Advertisement

OPINI: Karakteristik Psikologis Pemimpin Pilihan

Fatchiah Kertamuda
Senin, 08 Mei 2023 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
OPINI: Karakteristik Psikologis Pemimpin Pilihan Fatchiah Kertamuda - JIBI

Advertisement

Partai-partai yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan memenuhi syarat untuk lolos verifikasi ada sekitar 17 partai. Pada Oktober-November 2023 ini, calon kandidat presiden dari partai pengusung akan mulai ditampilkan dan didaftarkan untuk Pemilu 2024.
Pemilu sebagai salah satu perjalanan penting bagi demokrasi Indonesia. Diharapkan masyarakat dapat memperoleh pemimpin pilihan yang tepat untuk mewujudkan cita-cita UUD 1945.

Pemimpin yang diharapkan merupakan sosok panutan bagi setiap orang yang dipimpinnya untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapainya. Bagaimana dapat menjadi sosok pemimpin yang hebat, berkualitas, populer, berintegritas dan beragam harapan pemimpin yang benar-benar diinginkan?

Advertisement

Semua harapan tersebut tentulah individu yang memiliki kemampuan yang mumpuni, berkarakter dan siap untuk menjalankan perannya. Psikologi memainkan peran penting dalam merekayasa calon pemimpin yang diharapkan tersebut.

Ditinjau dari istilahnya, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari terkait dengan perilaku dan pikiran seseorang. Perilaku ini adalah sesuatu yang bisa dilihat, diamati oleh orang lain. Sedangkan pikiran seseorang, dalam hal ini pemimpin adalah sesuatu yang tidak tampak, tidak terlihat, dan tidak dapat dipastikan apa yang sedang terjadi pada seseorang.

Kedua hal penting tersebut dapat ‘direkayasa’ agar calon pemimpin pilihan dapat memilikinya. Namun demikian yang terpenting adalah bagaimana hasil ‘rekayasa’ tersebut dapat benar-benar menginternalisasi dalam diri pemimpin.

Perilaku bagi seorang pemimpin adalah modal utama. Hal ini dikarenakan setiap gerak-gerik perilaku yang ditunjukkannya akan menjadi patokan dan menjadi model apakah sosok pemimpin ini adalah pemimpin yang memiliki kualitas hingga layak untuk dipilih.

Selain itu juga dalam keilmuan psikologi khususnya psikologi politik, hal ini menjadi faktor penting untuk menentukan kelayakan calon pemimpin ditinjau dari kepribadiannya sebagai calon pemimpin. Allport, tokoh di bidang Psikologi individu, mengemukan bahwa seorang individu adalah makhluk masa kini daripada makhluk masa lampau.

Untuk dapat memiliki karakteristik psikologi yang mumpuni dan dapat menjadi sosok pemimpin yang nanti akan ‘beradu’ maka setiap calon pemimpin haruslah dikuatkan dengan watak yang tetap mengacu pada norma yang ada.

Di sinilah cara kemampuan seseorang agar dapat membentuk dirinya menjadi sesuai apa yang diharapkan calon pemilihnya nanti. Pada saat ini, tantangan pemimpin adalah dia harus memiliki magic atau daya tarik tersendiri dalam membentuk dirinya akan menjadi seperti apa (populer atau tidak populer) melalui media sosial.

Media sosial telah menjadi ajang untuk dapat menentukan dalam memilih calon pemimpin. Jost & Sidanius (2004) dalam bukunya Political Psychology menyebutkan bahwa masa pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 1960, media telah menjadi salah satu saluran dan variabel kunci untuk dapat memenangi pemilihan Presiden melalui debat presiden.

Nilai Jual
Karakteristik psikologis pemimpin akan menjadi sorotan dari para pengamat politik, konsultan yang akan mengenalkan calonnya kepada publik. Untuk itu pemimpin yang dapat mengikuti dan nantinya dapat populer tentu harus memiliki daya tarik atau nilai jual.
Keterpaduan dari empat hal ini yaitu komitmen, keluasan wawasan, kemampuan public speaking, dan karakter akan menjadi faktor penting pemimpin pilihan.

Pertama, pemimpin itu perlu memiliki komitmen yang terus menerus terjaga secara konsisten dan berkesinambungan.
Kedua, adalah keluasan wawasan. Pengetahuan atau knowledge harus dan wajib hukumnya dimiliki oleh pemimpin ke depan.
Ketiga, adalah kemampuan public speaking. Pada era saat ini penting seorang pemimpin memiliki kemampuan public speaking untuk menyampaikan informasi dan wawasan dengan rasa percaya diri. Ini akan jadi kekuatan dan daya tarik bagi calon pemilihnya.
Keempat, adalah berkarakter. Karakter berarti menampilkan nilai-nilai seperti kepercayaan kejujuran, kebaikan, kedermawanan dan keadilan. Pemimpin harus dapat diteladani, dicontoh. Semua itu harus konsisten di setiap langkah yang dilalui.

Di dalam dunia politik, karakteristik psikologis menjadi penting bagi pemimpin. Nilai plus bila dilengkapi dengan kinerja yang optimal agar dapat survive di tengah tantangan dan situasi sulit yang terus menerus dihadapinya.

Kepribadian yang kuat dan berkarakter dapat ‘direkayasa’, hingga nantinya dapat menginternalisasi menjadi kepribadian yang riil. 

Fatchiah Kertamuda
Wakil Rektor Universitas Paramadina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Berikut Rangkaian Program Pilihan Keluarga Indonesia Paling di Hati, Hanya di MNCTV

Hiburan
| Selasa, 23 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement