Advertisement

OPINI: Merangkul AI dengan Elegan

R.A Vita Astuti, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Selasa, 04 April 2023 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Merangkul AI dengan Elegan R.A Vita Astuti, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Advertisement

Di awal 2023 mulai ramai diperbincangkan keberadaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang bernama ChatGPT atau kepanjangannya Chat Generative Pre-trained Transformer. AI ini mulai diluncurkan di Ohio, Amerika Serikat, di akhir tahun 2022 tapi mulai merebak dibicarakan terutama di dunia pendidikan ketika semester baru akan dimulai pada bulan Februari 2023.

ChatGPT adalah mesin pencari jawaban yang dianggap lebih akurat dan lebih detail daripada Google. Bentuk jawaban ChatGPT lebih kontemporer dan manusiawi yang mirip dialog. Berbeda dengan Google yang masih tradisional dengan hanya menunjukkan informasi halaman web dan data hasil yang paling relevan.

Advertisement

Kemunculan Google saja sudah mengkhawatirkan dunia pendidikan karena mempertanyakan integritas pekerjaan murid atau mahasiswa. Semua soal dan pertanyaan tinggal diketik dan AI memberikan jawaban bahkan dengan dukungan data yang bisa dianggap kredibel.

Tantangannya hanya keterampilan mencari kata kunci, ketekunan mencari sampai tuntas dan sinyal Internet yang kuat dan cepat.

Ketika mengadakan persiapan perkuliahan, beberapa perguruan tinggi memberi peringatan kepada para dosennya tentang keberadaan ChatGPT ini.

Mahasiswalah yang paling terbantukan dengan mesin pencarian ini karena tuntutan tugas yang berbentuk esai atau paper. ChatGPTlah jawabannya karena sistem pencariannya dengan menerima pertanyaan apapun dan menjawabnya dalam bentuk paragraf, bahkan poin-poin yang diharapkan oleh sebuah perintah tugas esai atau paper.

Risiko Penggunaan

Walau tujuan diciptakannya ChatGPT ini untuk membantu manusia, seperti halnya semua teknologi, potensi risiko yang merugikan selalu ada. Ancaman keberadaan ChatGPT ini cukup banyak ke berbagai bidang. Salah satunya adalah informasi yang didapat dari AI ini bisa disalahgunakan, misalnya untuk kepentingan politik, propaganda, hoaks serta pemalsuan identitas atau informasi. 

Keakuratan jawaban-jawaban yang diberikan sebenarnya belum terbukti, hanya dianggap akurat saja. Dari sisi ilmiah, ChatGPT kurang memberikan sumber dari data dan informasi yang disampaikan. Tidak kredibel. Hanya berupa narasi dan analisis berdasarkan pandangan umum atau common sense. Bahayanya, ketidakakuratan ini bisa menimbulkan banyak persepsi, salah satunya stereotipe atau prasangka atau salah paham terhadap suatu konsep dan konteks. Bila pengguna tidak kritis, pembiasan bisa dianggap benar dan akan timbul ketidakadilan terhadap salah satu pihak yang dibicarakan. Bahkan diskriminasi bisa tercipta gara-gara ketidakakuratan data tersebut.

ChatGPT adalah produk kecerdasan buatan. Cerdas. Pengguna memanfaatkan ini tanpa menggunakan kecerdasannya sendiri. Kemalasan berpikir sangat terdukung dengan keberadaan AI ini. Bila pengguna sudah merasakan bantuan ChatGPT, dia akan lebih cenderung menggunakan layanannya untuk mencari jawaban pertanyaan, apapun pertanyaan tersebut.

Misalnya dia mendapat tugas mencari strategi marketing, tanpa berpikir panjang dia akan membuka ChatGPT karena pasti mendapat jawaban cepat dan cukup komplit walau tanpa dasar sumber yang kredibel. Semakin lama kemalasan berpikir ini akan menuju pada hilangnya kreativitas dan keterampilan berpikir kritis. Ketergantungan ini cukup mengkhawatirkan.

Tingginya penggunaan dan ketergantungan pada ChatGPT menciptakan pengangguran. Semua jawaban ada di mesin ini sehingga banyak lapangan pekerjaan yang dimungkinkan tergantikan. Bila dunia pendidikan dianggap hanya sebagai sumber pengetahuan, ChatGPT sudah menjadi sumber utama, bahkan Google sudah lama menggantikannya. Guru atau dosen bukan lagi sebagai narasumber pertama yang dituju oleh murid atau mahasiswa. Jenis pekerjaan yang berhubungan dengan sumber pengetahuan, yang kegiatannya sangat rutin dan berulang harus siap tergantikan, misalnya kreator konten, penerjemah, dan pencari data.

 

Peluang Elegan

Seperti halnya email dan aplikasi WhatsApp, ChatGPT tidak bisa kita hindari keberadaan dan penggunaannya. Bisa saja kita memilih tidak menggunakan, tapi kita tidak bisa mencegah teman atau orang lain yang bekerja sama dengan kita memanfaatkannya dan cukup mempengaruhi proses kinerja dan hasil yang dituju. Pilihan bijak adalah merangkul ChatGPT dengan positif dan berintegritas tanpa kita kehilangan jati diri dan harga diri, alias elegan.

Bagaimanapun, ChatGPT bukanlah manusia, itu kelemahannya. Mesin ini tidak bisa memberikan keterampilan dalam bentuk produksi dan tingkah laku. Mesin ini juga tidak bisa memberikan penilaian atau kebijakan yang membutuhkan berbagai pertimbangan dari sisi manusiawi dan etika tentang baik dan benar. Sepantasnya kelemahan ini menjadi peluang bagi kita yang merasa terancam dengan keberadaannya.

Kekuatan kecerdasan buatan ini di ranah data dan informasi. Tantangan kita adalah berpikir kritis dan kreatif. Kita bisa menggunakan ChatGPT untuk memperluas wawasan dengan cepat dan efektif lalu memanfaatkannya sebagai dasar untuk meningkatkan kreativitas kita dengan menciptakan hal baru yang otentik dari diri kita sendiri. Gunakan ChatGPT sebagai landasan untuk berpikir, bukan sebagai jawaban akhir.

Selain memperluas wawasan, ChatGPT bisa dipakai untuk memancing pemikiran kritis kita. Caranya, semua asumsi dan jawaban yang diberikan mesin tersebut kita pertanyakan. Anggaplah semua jawaban tidak kredibel, tidak reliabel dan tidak berkualitas sama sekali. Posisikan jawaban sebagai pemicu argumen selanjutnya. Pertanyakan apakah semua benar. Proses berpikir kritis kita akan semakin dalam dan luas dengan banyaknya perspektif dan opini yang diberikan oleh ChatGPT.

Sama dengan pilihan, akhirnya penggunaan ChatGPT kembali tergantung pada diri kita sendiri. Menggunakannya sehingga kita kecanduan dan kehilangan jati diri. Atau, menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan akal budi kita sehingga semakin kritis dan kreatif dengan elegan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Akhirnya DPUP-ESDM DIY Mulai Sosialisasi Normalisasi Tanjakan Clongop Pekan Depan

Gunungkidul
| Jum'at, 19 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu Kristen Tak Terbatas, Tuhan Akan Angkat Kamu From Mess to Masterpiece!

Hiburan
| Jum'at, 19 April 2024, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement