Advertisement

OPINI: Transformasi Pendidikan SMA, Penghapusan Jurusan

Syariful Fahmi
Kamis, 01 Agustus 2024 - 17:47 WIB
Sunartono
OPINI: Transformasi Pendidikan SMA, Penghapusan Jurusan Syariful Fahmi, Dosen Pendidikan Matematika, FKIP UAD. - Istimewa.

Advertisement

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik (sumber: Kemdikbudristek).

Kurikulum Merdeka memiliki karakteristik pada (1) pengembangan softskills dan karakter, (2) fokus pada materi esensial dan (3) pembelajaran yang fleksibel. Kemendikbudristek RI telah mengumumkan perubahan besar dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berlaku mulai tahun ajaran 2024/2025. Jurusan yang selama ini ada yaitu IPA, IPS, dan Bahasa akan dihapus, dan digantikan dengan sistem mata pelajaran pilihan.

Advertisement

Kemendikbud sengaja menghapus penjurusan di SMA untuk menghindari diskriminasi terhadap jurusan non-IPA. Ketika ada pembagian jurusan, banyak murid cenderung memilih jurusan IPA meskipun tidak selalu sesuai dengan minat, bakat, dan rencana karier mereka.

Selama ini orangtua lebih mendorong anaknya untuk memilih jurusan IPA dengan pertimbangan karena nantinya jika anaknya masuk IPA, maka pilihan program studi (prodi) yang bisa dipilih lebih banyak saat masuk perguruan tinggi. Dengan adanya pandangan seperti itu, maka kuota siswa yang masuk ke jurusan IPS dan Bahasa menjadi semakin menipis.

Dihapusnya sistem penjurusan ini merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka yang sudah diluncurkan pada tahun 2021. Menurut Kemendikbudristek, per Juli 2024 Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di 14.046 SMA dari jumlah satuan Pendidikan SMA sebnayak 14.457 (97%).

Dengan Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan merefleksikan minat, bakat, dan aspirasi karier mereka. Kurikulum Merdeka juga diharapkan memberikan siswa kesempatan untuk memilih mata pelajaran secara lebih fleksibel sesuai dengan rencana tersebut.

Pada kelas 10, siswa akan mengikuti alokasi mata pelajaran wajib sebanyak 1.584 jam pelajaran per tahun, dengan fokus pada eksplorasi minat, bakat, dan kemampuan yang didampingi oleh guru BK. Mulai kelas 11, siswa SMA dapat memilih 4 hingga 5 mata pelajaran pilihan selain 8 mata pelajaran wajib.

Mapel Pilihan

Di kelas 11, alokasi mata pelajaran wajib berkurang menjadi 828 jam pelajaran per tahun, dengan tambahan 720-900 jam pelajaran per tahun untuk mata pelajaran pilihan. Pada kelas 12, alokasi mata pelajaran wajib adalah 736 jam pelajaran per tahun, dengan tambahan 640-800 jam pelajaran per tahun untuk mata pelajaran pilihan.

Mata pelajaran pilihan yang tersedia mencakup berbagai bidang, seperti Antropologi, Ekonomi, berbagai bahasa asing (Arab, Jepang, Jerman, Korea, Mandarin, Prancis), sains (Fisika, Kimia, Biologi), dan lainnya seperti Geografi, Informatika, Sosiologi, serta Prakarya dan Kewirausahaan dan mata pelajaran lainnya yang dikembangkan pihak sekolah.

Kurikulum Merdeka ini memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan aspirasi karier mereka, serta memungkinkan pengembangan mata pelajaran lainnya oleh pihak sekolah.

*Dosen Pendidikan Matematika, FKIP UAD [email protected]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dampak Perubahan Iklim, Tanaman Cabai-Melon Petani Pesisir Kulonprogo Banyak Roboh

Kulonprogo
| Senin, 16 September 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Glamor! Ini Deretan Selebritas Terkaya

Hiburan
| Jum'at, 13 September 2024, 21:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement