Advertisement
OPINI: AI Kunci Personalisasi Keuangan Pribadi pada Perbankan

Advertisement
Belakangan ini, masyarakat digegerkan dengan pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) dikehidupan sehari-hari. Secara umum, teknologi ini merujuk pada sebuah program komputer yang dirancang menyerupai kecerdasan manusia.
Kemampuan yang dimiliki oleh teknologi ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh manusia. Kehebatan AI antara lain melakukan pengambilan keputusan dengan pengolahan data yang besar (big data), logika serta karakteristik kecerdasan lainnya. Big data memegang peran penting dalam pengoperasian AI karena diperlukan data dengan jumlah besar agar sistem ini mampu berpikir, memproses dan mengambil keputusan yang berkualitas dan akurat.
Advertisement
AI kemudian disadari sebagai teknologi yang memahami sifat pemikiran dan tindakan cerdas sebagai perwujudan eksperimental abad ini (Shank & Gott, 2019). Dalam perkembangannya, AI kemudian didukung dengan metode komputer seperti deep learning, voice recognition, face recognition dan sistem lainnya.
Penggunaan AI telah dilakukan diseluruh dunia. Beberapa penelitan menjelaskan bahwa negara—negara di Eropa dan Amerika Serikat adalah negara pionir dalam mengaplikasikan sistem AI (Sousa et.al., 2019). Selain itu, China merupakan salah satu negara dengan penelitian progesif serta penggunaan AI yang terus berkembang.
Sampai sejauh ini, penggunaan kecerdasan buatan dimanfaatkan di berbagai industri di antaranya didunia pendidikan, kesehatan, produk dan jasa serta manufaktur. Perusahaan yang menjadi pemain awal dan utama pengguna AI di Indonesia antara lain perusahaan telekomunikasi, start-up dan pemerintah (Ririh et.al, 2020).
Industri Keuangan
Selain di bidang pendidikan, kesehatan serta reformasi birokrasi pada pemerintahan, AI juga dapat dimanfaatkan di dunia bisnis salah satunya industri keuangan. Di industri keuangan khususnya perbankan, kecerdasan buatan (AI) merevolusi cara konsumen dan perusahaan mengakses dan mengelola keuangan nasabah.
Kecerdasan ini mencakup penggunaan asisten untuk layanan chatbot hingga mendeteksi penipuan/fraud. Berdasarkan kategori kegiatan perbankan, AI berperan sebagai berikut: a. Front Office sebagai penguat data terkait otentikasi dan identifikasi pelanggan, wealth management dan lainnya; b. Middle office sebagai pendeteksi risiko penipuan dalam pembayaran, sebagai support Know Your Customer (KYC), Anti Money Laundering (AML) dan pengambilan keputusan dalam peminjaman ; c. Back office sebagai pengambil keputusan dengan melihat wawasan bisnis dan startegi, penyederhana proses backend dan lainnya (IDRBT Report).
Dimasa kini, layanan perbankan menawarkan layanan “personal service” dengan menghadirkan kustomisasi personal finance untuk nasabah. Hal yang mendasari adalah nasabah yang semakin “haus” akan kemandirian finansial sehingga membutuhkan layanan dengan kemampuan pengelolaan kesehatan finansial.
Di sinilah AI berperan dengan menawarkan segala kemudahan dan akses 24/7 ke layanan keuangan pribadi nasabah. AI didesain untuk memproses kegiatan keuangan nasabah se-alami mungkin dengan data keuangan yang tersedia untuk memberikan solusi keuangan individu.
Dengan AI, maka produk/platform mampu mengubah lanskap keuangan pribadi secara menyeluruh mulai dari penganggaran, pelacakan biaya (budgeting) hingga pengelolaan investasi individu. AI mampu memberdayakan manusia untuk mengendalikan kehidupan keuangan pribadi mereka.
Secara nyata, dalam kegiatan personal finance, AI berkontribusi dalam smart budgeting, expense tracking, automated savings and investing, security of fraud, dan lainnya.
Penganggaran serta pelacakan biaya adalah dua hal utama di mana AI berpengaruh di dalamnya. Pada awalnya, kegiatan ini dilakukan secara manual menggunakan sistem seperti excel bahkan catatan yang lebih tradisional. Namun saat ini, perbankan dengan bantuan AI memberikan layanan tersebut mulai dari evaluasi seperti kebiasaan belanja, kategorisasi pengeluaran, bahkan pemberiaan wawasan ke mana uang nasabah pergi dalam satuan waktu, baik mingguan, bulanan, triwulan bahkan dalam satu tahun.
AI secara otomatis dapat melacak transaksi tiap nasabah dan memberikan rekomendasi terkait dengan data yang dihimpun. Hal ini memungkinan konsumen membuat keputusan yang lebih tepat terkiat pola pengeluaran mereka.
Namun perlu dipahami bahwa meskipun algoritma AI unggul dalam mengenali pola dan menyarankan strategi keuangan yang dioptimalkan berdasarkan data historis, algoritma AI sering kesulitan memahami motivasi dan preferensi psikologis di balik keputusan pengeluaran individu (financemagnates.com).
Pada akhirnya, personalisasi keuangan pribadi dengan sentuhan prinsip financial behavior yang mengedepankan aspek psikologis kini mampu ditangani dan diperkaya dengan AI meskipun memiliki keterbatasan tertentu karena kompleksitas perilaku manusia. Di masa depan kecerdasan ini mampu merevolusi banyak hal salah satunya pengelolaan keuangan pribadi dengan lebih sempurna sehingga generasi di masa mendatang mampu membelanjakan, menabung, dan menginvestasikan uang mereka lebih efektif dan efisien. Dengan segala manfaat yang dimiliki oleh AI pada industri perbankan, harapannya, manusia mampu lebih merangkul kecerdasan ini bersamaan dengan penilaian dan introspkesi manusia untuk membuat keputusan keuangan yang selaras dengan nilai-nilai individu. Manusia hendaknya mengenali peran dalam pemanfaatan AI sehingga menjaga keseimbangan AI dan preferensi manusia yang kompleks.
Elisabeth Fiesta Clara S.B.
Dosen Departemen Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rute Bus Trans Jogja, dari Prambanan, Adisucipto, Condongcatur, dan Jombor, Jangan Salah Pilih
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement