Advertisement

OPINI: Menakar Kontribusi KEK

Yanuar Wahyu Widianto
Rabu, 10 Agustus 2022 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Menakar Kontribusi KEK Master Plan KEK Kendal. - kek.go.id

Advertisement

Periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo fokus pada pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi dan distribusi. Pembangunan infrastruktur diharapkan mampu mendorong populasi industri dan membuka lapangan kerja sektor manufaktur di wilayah luar Jawa.

Akhir-akhir ini, pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan itu disertai dengan penguatan konektivitas antarpusat pertumbuhan ekonomi serta antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya.

Advertisement

KEK di Indonesia dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

KEK bisa terdiri dari satu atau beberapa zona yaitu zona pengolahan ekspor, zona logistik, zona industri, zona pengembangan teknologi, zona pariwisata, zona energi, dan zona ekonomi lain. Hal ini relevan dengan teori ekonomi klasik yang antara lain dipelopori David Ricardo pada abad ke-19, setiap negara diajarkan untuk berdagang barang dan jasa yang mempunyai keunggulan komparatif di mana dapat dihasilkan secara lebih efisien dibandingkan negara lain.

Studi Nel dan Rogerson pada 2013 berpendapat bahwa mayoritas KEK dibentuk di daerah dekat pelabuhan ketimbang di daerah pedalaman. Hal ini relevan dengan KEK di Indonesia yang didukung dengan hub transportasi seperti pelabuhan, staisun kereta api, dan bandara.

Tercatat ada 9 KEK yang didukung infrastruktur pelabuhan yaitu KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, KEK Palu, KEK Bitung, KEK Tanjung Api-Api, KEK Morotai, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), KEK Tanjung Kelayang, dan KEK Sorong. Selain itu, ada 5 KEK yang didukung oleh transportasi kereta api yaitu KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, KEK Palu, KEK Bitung, dan KEK Tanjung Api-Api.

Adapun KEK yang didukung infrastruktur bandara yakni KEK Tanjung Lesung, KEK Mandalika, KEK Bitung, KEK Morotai, KEK Tanjung Kelayang, dan KEK Sorong. Seluruh dukungan infrastruktur KEK ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas KEK dimana diharapkan akan berdampak riil pada pertumbuhan ekonomi na­sional.

DAMPAK EKONOMI

Studi Nel dan Rogerson pada 2013 menyatakan bahwa kesuksesan KEK bervariasi tergantung karakteristik daerah atau negaranya. KEK akan mempunyai lebih banyak tantangan untuk berhasil jika kawasan jauh dari pusat transportasi, berada di daerah terisolasi, dan memiliki kesulitan dalam pembebasan lahan.

Studi kuantitatif saya pada 2021 menemukan adanya dampak positif yang ditimbulkan KEK di Indonesia. Sembilan KEK di Indonesia yang mempunyai fokus utama di industri pengolahan menunjukkan dampak positif terhadap proses transformasi struktural. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya share persentase Produk Domestik Regional Bruto sektor industri pengolahan di kesembilan daerah KEK.

Patut dicermati bahwa pembangunan KEK beserta infrastruktur pendukungnya itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi untuk dua jangka waktu. Pertama, berdampak pada kenaikan investasi dalam jangka menengah. Peningkatan investasi meningkatkan belanja barang dan jasa serta proses transformasi ekonomi

Kedua, KEK di Indonesia diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional melalui pengurangan tingkat pengangguran, dan peningkatan ekspor. Jika pertumbuhan jangka panjang menjadi target pemerintah, kinerja KEK akan lebih baik jika diselaraskan dengan bonus demografi yang akan dialami Indonesia.

Puncak bonus demografi Indonesia yang diperkirakan terjadi sekitar 2030 perlu diisi dengan tenaga kerja yang terampil disertai lapangan pekerjaan yang memadai.

Adapun jika Pemerintah ingin membentuk KEK baru, sebaiknya memilih daerah yang mempunyai akses transportasi yang memadai. Hal ini juga melihat best practice international bahwa mayoritas KEK yang sukses dibentuk di daerah dekat pelabuhan daripada di daerah pedalaman. Pemilihan daerah atau lokasi yang tepat untuk pembentukan KEK diharapkan dapat meningkatkan efektivitas atau kesuksesan kawasan ekonomi khusus.

Hal yang juga penting tentu sinkronisasi kebijakan dan sinergi antara pemerintah daeraha dan pemerintah pusat dalam mengidentifikasi potensi perekonomian suatu daerah sehingga pemerintah dapat secara tepat menentukan jenis zona industri bagi KEK yang akan dibentuk di suatu daerah.

Pada akhirnya, kita dapat berbangga dengan keberadaan KEK beserta infrastrukturnya yang terbukti mampu berdampak positif pada proses transformasi struktural. Walapun kita tetap harus berhati-hati agar dalam jangka panjang dampak keberadaan KEK makin signifikan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harus diakui keberadaan KEK memang tidak menjamin kepastian kemajuan bangsa, tetapi pembentukan KEK merupakan usaha untuk menumbuhkan pusat ekonomi lokal baru yang akan menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja

Jogja
| Kamis, 28 Maret 2024, 15:12 WIB

Advertisement

alt

Film Horor Gunakan Unsur Islam dalam Judul, MUI Sebut Simbol Agama Harus di Tempat yang Pas

Hiburan
| Selasa, 26 Maret 2024, 09:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement