Advertisement

OPINI: Menarget Orang Tua Millenial dan Generasi Alpha

Nadia Nila Sari
Kamis, 31 Januari 2019 - 08:00 WIB
Galih Eko Kurniawan
OPINI: Menarget Orang Tua Millenial dan Generasi Alpha Ilustrasi generasi milenial. - techcrunch.com

Advertisement

Mark Mccrindle, seorang penulis buku, pembicara TEDx dan pemenang penghargaan riset sosial memperkenalkan Generasi Alpha sebagai generasi yang lahir setelah Generasi Z (1995-2009). Generasi Alpha adalah generasi yang lahir mulai 2010. Di Indonesia Generasi Alpha berjumlah sekitar 32.24% dari total penduduk di Indonesia (Website Kemenpppa, 2017). Bisa dikatakan pada 2019, Generasi Alpha adalah generasi dengan usia baru lahir sampai dengan usia sembilan tahun atau masuk dalam kategori usia anak balita dan kanak-kanak menurut Kementerian Kesehatan.

Generasi Alpha lahir di saat teknologi pesat dimana Iphone, Youtube, Instagram ada. Mccricle mengatakan mereka ada generasi yang tertarik pada visual daripada tertulis dan verbal. Generasi Aplha berayah-ibu Generasi Milenial atau Generasi Y. Generasi Alpha memiliki adaptasi teknologi yang lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya juga memiliki pola pokir yang lebih global, menyukai layar daripada media kertas untuk melakukan hal yang multitasking. Secara umum generasi milenial memiliki sikap, perilaku dan pola pikir yang serupa dengan Generasi Alpha.

Advertisement

Pasar Anak
Setiap generasi adalah konsumen, demikian pula Generasi Alpha, Schiffman dan Kanuk (2015) menyatakan anak balita dan kanak-kanak akan mempelajari pola konsumsi mereka dari keluarga mereka. Walaupun konsumsi anak di bawah umur masih diputuskan orang tua namun anak dapat memberikan pengaruh pada pembelian produk yang akan mereka konsumsi.

Dalam buku Consumer Behavior, Schiffman dan Kanuk (2015) membedakan anak-anak dalam tiga segmen pasar. Pertama, anak sebagai influencer, anak sebagai pihak yang mempengaruhi dan memberikan permintaan ketika menemani orang tua berbelanja atau orang tua akan memikirkan anak ketika berbelanja. Contoh ketika menentukan restoran yang akan dikunjungi, akan berlibur di mana dan juga untuk pembelian pakaian, mainan ataupun makanan.

Kedua, anak sebagai pasar primer, di mana anak berbelanja sendiri dengan ditemani orang tua atau membeli sendiri dengan uang yang diberikan orang tua. Contohnya adalah pada produk permainan, pakaian, mainan, maupun makanan ringan dan permen. Terakhir, anak sebagai konsumen masa depan, di mana anak mulai merenungkan pembelian di masa depan.

Bagi anak balita dan kanak-kanak, orang tua memiliki peran besar dalam mengambil keputusan. Misalnya pada usia anak balita, orang tua masih menentukan pakaian apa yang akan mereka berikan atau makanan apa yang akan mereka perbolehkan untuk dikonsumsi anak-anaknya. Seiring dengan pertumbuhan kognitif anak, mereka akan mulai dapat memberikan pengaruh pada pembelian orang tua. Untuk dapat menarget Generasi Alpha dengan tepat perlu mempertimbangkan pola konsumi orang tua milenial yang akan mengambil keputusan pembelian untuk anak mereka.

Kotler, ahli pemasaran, menyatakan bauran pemasaran yang tepat dapat didesain dengan menggunakan 4P (product, place, price dan promotion). Lalu bagaimana cara yang tepat untuk merancang strategi pemasaran melalui 4P sehingga menarik anak-anak zaman ini yaitu Generasi Alpha dan orang tua Millenial?

Produk
Orang tua milenial adalah generasi yang hidup dalam majunya teknologi, mereka adalah pengguna sosial media dan lebih mudah dalam mencari informasi. Mudahnya penyebaran informasi melalui berbagai saluran membuat orang tua milenial lebih mudah mendapatkan berita mengenai menerapkan gaya hidup bagi keluarga. Selain itu zaman mereka sangat rentan dengan isu lingkungan sehingga dalam desain produk diperuntukan bagi Generasi Alpha, selalu pastikan bahan-baku yang digunakan untuk makanan, mainan atau pakaian aman, sehat serta memperhatikan lingkungan.

Orang tua generasi milenial memperhatikan desain kemasan yang unik dari produk yang mereka beli. Keunikan kemasan atau packaging menjadi faktor yang menarik mereka. Dalam hal pelabelan, penggunaan karakter kartun yang dikenal oleh Generasi Alpha melalui televisi atau Internet akan menarik mereka untuk mempengaruhi orang tua ketika membeli. Warna yang menarik pada produk juga akan sangat disukai oleh anak serta memiliki produk dengan nilai edukasi dapat menarik bagi orang tua milenial.

Harga dan Saluran Distribusi
Orang tua milenial tidak akan bergantung pada satu saluran distribusi dalam melakukan pembelian. Mereka akan memanfaatkan teknologi untuk melakukan pembelian dan lebih sering membandingkan harga melalui internet untuk mendapatkan harga yang ideal. Pembelian online menjadi andalan untuk pembelian produk yang dulunya sulit dibeli secara online karena ukuran atau kadaluwarsa contohnya sepatu, pakaian atau makanan. Dengan berkembangnya layanan kurir dan kemudahan transportasi, harga murah dan kualitas yang bersaing pun lebih mudah didapatkan mereka. Oleh karena itu, penggunaan sosial media dan atau e-marketplace seperti toko-toko online dapat dengan mudah terjangkau orang tua milenial.

Promosi
Demikian pula dalam hal promosi, untuk menjaring orang tua milenial penggunakan media tradisional seperti iklan di televisi, billboard atau koran masih dapat digunakan namun akan dapat lebih terbantu dengan adanya social media seperti Facebook, Youtube ataupun Instragram. Memiliki akun media sosial akan lebih mudah untuk dapat ditemui orang tua milenial. Soft selling juga dapat dilakukan kepada anak Generasi Alpha yang memiliki literasi visual tinggi melalui konten-konten di Youtube untuk mengenalkan suatu produk. Membangun awareness produk melalui konten video atau gambar juga dibutuhkan.

Pesatnya pertumbuhan pasar anak balita dan kanak-kanak yang ditunjukkan oleh angka Rp88,1 miliar berdasarkan riset PT. Sigma Research Indonesia (2017) menunjukan potensi untuk menarget Generasi Alpha sangat besar. Perlu kejelian dan sensitivitas untuk bisa memahami karakteritik dari dua generasi untuk dapat menarget mereka dengan tepat. Pemanfaatan teknologi dan internet diperlukan untuk memastikan produk terdeteksi oleh ‘sinyal’ mereka.


*Penulis merupakan dosen Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kirab Pengantin Tebu di Pabrik Gula Madukismo

Bantul
| Selasa, 23 April 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Berikut Rangkaian Program Pilihan Keluarga Indonesia Paling di Hati, Hanya di MNCTV

Hiburan
| Selasa, 23 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement