Advertisement
Implementasi 8000 HPK sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Bonus Demografi Indonesia tahun 2030

Advertisement
Indonesia, pada tahun 2030 diprediksi akan mengalami periode bonus demografi dimana penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (anak-anak dan lansia). Di masa tersebut, penduduk usia produktif diperkirakan mencapai 64 persen dari proyeksi total jumlah penduduk, sekitar 297 juta jiwa. Bagaimana Indonesia agar dapat memanfaatkan bonus demografi tersbut?
Berkaca pada negara lain, Tiongkok, sebagai negara yang memiliki penduduk yang sangat besar di decade 90-an, dapat mengatasi bonus demografi dengan memberdayakan SDM dengan menitikberatkan pada home industry komponen elektronik. Investasi di bidang pendidikan dilakukan secara massal. Tiongkok focus dalam mencetak pendidikan tenaga professional.
Advertisement
Saat ini, Penduduk yang nantinya menjadi usia produktif di tahun 2030-2040 adalah mereka yang sekarang berusia 8-18 tahun. Umur tersebut masuk ke dalam periode usia anak-anak dan remaja. Periode yang sangat bagus dalam memperkenalkan kembali siklus kehidupan dan implementasi 8000 hari pertama kehidupan (HPK). Pengenalan siklus kehidupan mulai dari lahir hingga berpulang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup baik deri segi Kesehatan, keuangan dan pendidikan. Sementara, implementasi 8000 HPK merupakan masa penting dalam menentukan kualitas siklus hidup selanjutnya.
Investasi 8000 HPK merupakan program lanjutan dari 1000 HPK yang diimplementasikan untuk pencegahan stunting. Program 1000 HPK merupakan prioritas utama, namun fase 7000 hari juga perlu dioptimalkan. Program 1000 HPK fokus pada peningkatan gizi ibu hamil hingga anak balita. Sementara, program 8000 HPK juga memfokuskan pada masa kanak-kanak dan anak remaja (5-14 tahun). Upaya promotive dan preventif pada penyakit infeksi dan kecacingan, suplementasi micronutrient dan pangan multifortifikasi adalah upaya peningkatan kualitas status gizi di masa tersebut. Pesan penting untuk remaja 10-19 tahun diantaranya berkaitan dengan gaya hidup sehat, Kesehatan mental, pendidikan gizi dan Kesehatan reproduksi.
Pesan pada gaya hidup sehat pada remaja denga bebas merokok, alcohol dan pencegahan cedera pada kecelakaan. Edukasi gizi berfokus pada pemilihan makan sehat, aman dan gizi seimbang. Sementara itu, kesehatan mental diupayakan bagi remaja agar sejahtera, menyadari potensi diri, mampu mengatasi berbagai tekanan hidup normal di berbagai situasi, bekerja secara produktif dan bisa berkontribusi pada komunitasnya. Kesehatan reproduksi remaja perlu diupayakan untuk mencegah permasalahan seksual dan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan, risiko infeksi menular seksual, termasuk disini HIV/AIDS, unsafe abortion dan kekerasan seksual.
Implementasi 8000 HPK merupakan pendekatan sepanjang hayat (lifecourse) sehingga dapat sejalan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pendekatan sepanjang hayat (lifecouse) ini tidak hanya terfokus pada bidang kesehatan dari aspek biomedis melainkan juga memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi kesehatan seperti faktor sosial maupun ekonomi. Dengan adanya program 8000 HPK maka status kesehatan seseorang dapat di ikuti sejak masa konsepsi hingga masa berikutnya. Melalui program 8000 HPK ini diharapkan dapat memutus siklus stunting sehingga dapat melahirkan bonus demografi yang unggul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- HIKMAH RAMADAN: Tasamuh Sesama Muslim dalam Perbedaan Gerakan Salat
- HIKMAH RAMADAN: Merangkul Duka, Menemukan Cahaya
- HIKMAH RAMADAN: Meningkatkan Keterampilan Regulasi Emosi Anak saat Ramadan
- HIKMAH RAMADAN: Lansia Sehat, Berilmu, Bertaqwa, dan Bahagia
- NGUDARASA: Ramadan Mubarak, Korupsi Pun Terkuak
Advertisement

Top Ten News Harianjogja.com Minggu 4 Mei 2025: Hasil Pertandingan Barcelona hingga PNM Hentikan Lelang Tanah Mbah Tupon
Advertisement

Aktor Keluarga Super Irit, Bicara Kekuatan Pesan Sebuah Film
Advertisement
Advertisement