Advertisement

OPINI: Fisioterapi Tiang Rehabilitasi Medis Pasca-Strok

Amelia Savitri dan Totok Budi Santoso
Senin, 24 Juli 2023 - 06:37 WIB
Bhekti Suryani
OPINI: Fisioterapi Tiang Rehabilitasi Medis Pasca-Strok Amelia Savitri - Dok Pribadi

Advertisement

Strok atau cerebrovaskular accident menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak dengan gejala-gejala yang berlangsung 24 jam atau lebih (Arifianto, 2014). Strok merupakan kematian beberapa sel otak secara mendadak disebabkan karena kekurangan oksigen ketika aliran darah ke otak hilang karena adanya penyumbatan atau pecahnya arteri di otak (Johnson et al., 2016).

Penyakit strok merupakan karakteristik klasik yang menunjukkan terjadinya defisit neurologis yang dikaitkan dengan cedera fokal akut dari sistem saraf pusat (SSP) yang berasal dari pembuluh darah, termasuk infark serebral, perdarahan serebral dan perdarahan subaraknoid, dan merupakan penyebab utama kecacatan serta kematian di seluruh dunia (AHA/ASA, 2013).

Advertisement

Fisioterapi sangat penting untuk penanganan rehabilitasi medis pasien-pasien pasca-serangan strok ataupun beberapa kasus penyakit lain yang memerlukan pemulihan lebih lanjut. Umumnya, pasien dengan gangguan keterbatasan gerak pada tubuh, nyeri sendi atau otot, hingga pasien dengan gangguan napas.

Terapi Strok
Terapi strok dapat membantu mengembalikan kekuatan dan kemampuan untuk menggerakkan tubuh. Neurofisioterapi adalah spesialisasi terapi fisik yang disebabkan oleh kerusakan pada otak dan sistem saraf seperti pada strok. Terapis fisioterapi akan memberikan program terapi yang sesuai dengan kondisi pasien. Penanganan fisioterapi pada strok akan dilakukan setelah terjadi serangan strok.

Strok dapat menyebabkan kerusakan otak yang membuat pasien mengalami kelemahan atau kelumpuhan di salah satu sisi tubuh dan kesulitan menggerakkan tubuh sehingga menghambat aktivitas harian. Terapi dapat membantu mengembalikan kekuatan dan kemampuan untuk menggerakkan tubuh.

Terapi fisik untuk strok dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan pasca-serangan dan menghindari komplikasi yang bisa memperlambat proses pemulihan. Dalam program terapi ini, terapis juga akan memberi tahu pasien atau keluarga pasien bagaimana posisi yang tepat untuk berbaring dan cara yang duduk dengan aman (ambulansi).

Beberapa kondisi pasien akan direkomendasikan untuk menggunaan alat bantu berjalan seperti kursi roda, walker dan juga tongkat. Seiring berjalannya waktu, terapi fisik strok akan membantu pasien lebih mandiri dan melakukan berbagai hal lainnya lebih dari sekadar menggerakkan anggota tubuh dengan kurun waktu terapi secara intensif selama beberapa bulan hingga tahun tergantung kondisi pasien.

Umumnya terapi dilakukan selama empat bulan hingga lebih dari satu tahun. Modalitas fisioterapi pada kasus pasca-strok yaitu berupa Infra Red (IR) untuk mengurangi nyeri dan kekakuan pada otot, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) untuk stimulasi saraf dan otot, Propioceptive Neuromuscular Facilitation untuk menambahkan lingkup gerak sendi hingga mengurangi nilai spastisitas dan pemberian latihan berjalan.

Tindakan fisioterapi harus diberikan sedini mungkin karena penyembuhan pada pasien post-stroke sangat baik pada saat Golden Period (0-6 bulan). Fisioterapi juga akan memberikan dukungan berupa motivasi untuk sembuh kepada pasien dan keluarga pasien dalam penanganan keseharian pasien selama di rumah dan di luar rumah. Motivasi membantu untuk terlibat aktif dan mempelajari gerakan-gerakan normal tubuh dalam setiap sesi terapi. Biasanya, terapis juga akan menentukan alat apa saja yang sekiranya diperlukan.

Kapan kita memerlukan Fisioterapi? Terapis fisioterapi tergolong sebagai tenaga medis yang cukup fleksibel untuk beberapa kasus. Terapis fisioterapi tersebar di lahan mana saja yang bisa kita cakup, bisa di lapangan olahraga sebagai tenaga medis atlet olahraga hingga pelayanan homecare bagi pasien yang memerlukan intervensi lanjutan atau memiliki beberapa halangan untuk bisa pergi ke klinik atau rumah sakit.

Fisioterapi mencakup fisioterapi anak (pediatri) mencakup kasus antara lain cerebral palsy, global development delay, developmental coordination disorder (DCD), kelainan neuromuskular, acquired brain injury dan down’s syndrome. Fisioterapi neurologis seperti gangguan neurologis atau saraf, seperti alzheimer, parkinson, cedera tulang belakang dan juga strok seperti pembahasan kasus strok di atas.

Amelia Savitri dan Totok Budi Santoso
Profesi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Keberangkatan Bus Damri Tujuan Jogja-Bandara YIA dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 22 September 2023, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Yonghwa Titip Salam untuk "Mantan Istri", Seohyun

Hiburan
| Rabu, 20 September 2023, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement