Advertisement

OPINI: Pendidikan Karakter Anak Usia Sekolah Dasar Itu Penting

Yulita Ayu Pridamayanti
Rabu, 23 Oktober 2019 - 05:02 WIB
Galih Eko Kurniawan
OPINI: Pendidikan Karakter Anak Usia Sekolah Dasar Itu Penting Ilustrasi anak-anak - Reuters

Advertisement

Pada dasarnya di zaman milenial ini banyak masyarakat yang beranggapan pendidikan karakter pada anak di zaman dahulu dan sekarang berbeda. Pendidikan karakter pada zaman dahulu memang lebih bagus dibandingkan pada zaman sekarang ini. Karakter yang berkualitas pada saat ini perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini.

Usia dini khususnya usia anak sekolah dasar (SD) merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama membangun bangsa. Hal ini terjadi karena pada faktanya, sikap sebagian besar anak zaman sekarang lebih bandel atau susah diatur dan membuat orang tua mengelus dada, misalnya anak SD yang berani melawan guru dan orang tua, berkelahi dengan teman, merokok dan masih ada perilaku yang tidak baik lainnya.

Hal tersebut berkembang semakin parah seiring meningkatnya kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan anak-anak. Kebebasan anak-anak dalam mengakses Internet membuatnya hanya terfokus pada apa yang mereka lihat di Internet saja. Seolah-olah berasumsi hal apa saja yang ia lihat di luar sana adalah hal yang wajib dan sangat keren apabila ia lakukan atau menirunya. Masalah tersebut merupakan salah satu dampak negatif dari kecanggihan teknologi.

Perkembangan teknologi saat ini tidak bisa dicegah oleh siapapun. Namun, ada upaya untuk meminimalisir dan memperkuat pengawasan serta memberikan pendidikan karakter pada anak di zaman milenial ini. Hal tersebut dilakukan agar anak mengetahui dampak positif maupun negatif dari penggunaan teknologi di era globalisasi sekarang ini. Anak sekolah dasar adalah anak yang masih berusia dini yang pada umumnya usia saat itu masih labil dan cenderung mempunyai rasa ingin tahu yang cukup besar dan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat negatif. 

Ada dua peran yang paling bertanggung jawab dalam mengemban tugas untuk pendidikan karakter anak, yaitu orang tua dan guru. Seorang guru mempunyai peran sebagai orang tua si anak di sekolah. Sehingga menjadi guru sekolah dasar bukan hanya bertanggung jawab memberikan asupan pelajaran, melainkan harus mampu mendidik moral, etika, dan karakter pada anak didiknya.

Melalui konsep Trilogi pendidikan yang di kemukakan Ki Hadjar Dewantara, guru dapat mengatasi permasalahan pendidikan karakter pada anak sekolah dasar. Trilogi pendidikan tersebut berisi tiga semboyan yaitu, Ing Ngarsa Sung Tuladha berarti di depan memberi teladan atau contoh yang baik, Ing Madya Mangun Karsa yang berarti di tengah murid guru mampu menciptakan prakarsa serta ide, dan Tut Wuri Handyani berarti dari belakang guru mampu memberikan dorongan dan arahan. Sehingga guru bukan hanya mengajar, namun juga mendidik.

Aktualisasi ajaran Ki Hadjar Dewantara di era modern ini sangat berguna untuk meningkatkan karakter bangsa. Pendidikan karakter sangat penting keberadaannya karena dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia anak sekolah dasar secara utuh, terpadu, dan seimbang. Perlu langkah bersama untuk mewujudkannya, sehingga bangsa Indonesia berubah menjadi bangsa yang berkarakter tinggi. Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, maka akan terwujud generasi penerus bangsa yang berkarakter dan tidak diragukan lagi masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan.

*Penulis merupakan mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Jogja

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Lima Kdrama yang Dinanti pada 2025

Hiburan
| Kamis, 25 April 2024, 21:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement