Advertisement

OPINI: Makna Eksistensial Tugu Pal Putih Yogyakarta

Yohanes Djarot Purbadi*
Minggu, 06 Oktober 2024 - 19:17 WIB
Sunartono
OPINI: Makna Eksistensial Tugu Pal Putih Yogyakarta Yohanes Djarot Purbadi, Anggota klaster riset HCTA (History Culture Tourism Architecture), Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. - Istimewa.

Advertisement

Tugu Pal Putih, yang terletak di Yogyakarta, bukan sekadar bangunan fisik yang menjulang tinggi di tengah kota. Lebih dari itu, tugu ini merupakan simbol keberadaan Sultan Hamengku Buwono I dan mencerminkan eksistensi yang lebih mendalam terkait konteks sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Yogyakarta.

Dalam pandangan filsuf Martin Heidegger, keberadaan tidak hanya dilihat dari aspek material, tetapi juga dari bagaimana manusia berinteraksi dengan dan memahami ruang di sekitarnya.

Advertisement

Artikel ini membahas bagaimana Tugu Pal Putih berfungsi sebagai titik referensi yang menghubungkan masyarakat Yogyakarta dengan sejarah dan identitas mereka, serta bagaimana Tugu Pal Putih mencerminkan pemikiran Heidegger tentang keberadaan.

Tugu Pal Putih dalam Sejarah Yogyakarta

Tugu Pal Putih dibangun pada tahun 1756 oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian dikenal sebagai Sultan Hamengku Buwono I. Tugu awalnya dirancang sebagai batas utara wilayah Kraton Yogyakarta. Awalnya Tugu berbentuk golong-gilig, yang melambangkan kesatuan dan tekad rakyat Yogyakarta untuk mencapai keamanan dan kesejahteraan.

Dalam konteks sejarah, tugu tidak hanya berfungsi sebagai penanda geografis, tetapi juga sebagai simbol kekuasaan dan legitimasi Sultan.

Seiring berjalannya waktu, Tugu Pal Putih mengalami berbagai perubahan. Renovasi yang dilakukan oleh Belanda mengubah makna simbolis tugu, yang semula mencerminkan filosofi "Manunggaling Kawula Gusti" (kesatuan antara rakyat dan penguasa) menjadi lebih sekadar bangunan fisik tanpa makna mendalam.

Meskipun mengalami perubahan, Tugu Pal Putih tetap menjadi bagian integral dari identitas Yogyakarta.
Makna Eksistensial Tugu Pal Putih.

Dalam pandangan Heidegger, keberadaan (Dasein, Jerman) tidak dapat dipisahkan dari konteks ruang dan waktu. Tugu Pal Putih, sebagai sebuah struktur fisik, memiliki makna yang lebih mendalam ketika dilihat dari bagaimana masyarakat Yogyakarta berinteraksi dengan tugu.

Tugu Pal Putih bukan sekadar objek yang diam, tetapi merupakan titik referensi yang menghubungkan masyarakat dengan sejarah dan identitas mereka.

Tugu Pal Putih berfungsi sebagai pusat perhatian dan titik pertemuan bagi masyarakat Yogyakarta. Setiap tahun, berbagai acara budaya dan perayaan diadakan di sekitar tugu, menjadikannya sebagai ruang publik yang hidup. Dalam konteks ini, tugu menjadi simbol interaksi antara manusia dan ruang.

Masyarakat tidak hanya melihat tugu sebagai bangunan, tetapi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai budaya.

Tugu Pal Putih juga berperan penting dalam membentuk identitas masyarakat Yogyakarta. Sebagai simbol keberadaan Sultan Hamengku Buwono I, tugu mengingatkan masyarakat akan sejarah perjuangan dan kebangkitan mereka. Dalam konteks memori kolektif, tugu menjadi pengingat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Ada kesatuan, keadilan, dan kesejahteraan.

Melalui interaksi dengan tugu, masyarakat Yogyakarta merasakan keterhubungan dengan sejarah dan identitas mereka.
Tugu Pal Putih juga memiliki dimensi sakral dalam konteks budaya Jawa. Dalam tradisi Jawa, tugu ini dianggap sebagai simbol kekuatan dan legitimasi Sultan. Keberadaan tugu menciptakan ruang sakral yang menghubungkan dunia fisik dengan dunia spiritual.

Dalam pandangan Heidegger, ruang sakral menciptakan makna yang lebih dalam bagi masyarakat. Mereka dapat merasakan kehadiran sejarah dan nilai-nilai yang lebih tinggi.

Tugu Pal Putih dalam Konteks Modern

Di era modern, Tugu Pal Putih tetap relevan sebagai simbol keberadaan dan identitas masyarakat Yogyakarta. Meskipun banyak perubahan yang terjadi, tugu tetap menjadi pusat perhatian dan tempat berkumpul bagi masyarakat.
Dalam konteks pariwisata, Tugu Pal Putih menarik banyak pengunjung yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah dan budaya Yogyakarta.

Tugu Pal Putih juga berkontribusi pada ekonomi lokal melalui sektor pariwisata. Banyak wisatawan yang datang mengunjungi Tugu Pal Putih, yang pada gilirannya mendukung usaha-usaha lokal di sekitarnya.
Hal ini menunjukkan tugu tidak hanya memiliki makna simbolis, juga berfungsi sebagai penggerak ekonomi yang mendukung keberlanjutan masyarakat.

Tugu Pal Putih juga berfungsi sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda. Melalui berbagai program edukasi dan kegiatan budaya yang diadakan di sekitar tugu, masyarakat dapat belajar tentang sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam simbol ini.

Kesadaran menjaga dan melestarikan warisan budaya menjadi semakin penting di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.

Penutup

Tugu Pal Putih lebih dari sekadar bangunan fisik. Tugu Pal Putih adalah simbol keberadaan Sultan Hamengku Buwono I. Tugu mencerminkan eksistensi yang lebih mendalam terkait konteks sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Yogyakarta. Dalam pandangan Heidegger, keberadaan tidak hanya dilihat dari aspek material, tetapi juga dari bagaimana manusia berinteraksi dengan dan memahami ruang di sekitarnya.

Tugu ini menjadi titik referensi yang menghubungkan masyarakat dengan sejarah dan identitas mereka, serta berfungsi sebagai ruang publik yang hidup dan sakral.

Melalui interaksi dengan Tugu Pal Putih, masyarakat Yogyakarta dapat merasakan keterhubungan dengan sejarah dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Dalam konteks modern, tugu Pal Putih tetap relevan sebagai simbol identitas dan keberadaan (menurut konsep dasein), serta berkontribusi pada ekonomi lokal dan pendidikan budaya.

Dengan demikian, Tugu Pal Putih akan terus menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Yogyakarta, mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya yang tak ternilai.

*Anggota klaster riset HCTA (History Culture Tourism Architecture), Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo, Minggu 13 Oktober 2024

Jogja
| Minggu, 13 Oktober 2024, 04:17 WIB

Advertisement

alt

Lagu Baru Jennie Blackpink Masuk Posisi Puncak iTunes di Seluruh Dunia

Hiburan
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 13:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement