Advertisement

HIKMAH RAMADAN: Menata Keuangan Ramadan Menuju Moderat Financial

Syarif As’ad
Rabu, 19 April 2023 - 06:37 WIB
Bhekti Suryani
HIKMAH RAMADAN: Menata Keuangan Ramadan Menuju Moderat Financial Syarif Asad - Dok.Pribadi

Advertisement

Sekilas tidak ada yang salah dengan pengeluaran keuangan selama bulan Ramadan. Sebagian diantara masyarakat muslim menganggap hal yang wajar bila kita mengalokasikan uang lebih untuk kebutuhan konsumsi keluarga selama bulan Ramadan.

Penyediaan kebutuhan berbuka dan sahur yang lebih istimewa dari hari-hari biasanya, makanan dan minuman kesukaan, hingga pakaian serba baru anggota keluarga untuk mempersiapkan Lebaran, ditambah biaya perjalanan mudik yang sering kali membutuhkan uang yang tidak sedikit.

Advertisement

Pada sebagian yang lain dari masyarakat, memiliki pandangan bahwa masa pemulihan ekonomi keluarga setelah pandemi Covid-19 mereda, disusul berbagai isu ekonomi yang dinilai belum stabil, maka dirasa perlu untuk menghemat dan hanya mengalokasikan keuangan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok saja selama bulan Ramadan tahun ini.

Kewajaran ini sebagai sebuah interpretasi yang bila kita tinjau ulang justru dapat menjadikan Ramadan sebagai media dan tempat belajar, agar bagaimana seorang muslim bisa menjadi orang yang dapat menahan hawa nafsu sekaligus tidak kikir (pelit) dan sebaliknya tidak berlebihan (israf) dalam membelanjakan hartanya.

Sebagaimana Allah telah tunjukkan melalui Surat Al Isra’ [17] ayat 29: “Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu [kikir] dan jangan [pula] engkau mengulurkannya secara berlebihan sebab nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal,”.

Ayat tersebut menyiratkan bahwa meskipun secara ekonomi dalam keadaan yang cukup sulit seperti saat ini, kita tidak boleh mengabaikan orang lain yang kurang beruntung, sehingga harta yang kita miliki merupakan amanah yang sebagian berhak kita berikan kepada mereka yang lebih membutuhkan. Dengan demikian kita telah terhindar dari ketercelaan yang disebabkan harta kita.

Selama melaksanakan ibadah di bulan puasa yang semestinya kita khusyuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai amalan, justru seringkali kita malah disibukkan dengan rutinitas konsumsi yang banyak dan persiapan mudik ke kampung halaman serta hiruk-pikuk jelang Lebaran, yang tidak jarang kemudian menguras uang yang seharusnya ditabung dan diinvestasikan untuk masa yang akan datang. Hal ini tanpa disadari dan diluar kendali ternyata menunjukkan perilaku boros dalam membelanjakan harta yang berakhir penyesalan.

Islam sebagai jalan tengah telah memberikan panduan kepada umat muslim bahwa membelanjakan harta baik dalam konteks pemenuhan kebutuhan jasmani maupun konteks berderma seperti infak dan sedekah dibutuhkan jalan tengah yang moderat yaitu hemat, sewajarnya, tidak pelit dan tidak boros.

Banyak kesempatan yang dapat kita pelajari dari momentum Ramadan dalam meningkatkan literasi keuangan berdasar nilai-nilai Islam. Mempelajari dan memahami pengelolaan keuangan dengan baik merupakan ajaran Islam yang mulia, terlebih bila dapat menjadi tradisi dalam kaitannya dengan bulan Ramadan sebagai bulan pembelajaran yang dapat membentuk kita semua sebagai seorang muslim, yang menyadari pentingnya hidup hemat sekaligus tidak berlebihan dalam membelanjakan harta. (**)

Syarif As’ad

Dosen Prodi Ekonomi Syariah, UMY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Film Horor Gunakan Unsur Islam dalam Judul, MUI Sebut Simbol Agama Harus di Tempat yang Pas

Hiburan
| Selasa, 26 Maret 2024, 09:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement