OPINI: Mengaktifkan Kembali Gerakan Literasi di Sekolah
Advertisement
Pendidikan merupakan satu tantangan yang serius bagi bangsa Indonesia. Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan melalui peningkatan pendidikan yang diwujudkan dalam Undang-Undang No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Nasional Pasal 1, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2007:2).
Pendidikan yang diharapkan agar mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik secara intelektual dan mental spiritual yang menyangkut nilai-nilai.
Advertisement
Oleh karena itu pendidikan yang berkualitas harus mempromosikan bertumbuhnya nilai-nilai kehidupan seperti keadilan, kejujuran, moral, toleransi dan solidaritas.
Pembaruan pola proses belajar mengajar yang sebelumnya terfokus pada guru teacher-based learning, menjadi terfokus pada kebutuhan kompetensi siswa atau pendekatan resources-based learning, perlu didukung dengan keahlian menggali informasi bagi para siswa. Keahlian menggali informasi bagi para siswa salah satu upayanya melalui budaya membaca.
Kegiatan membaca merupakan salah satu fungsi yang paling mendasar dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca (Glenn Doman). Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak didik, maka tingkat keberhasilan di Madrasah maupun dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik.
Rendahnya reading literacy bangsa kita menyebabkan Sumber Daya Manusia kita tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai akibat lemahnya minat dan kemampuan membaca dan menulis.Membaca dan menulis belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa.
Literasi sekolah merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik).
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca pada peserta didik. Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran.
Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif yang terjadwal, agar dampak keberadaan literasi sekolah dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan.
Literasi sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, dan pemangku kepentingan, untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan.
Alternatif Kegiatan
Ada beberapa program yang di tawarkan agar dapat melaksanakan kegiatan literasi yaitu dengan mengadakan sosialisasi tentang apa dan bagaimana literasi sekolah, menyediakan bahan bacaan, melalui kerja sama dengan komite sekolah dan wali murid, adanya program membaca setiap hari, adanya pelatihan menulis, dan writing award, pemberian hadiah (best reader), special day, bercerita, pemutaran film selain itu ada beberapa kegiatan yang perlu diberikan dalam rangka menggiatkan minat baca seperti pemakaian perpustakaan, pembuatan majalah dinding, program bercerita untuk guru dan siswa, wakaf buku, lomba-lomba yang menarik.
Literasi sekolah akan berhasil jika guru, orang tua, perpustakaan, pemerintah, dan pihak swasta pun bersama-sama mendukung mewujudkan literasi sekolah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
Advertisement
Hanya Satu Hari, Film The Last Dance Jadi Box Office di Hong Kong
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement