movement

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang telah dicabut akhir tahun lalu memberikan dampak positif pada seluruh sektor termasuk industri hiburan. Pada industri hiburan, salah satunya festival dan konser musik yang akhir-akhir ini banyak dan akan diselenggarakan menunjukkan besarnya antusiasme penonton.

Bagi pencinta musik, pertengahan 2022 hingga 2023 ini menjadi tahun yang menggembirakan karena banyak festival dan konser musik yang dapat dinikmati setelah lama tidak terlaksana akibat pandemi yang melanda dan mengharuskan masyarakat untuk tidak berkerumun. Sederetan festival dan konser musik yang telah dilaksanakan pertengahan 2022 hingga 2023 seperti Synchronize fest, Pestapora, Soundrenaline, konser tunggal Sheila on 7, Blackpink, Arctic Monkeys, Prambanan Jazz, hingga Coldplay yang akan diselenggarakan pada 15 November 2023.
Antusiasme penonton untuk menikmati berbagai pilihan konser musik ini sangat besar dan tidak dapat dipungkiri menjadi ramai diperbincangkan. Besarnya antusiasme penonton ini banyak dikaitkan dengan fenomena Fear of Missing Out (Fomo). Antusiasme tersebut terlihat pada penjualan tiket untuk menonton dan menikmati musik dari musisi idolanya tersebut habis terjual kurang dari 24 jam bahkan dalam hitungan menit. Sebagai contoh untuk penjualan tiket konser Sheila on 7 ini ludes terjual dalam kurun waktu kurang dari 20 menit, juga terjadi pada penjualan presale pertama tiket Synchronize fest, Pestapora dan Coldplay kurang dari 24 jam.

Gerakan Positif

Penonton musik dari berbagai macam genre ini memiliki beragam rentang usia, sehingga bagi penyelenggara festival dan konser musik ini dapat memanfaatkannya sebagai sarana movement atau gerakan positif dalam mengusung tema. Sebagai contoh pada 2019 Synchronize fest mengusung tema besar Green Movement. Dalam festival dan konser musik yang dilaksanakan yang memiliki banyak penonton, tentu mereka juga akan mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak sedikit untuk dapat menikmati acara tersebut.

Artinya, dalam satu kegiatan festival musik dapat menyumbang banyak sampah seperti botol plastik sekali pakai ini menuju ke tempat pembuangan akhir. Adanya kesadaran terhadap keberlanjutan lingkungan ini, penyelenggara Synchronize fest 2019 ingin mengurangi jumlah sampah botol plastik sekali pakai sehingga memberikan program Bring Your Own Tumbler kepada semua tim pelaksana, performer, kru, hingga penonton festival. Bahkan untuk para penonton disediakan water station untuk mengisi ulang air minum dengan membayar seikhlasnya sehingga nilai air yang telah disediakan tetap dihargai. Selain itu, terdapat program green movement lainnya seperti Crowdsourcing Project dan Upcycling Project. Tentunya ketiga program tersebut mendukung misi gerakan hijau dan terkait peningkatan kesadaran pada keberlanjutan lingkungan.

Coldplay yang akan menggelar Music Of The Spheres world tour concert ini sebagai salah satu contoh musisi yang peduli terhadap isu lingkungan hidup dan sustainable. Coldplay berupaya dalam menggelar konsernya berkomitmen dalam sustainable inisiative. Dalam mengemas konser sustainable inisiative dibuat menarik seperti menggunakan lantai kinetik yang dapat menghasilkan listrik saat penonton melompat mengikuti irama musik, adanya sepeda statis yang menghasilkan energi listrik dan membantu memberikan daya listrik dalam pertunjukan sehingga penonton dilibatkan secara langsung untuk mendukung sustainability, gelang LED yang dipinjamkan pada penonton 100% dapat terurai sempurna, serta konfeti yang digunakan 100% dapat terurai.

Jelas tercantum pada website resmi mereka, Coldplay berupaya untuk mengurangi jejak karbon. Mereka memiliki tiga prinsip, yaitu reduce dengan mengurangi emisi karbon dalam tur sebesar 50%, reinvent dengan mendukung new green technology dan mengembangkan metode tur baru yang berkelanjutan dan rendah karbon, dan restore dengan menjadikan tur mereka bermanfaat seperti mendanai proyek berkelanjutan berbasis alam dan teknologi. Untuk mendukung prinsip tersebut tentu selaras dalam penyelenggaraan tur hingga dalam pemilihan partner konser yang memiliki tujuan serupa yaitu sustainable inisiative. Dilansir dari salah satu media nasional, terkait jejak hijau partner konser Coldplay, terdapat nama besar seperti Neste yang berperan sebagai penyedia bahan bakar berkelanjutan, DHL sebagai official logistic partner tur dunia Coldplay karena memiliki layanan “GoGreen Plus” yang dipastikan layanannya mengurangi emisi karbon. BMW sebagai penyedia baterai pertunjukan yang dapat diisi ulang dan dapat didaur ulang yang akan memberikan daya pada pertunjukan dengan energi terbarukan. BCA juga terpilih menjadi sponsor resmi dalam konser Coldplay yang akan diselenggarakan di Jakarta 15 November 2023. Terpilihnya BCA tentu karena memiliki fokus yang sama terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan, inisiatif hijau yang sedang digalakkan yaitu penyaluran pembiayaan berkelanjutan seperti kendaraan listrik.

Festival dan konser musik dapat menjadi sarana positive movement yang menyenangkan sehingga dapat menginspirasi, memengaruhi para penonton maupun penggemar musisinya, bahkan dapat mendukung gerakan peduli pada keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, industri musik dapat berperan penting sebagai sarana meningkatkan kesadaran lingkungan pada masyarakat. Semua pihak dapat menjadi agen perubahan untuk mencapai keberlanjutan masa depan. Ketika musisi idolanya mengajak untuk melakukan green movement, para penggemar akan lebih mudah secara sadar mengikuti jejak idolanya dan melakukan perubahan aktivitas sehari-hari menjadi lebih berkelanjutan melalui langkah-langkah kecil menuju perilaku hijau.

Aloysia Desy Pramusiwi
Dosen Departemen Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News