Advertisement

OPINI: Pengelolaan Keuangan Keluarga “4N”

Fitria Harjanti, Dosen Departemen Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Kamis, 23 Juni 2022 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Pengelolaan Keuangan Keluarga “4N” Fitria Harjanti, Dosen Departemen Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Advertisement

Keuangan adalah masalah umum yang dihadapi oleh setiap orang. Semua orang pasti berhubungan dengan uang, baik  sebagai individu  yang  telah   menikah maupun  yang belum menikah, perorangan maupun perusahaan. Mengelola keuangan keluarga tampaknya begitu sederhana namun pada kenyataannya hal itu membutuhkan “jam terbang”.

Permasalahan yang timbul di dalam pengaturan keuangan keluarga dikarenakan kebiasaan yang salah dalam mengelola keuangan. Banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga karena tidak dapat mengontrol keinginan. Merupakan fenomena yang sangat umum terjadi yaitu sebagian besar ibu-ibu rumah tangga mengelola keuangan rumah tangga tanpa melakukan perencanaan, mengalir begitu saja dengan prinsip “sak anane” hal ini dikarenakan para ibu kurang paham bagaimana caranya dalam melakukan pengelolaan keuangan di dalam keluarga.

Advertisement

Bank Indonesia (2013) mendefinisikan pengelolaan keuangan sebagai sebuah tindakan untuk mencapai tujuan keuangan di masa yang akan datang. Secara umum, tujuan dari pengelolaan keuangan meliputi mencapai target dana tertentu di masa   yang akan datang, melindungi dan meningkatkan kekayaan  yang dimiliki, mengatur arus kas (pemasukan dan pengeluaran uang), melakukan manajemen risiko dan mengatur risiko dengan baik, mengelola utang piutang.

Beberapa saat yang lalu penulis berkesempatan untuk memberikan pembekalan bagi para calon suami istri dengan tema perencanaan keuangan keluarga. Dalam perencanaan keuangan keluarga, ada empat hal penting yang perlu diperhatikan oleh calon pasutri. Empat hal tersebut diringkas menjadi 4N yaitu niteni, ngedum, nukoni dan nambahi.

Niteni dimulai dari masing-masing pasangan suami isteri membuat pencatatan dan anggaran belanja. Disebut niteni karena pasangan suami isteri diminta untuk mencermati  apa saja uang masuk dan uang yang keluar.

Pencatatan uang masuk dan uang keluar ini sangat sederhana namun yang sulit adalah komitmen untuk melakukannya. Setelah mencatat maka pasutri diminta untuk melakukan klasifikasi atas pengeluaran yang telah dicatat. Apakah pengeluaran itu sifatnya rutin atau tidak, sifatnya mendesak atau tidak mendesak, kebutuhan mendasar atau tidak mendasar. 

Ngedum adalah proses alokasi uang yang dimiliki ke dalam beberapa pos-pos pengeluaran. Proses alokasi diharapkan dapat dilakukan secara bijaksana (tidak hanya berdasarkan keinginan tetapi kebutuhan karena pengeluaran yang sifatnya hanya keinginan akan mendorong sikap boros), melibatkan komunikasi pasutri (komunikasi antara pasangan suami istri sangat dibutuhkan untuk menentukan alokasi uang karena setelah menikah uang suami dan isteri akan digabung menjadi satu untuk memenuhi kebutuhan keluarga), berdasarkan pada asas prioritas (asas prioritas memberikan dasar kebutuhan  apa yang harus segera dibeli dan diwujudkan)  dan disiplin (disiplin untuk melakukan pencatatan atas keluar masuknya uang).

Nukoni adalah berbelanja dengan prinsip mengutamakan kebutuhan bukan keinginan. Nambahi adalah mengusahakan untuk memiliki penghasilan tambahan dengan catatan usaha tersebut tidak merusak suasana keluarga karena sibuk mencari uang tambahan. Materi yang disampaikan oleh penulis sesuai dengan langkah-langkah dalam pengelolaan keuangan keluarga menurut Bank Indonesia.

Langkah pertama dalam pengelolaan keuangan keluarga meliputi pencatatan aset/harta yang dimiliki. Setiap orang pasti memiliki  aset/harta yang dicatat sebagai harta produktif   maupun konsumtif.

 

Harta Produktif

Harta produktif adalah harta yang memberikan penghasilan rutin atau keuntungan pada saat harta  tersebut dijual kembali.  Setelah mencatat semua aset harta, maka akan didapatkan informasi tentang  posisi keuangan saat ini. Hal tersebut berguna dalam melakukan langkah selanjutnya, yaitu mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Kegiatan  mencatat semua pemasukan dan pengeluaran akan memberikan informasi tentang banyaknya uang yang telah masuk dan yang dikeluarkan. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mengontrol pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu selain itu juga membantu untuk mengetahui frekuensi pemasukan dan pengeluaran untuk suatu pos tertentu sehingga dapat membedakan pengeluaran mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan.

Langkah ketiga adalah identifikasi pengeluaran rutin, bulanan dan tahunan. Setiap orang atau keluarga biasanya mempunyai pola pengeluaran yang mirip  dari bulan ke bulan, termasuk dari tahun ke tahun. Setelah memiliki catatan pengeluaran, coba identifikasi apa saja yang menjadi pengeluaran rutin dan bagaimana frekuensinya. Langkah keempat adalah menyusun rencana pengeluaran (budgeting).

Pada tahap ini, para pengelola keuangan diminta untuk dapat melakukan perencanaan terkait pengeluaran keuangan yang akan dilakukan. Hal ini juga termasuk di dalamnya mengatur prioritas. Langkah kelima adalah menabung secara periodik. Menabung sebaiknya dilakukan secara berkala dan dilakukan di awal sehingga pemasukan dikurangi dengan tabungan adalah pengeluaran.

Menabung bisa dalam bentuk menyisihkan uang untuk diserahkan ke bank lalu disimpan dalam bentuk tabungan/deposito. Selain itu cara menabung yang lebih smart adalah membeli barang yang dapat dipakai sebagai investasi (emas, tanah) dengan cara mencicil/tunai.  Nilai tanah dan juga emas semakin lama semakin naik oleh karena itu menabung dengan cara membeli emas atau tanah akan lebih menguntungkan. 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Serangan Wereng Meluas, DPP Kulonprogo Basmi dengan Pestisida

Kulonprogo
| Selasa, 23 April 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Queen of Tears Jadi Drama Korea yang Paling Banyak Dibicarakan Pekan Ini

Hiburan
| Senin, 22 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement