OPINI: Vaksin bagi Ibu Menyusui
Advertisement
Pada bulan Desember 2019 wabah pneumonia lokal yang tidak diketahui penyebabnyaterdeteksi di Wuhan, China. Kemudian pada awal Januari 2020, diidentifikasi jenis baru Coronavirus (CoV).
Komite Internasional Taksonomi Virus menetapkan sebagai SARS-CoV-2 disebut Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Pada 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) menyatakan wabah ini sebagai pandemi Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Hampir semua golongan berisiko terkena Covid-19. Salah satu strategi dalam penanganan Covid-19 adalah melalui vaksinasi (Altimier, L., & Seiver, A. 2020).
Advertisement
Dampak pandemi penyakit Covid-19 sangat besar dan global. Mengurangi gelombang masa depan dan mengatasi pandemi ini denganĀ prioritas kesehatan masyarakat global dengan fokus perkembangan masa depan dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan Covid-19. Relevansi khusus dengan kesehatan perempuan dan ibu yang menangani kerentanan.
Prestasi ilmiah luar biasa danĀ pengembangan pada penerapan vaksin dan terapi untuk Covid-19 dengankecepatan dan proses pengembangan, persetujuan dan implementasi intervensi menandai jalan baru ke depan dalam memerangi penyakit (Lefebvre et al., 2021).
Dampak Covid-19 pada kesehatan ibu dan anak adalah kematian ibu dan anak, pemberian ASI yang tidak maksimal, keterbatasan dalam penyediaan dan pengguna layanan kesehatan serta lingkungan yang mendukung dan keterbatasan tenaga kesehatan yang terampil.
Selain itu ada beberapa faktor penentu menyusui dapat dipengaruhi secara positif oleh pandemi, ada kekuatan sosial, ekonomi, perusahaan, dan sistem kesehatan negatif yang mempengaruhi keputusan ibu untuk menyusui yang harus dipertimbangkan.
Program vaksinasi Covid-19 merupakan upaya dalam penanggulangan pandemi. Tujuan Pelaksanaan vaksin adalah untuk memutus rantai penularan penyakit dan menghentikan wabah. Manfaat vaksin adalah untuk memberi perlindungan tubuh agar tidak jatuh sakit akibat Covid-19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin.
Sebagian besar negara di dunia menghadapi banyak korban jiwa akibat Covid-19, termasuk Indonesia. Vaksin adalah kunci untuk mengatasi permasalahan ini. Namun, muncul permasalahan baru kelompok mana yang harus menjadi perioritas dalam menerima vaksin karena tidak mungkin secara serentak semua golongan diberikan vaksin. Dalam hal ini pemerintah telah mengidentifikasi kelompok prioritas untuk mengalokasikan dosis vaksin COVID-19. Kriteria berdasarkan usia, status kesehatan, status wanita, dan jenis pekerjaan.
Vaksin bagi Ibu Menyusui
Vaksinasi dalam kehamilan memberikan kesempatan penting untuk menargetkan penyakit yang diketahui berdampak pada wanita hamil, perkembangan janin, dan bayi baru lahir pada khususnya.Kemampuan untuk membuat antibodi melalui vaksinasi aman yang melewati plasenta dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi ibu, bawaan, dan bayi baru lahir. Saat ini vaksinsedang dikembangkan yang memiliki manfaat langsung bagi wanita hamil dan bayinya. Streptococcus grup B, Respiratory Syncytial Virus, Cytomegalovirus, Zika, Ebola, Malaria, dan Coronavirus SARS-CoV-2 semuanya sedang diteliti dengan tujuan untuk mengembangkan vaksin yang aman tersedia untuk wanita hamil. Inklusi wanita hamil dalam pengembangan dan uji coba vaksin tantangan, argumen historis, etis, dan medikolegal.
Ada beberapa hal yang harus kita ketahui bahwa Vaksin Covid-19 aman dan efektif. Benar bahwa ada efek samping setelah vaksin, namun ini normal. Selain itu, dibutuhkan waktu dua minggu setelah divaksin untuk membangun perlindungan terhadap virus. Walaupun vaksin sudah dilakukan menerapkan protokol kesehatan harus tetap dilakukan. Perlu ditegaskan bahwa vaksin Covid-19 sangat membantu tubuh kita dalam membentuk kekebalan terhadap virus, termasuk Covid-19.
