Advertisement
OPINI: Lapas Perlu Kebijakan Soal Kedekatan Emosional Narapidana dengan Petugas
Advertisement
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) perlu kebijakan yang mengatur kedekatan emosional antara petugas dengan narapidana. Kasus penyelewengan antara petugasĀ Lapas atau rumah tahanan (Rutan) dengan narapidana sering terjadi. Biasanya petugas Lapas memberikan fasilitas kepada narapidana dengan beragam imbalan seperti yang pernah terjadi di Rutan KPK yang melibatkan 93 yang akhirnya 66 di antaranya dipecat.
Hal ini salah satu penyebabnya dipicu oleh kedekatan antara petugas Lapas dengan narapidana. Meski dalam beberapa kasus hubungan kedekatan itu efektif untuk membangun koneksi antarindividu dan memfasilitasi proses rehabilitasi.
Advertisement
Akan tetapi di berbagai kasus yang terjadi justru dapat menimbulkan konflik kepentingan, pelanggaran etika, bahkan kekhawatiran akan keamanan. Dalam konteks ini, penting untuk menjelajahi berbagai aspek dan implikasi dari kedekatan emosional antara petugas lapas dan narapidana.
Hubungan antara petugas lapas dan narapidana seharusnya didasarkan pada profesionalisme dan batasan yang jelas. Petugas lapas memiliki tanggung jawab menjaga keamanan dan ketertiban di Lapas. Adapun narapidana harus menjalani hukuman yang dijatuhkan oleh hukum. Jika terlalu dekat secara emosional dapat menimbulkan konflik kepentingan dan mengganggu kinerja petugas lapas dalam menjalankan tugasnya dengan objektif.
Ada argumen bahwa kedekatan emosional antara petugas lapas dan narapidana dapat memiliki dampak positif dalam proses rehabilitasi. Alasannya hubungan ini dapat membantu narapidana merasa didukung dan didengar, yang ujungnya dapat meningkatkan motivasi mereka untuk berubah dan memperbaiki perilaku narapidana. Selain itu, kedekatan emosional dapat membantu mengurangi tingkat kekerasan di Lapas dengan menciptakan lingkungan yang aman.
Namun, risiko penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran etika juga harus dipertimbangkan. Kedekatan emosional yang tidak sehat antara petugas lapas dan narapidana dapat menyebabkan penyalahgunaan kekuasaan, diskriminasi, atau bahkan pelecehan terhadap narapidana. Selain itu, dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap Lapas dan mengganggu integritas sistem peradilan pidana secara keseluruhan.
Selain itu, ada kekhawatiran akan keamanan yang harus diperhatikan. Kedekatan emosional antara petugas lapas dan narapidana dapat menyebabkan konflik kepentingan mengancam keamanan di Lapas. Narapidana merasa memiliki hubungan khusus dengan petugas lapas mungkin mendapatkan perlakuan istimewa yang tidak seharusnya mereka dapatkan. Hal ini berpotensi merugikan narapidana lain atau bahkan memicu ketegangan di antara mereka.
Oleh karena itu, penting bagi Lapas memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas terkait interaksi antara petugas lapas dan narapidana. Hal ini termasuk pembatasan terhadap jenis interaksi, serta langkah untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan atau pelanggaran etika. Lapas harus memberikan pelatihan memadai kepada petugas lapas tentang batasan profesionalisme dan pentingnya menjaga keseimbangan antara empati dan objektivitas.
Evaluasi
Setiap situasi harus dievaluasi secara individu. Keselamatan dan keamanan harus selalu menjadi prioritas utama, upaya untuk mendukung rehabilitasi narapidana harus dijalankan dengan memperhatikan batasan etis dan profesional. Dengan demikian Lapas dapat menciptakan lingkungan mendukung bagi proses rehabilitasi narapidana tanpa mengorbankan integritas dan keamanan.
Kedekatan emosional bisa menjadi alat yang efektif dalam memfasilitasi rehabilitasi dan membangun lingkungan yang lebih manusiawi di Lapas. Akan tetapi ada risiko penyalahgunaan kekuasaan, konflik kepentingan, dan pelanggaran etika harus selalu diwaspadai.
Evaluasi kedekatan emosional antara narapidana dan petugas lapas, harus mempertimbangkan prinsip dasar keadilan, keseimbangan antara keamanan dan rehabilitasi, serta kepatuhan terhadap standar etika profesional. Kedekatan emosional yang sehat dan sejalan dengan etika dapat membantu membangun hubungan positif dan meningkatkan motivasi narapidana untuk berubah dan memperbaiki perilaku Narapidana.
Namun, terlalu dekat secara emosional juga berpotensi membahayakan integritas dan keamanan Lapas. Penyalahgunaan kekuasaan, konflik kepentingan dan pelanggaran etika menjadi risiko yang harus diwaspadai dan dihindari. Oleh karena itu, penting bagi Lapas memiliki kebijakan dan pedoman terkait interaksi antara petugas lapas dan narapidana. Selain itu pentingnya memberikan pelatihan yang memadai kepada petugas lapas tentang batasan profesionalisme.
Kedekatan emosional antara narapidana dan petugas lapas harus diberikan perhatian dengan cermat. Di satu sisi ada potensi manfaat dalam membangun hubungan yang saling percaya dan saling mendukung, namun d sisi lain berpotensi terjadi penyalahgunaan dan pelanggaran. Dengan pendekatan yang tepat dan berhati-hati, Lapas dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi rehabilitasi narapidana sambil tetap menjaga keamanan dan integritas sistem peradilan pidana.
*Taruna tingkat III Politeknik Ilmu Pemasyarakatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Keluarga Mary Jane Diperkirakan Berkunjung ke Gunungkidul Sebelum Hari Raya Natal 2024
Advertisement
Panen Job Akhir Tahun, Ini Deretan Penyanyi Laris dengan Bayaran Tertinggi di Tanah Air
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement