HIKMAH RAMADAN: Menahan Diri dan Bersabar dari Sesuatu yang Tak Sesuai Ekspektasi

Semua yang ada di langit dan di Bumi adalah milik-Nya, semua berada dalam genggaman-Nya, dan di bawah kekuasaan-Nya. Allah SWT pula yang mengatur, Dia pula yang akan membalas-Nya, serta Dia akan membalas menurut ilmu-Nya atas segala sesuatu.

Bila kita berada pada track yang baik (senantiasa mengerjakan yang makruf) maka tak perlu ada kekhawatiran perihal penerimaan orang lain yang tak sesua dengan ekspektasi kita. Allah akan membalas segala sesuatu menurut ilmu-Nya, maka serahkan semua pada-Nya, Tuhan Semesta Alam, Pemilik Alam Semesta ini. Sebab Allah akan memberi balasan yang paling sempurna sesuai QS. An-Najm: 41

Lain halnya bila ternyata kita berada dalam track yang salah (mengerjakan perbuatan yang jauh dari nilai-nilai Islam) maka patutlah khawatir dan kecewa pada diri sendiri. Maka kuncinya adalah “Do your best!!” agar tidak ada yang perlu merasa kecewa pada orang lain.

Mengatasi Kecewa
Di bulan Ramadan yang penuh keberkahan ini, menjadi momentum yang tepat bagi kita untuk belajar mengatasi rasa kecewa. Belajar untuk menahan diri agar bersabar dari segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan agar kita bisa belajar menerima dan bersabar atas segala sesuatu yang terjadi pada diri kita.

Pertama, yakinlah bahwa Allah-lah Pemilik Alam Raya ini, hanya kepada-Nya-lah kita meminta dan bergantung. Serta, yakinkan dalam hati bahwa Allah adalah pemberi balasan terbaik. Sebagaimana hal ini telah disebutkan dalam QS. An-Najm (53): 31

“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi. …Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik [surga].”

Kedua, tanamkan dalam hati bahwa kita sama sekali tidak memikul dosa orang lain. Setiap hamba Allah akan menuai apa yang telah ia usahakan. Serta, sesuatu yang telah Allah tetapkan menjadi milik kita maka tidak akan pernah salah sasaran, begitu pula sebaliknya. Hal ini telah disebutkan pula dalam QS. An-Najm (53): 38 dan 39.

Misalkan dalam hal pekerjaan, kita tidak memperoleh apa yang seharusnya menjadi hak kita. Kebanyakan orang akan merasa kecewa berbulan-bulan, hingga mengganggu pikiran dan hati. Maka kuncinya, komunikasikan, konfirmasilah, bila masih tidak menemui apa yang Anda harapkan, maka ikhlaskan! Mohon pada Allah, bila itu Allah takdirkan tidak sampai pada kita maka, itulah yang terbaik.

Ketiga, introspeksi diri. Jangan-jangan ada kewajiban pekerjaan yang tidak tertunaikan sehingga Allah tidak rida dengan kita untuk mendapatkan sesuatu yang menurut kita menjadi hak kita. Pentingnya sebelum menilai buruk orang lain, ada baiknya nilailah diri sendiri dengan kerendahan hati dan kekhusyukan, dari situ Allah akan bimbing untuk menemukan jawaban “kenapa demikian?” Kita akan mendapatkan jawaban dengan keridaan hati, sehingga kita akan lebih merasa tawadu, ikhlas dan tawakal ‘alaAllah’.

Keempat, bila masih sulit menghilangkan rasa kecewa yang berlarut dan mendalam, maka perbanyaklah beristigfar, berdoa serta bersyukur.

Kelima, tanamkan dalam lubuk hati terdalam bahwa ikhtiar-ikhtiar kita akan menuai pahala dan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Surat An-Najm disebutkan hal ini mulai dari ayat ke-40 hingga 43.

Hapus perlahan rasa kecewa kita yang terlalu berharap pada makhluk Allah. Berharaplah hanya pada zat yang kekal, Allah SWT! Sebagaimana disebutkan pula dalam QS. An-Najm (53): 62 : “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah [Dia]”.

Nurul Aisyah
Dosen Fakultas Agama Islam UMY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News