Selama pandemi Covid-19, ibu menyusui tetap bisa menyusui bayinya dengan mematuhi protokol kesehatan. Ibu menyusui yang nonreaktif Covid-19 dapat menyusui bayinya secara langsung, melakukan kontak kulit, dan dirawat gabung. Bagi ibu menyusui dengan suspek Covid-19masih tetap dapat memberikan ASI mereka melalui ASI perah. Ibu dapat memerah ASI-nya dan memberikan kepada bayinya menggunakan media dot. Alternatif lain yang dapat ibu lakukan adalah menggunakan donor ASI, apabila ibu benar tidak dapat menyusui bayinya karena kondisi ibu yang tidak memungkinkan.
Dalam rangka mencegah penularan virus, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi ibu yang sedang memberikan asi kepada bayinya, yaitu cuci tangan sebelum menyentuh bayi, payudara, atau saat akan memompa ASI. Kemudian tetap gunakan masker saat menyusui. Juga jangan lupa membersihkan pompa ASI setelah menggunakannya dan tidak meminjamkan atau meminjam pompa ASI kepada orang lain. Bagi ibu menyusui yang positif Covid-19 dianjurkan untuk memerah ASI, artinya tidak dianjurkaan untuk menyusui secara langsung. Selain itu, cuci tangan setelah menyusui atau memerah ASI juga harus dilakukan.
Setidaknya ada tiga prinsip bagi ibu yang menyusui langsung pada masa pandemi Covid-19 yang harus diperhatikan, yaitu Ibu tidak memiliki tanda dan gejela Covid-19; hasil swab negatif dan tidak demam.
Bagaimana pun ASI sangat dibutuhkan bagi bayi, khususnya disaat pandemi seperti saat ini. Karena ASI secara ilmiah terbukti efektif dalam melawan infeksi. ASI juga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi karena terdapat antibodi didalam ASI.
Aman dan Kompatibel
Pada awal program vaksin Covid-19 dilaksanakan di Indonesia, ibu menyusui tidak dapat divaksin Covid-19 karena tidak diikutkan dalam uji klinis. Kemudian Pada tanggal 11 Febuari 2021, pemerintah mengeluarkan surat Edaran Nomor HK. 02.02/i/368/2021 tentang pelaksanaan vakasinasi Covid-19 serta Sasaran Tunda bagi ibu menyusui dan kelompok lansia sasaran tunda. Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional menyampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 dapat diberikan pada kelompok usia 60 tahun ke atas, komorbid, penyintas Covid-19 (setelah 3 bulan), dan kepada ibu menyusui.
Menurut Grey (2021), respons vaksin Covid-19 pada ibu menyusui di antaranya adalah timbulnya respons imun hormonal pada wanita menyusui yang diberi vaksin; menghasilkan titer antibodi yang tinggi; dan ditemukan antibodi di dalam darah tali pusat dan ASI pada ibu-ibu yang di vaksinasi. Hal yang harus diperhatikan sebelum ibu menyusui menerima vaksin Covid-19: pertama, ibu harus dilakukan skrining terlebih dahulu. Kedua, konsultasi terlebih dahulu kepada dokter jika mengalami kondisi medis tertentu.
Vaksinasi Covid-19 pada ibu menyusui dapat mendorong antibodi yang kuat dalam ASI sampai enam pekanu setelah vaksinasi. Vaksin Covid-19 dianggap tidak berisiko untuk ibu menyusui dan bayinya berdasarkan cara kerja vaksin.Ibu menyusui yang telah divaksin memiliki antibodi dalam ASI nya sehingga dapat membantu melindungi bayi. Sedangkan Covid-19 diyakini tidak menimbulkan risiko potensial bagi bayi baru lahir melalui ASI.
WHO tidak merekomendasikan penghentian menyusui setelah vaksinasi.Sebab vaksinasi untuk ibu menyusui aman dan kompatibel. Ibu menyusui yang termasuk dalam kelompok berisiko yang kemungkinan menerima vaksin harus ditawarkan tanpa batasan dan harus dapat membuat keputusan yang tepat.Tidak ada pembenaran untuk menghentikan menyusui sebagai syarat pemberian vaksin Covid-19 karena Belum ada bukti ilmiah penularan virus Covid-19 melalui ASI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kementrans: Calon Transmigran Gunungkidul Sudah Berangkat
Advertisement
Dibalik Bingkai Menggelar Kenduri Film, Ajang Perayaan Festival Dokumenter Lumbung Sinema Palaka Loka Sampada
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement