Advertisement
Remote Job, Antara Fleksibilitas Kerja atau Tantangan Baru di Indonesia
Advertisement
Remote job atau pekerjaan jarak jauh disebut juga telecommuting atau telework, merupakan pengaturan kerja di mana pekerja menjalankan fungsi pekerjaannya di luar lingkungan kantor tradisional dan sering kali memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan kerja dan supervisor (Eurofound dan International Labour Office, 2017).
Konsep remote job dimulai pada 1970-an, ketika Jack Nilles, mantan insinyur NASA memperkenalkan sistem remote job sebagai solusi kemacetan lalu lintas dan masalah lingkungan.
Munculnya komputer pribadi pada 1980-an dan meluasnya penggunaan Internet pada 1990-an semakin mendorong pertumbuhan peluang remote job. Pada awal 2000-an, remote job mulai diterima sebagai pengaturan kerja yang layak dan diterapkan oleh perusahaan seperti IBM, Sun Microsystems, dan Cisco.
Krisis keuangan global pada 2008 dan pandemi Covid-19 pada 2020 menjadi katalis bagi meluasnya penerapan remote job. Banyak perusahaan mencari cara untuk memangkas biaya, mempertahankan produktivitas, dan memastikan kesehatan dan keselamatan tenaga kerjanya.
Advertisement
Remote Job di Indonesia
Sebelum pandemi Covid-19 yang mengharuskan perusahaan-perusahaan di Indonesia menjalankan remote job, terdapat lebih dari lima juta pekerja di Amerika Serikat yang telah bekerja dari rumah khususnya sebagai pekerja paruh waktu (Agbodzie, 2020).
Sedangkan di Indonesia, pekerja yang melakukan remote job sebelum Covid-19 hanya 4%, angka tersebut meningkat hingga 13% saat pandemi (Bayu, 2021). Saat ini terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja Indonesia yang bersedia untuk melakukan remote job, yakni dari 55 % pada 2020 menjadi 71% pada 2023 (Seek Decoding Global Talent, 2024).
Perkembangan ekonomi digital yang pesat di Indonesia mendorong berkembangnya sektor informal termasuk pekerja remote di sektor gig economy. Pekerja gig adalah pekerja lepas atau freelancer yang bekerja dalam ekosistem gig economy.
Gig economy adalah sistem pasar tenaga kerja bebas yang memungkinkan pekerja bekerja sesuai permintaan klien dalam jangka waktu tertentu dan tidak terbatas ruang maupun waktu. Artinya, seorang pekerja gig di Indonesia bisa memperoleh klien dari segala penjuru dunia, begitupun sebaliknya.
Pekerja gig sering kali mengambil pekerjaan sementara atau proyek-proyek pendek yang menawarkan fleksibilitas waktu dan kebebasan kerja, berperan sebagai penyedia jasa atau freelancer dan membantu memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Saat ini pekerja gig di sektor ekonomi digital mampu menghasilkan pendapatan yang cukup besar melalui platform digital yang semakin berkembang.
Pekerja gig termasuk dalam pekerja remote, tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerja Gig yang bersifat remot adalah yang bisa dilakukan jarak jauh dengan dukungan teknologi, antara lain penulis lepas, desainer grafis, pengembang perangkat lunak, penerjemah, pengelola media sosial, photo stocker, virtual assistant, video editor atau pekerja data entry.
Pekerjaan gig yang tidak bersifat remot adalah pekerjaan yang membutuhkan kehadiran fisik di lokasi tertentu, contoh pengemudi ojek online, kurir pengantaran, atau pekerja event freelance.
Sektor industri di Indonesia yang menerapkan remote job, baik secara penuh maupun sebagian, yakni teknologi dan startup, media dan konten kreatif, pendidikan dan edutech, e-commerce dan retail serta customer support dan call center virtual.
BACA JUGA: Harga Cabai Naik 2 Kali Lipat, Disdagin Kulonprogo Minta Masyarakat Atur Konsumsi
Formal dan Informal
Seperti halnya pekerja pada sistem kerja tradisional, pekerja remot ada di sektor formal dan sektor informal. Pekerja remot di sektor formal, terikat pada kontrak kerja dengan perusahaan di Indonesia maupun di luar negeri. Mereka mendapatkan hak seperti gaji tetap, asuransi kesehatan, dan hak cuti.
Sektor formal yang banyak mengadopsi remote job antara lain teknologi informasi komunikasi, media, industri kreatif dan sektor pendidikan terutama terutama sejak meningkatnya popularitas platform pembelajaran daring.
Pekerja remot di sektor formal memiliki kelebihan pada jaminan pekerjaan (job security) dan fasilitas lain seperti tunjangan, cuti dan peningkatan kompetensi. Tantangan pekerja remot di sektor formal adalah masih adanya batasan dalam fleksibilitas kerja misalnya jam kerja, pengawasan yang ketat dan adanya hierarki dalam proses pengambilan keputusan.
Pekerja remot di sektor informal biasanya bekerja tanpa kontrak formal, cenderung berbasis proyek, dan sering terlibat dalam ekonomi gig, contohnya freelancer dan pekerja di gig platforms.
Saat ini ada banyak platform gig yang memungkinkan individu untuk menawarkan layanan tertentu kepada klien secara fleksibel, tanpa perlu bekerja sebagai pekerja tetap, misalnya Fiverr, Upwork dan Freelancer.com.
Jenis pekerjaan freelance di platform gig antara lain desain logo, ilustrasi, animasi, fotografi, video editing, copywriting, penerjemahan, pengembangan web dengan layanan web development, digital marketing dan asisten virtual. Kelebihan bekerja di platform gig adalah adanya fleksibilitas, memungkinkan freelancer bekerja dengan klien di seluruh dunia dan portofolio digital untuk membangun reputasi melalui ulasan dan rating.
Fleksibilitas
Remote job menawarkan banyak fleksibilitas bagi pekerja dan perusahaan. Yang pertama adalah fleksibilitas tempat, pekerja tidak harus berada di kantor fisik dan dapat bekerja dari rumah, kafe, ruang kerja bersama (coworking space), atau bahkan lokasi geografis yang berbeda.
Pekerja tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk perjalanan pulang pergi ke kantor dan kemacetan lalu lintas, sehingga bisa mengurangi biaya transportasi dan kebutuhan lainnya.
Fleksibilitas yang kedua adalah fleksibilitas waktu. Remote job memungkinkan pekerja untuk menentukan jam kerja sesuai dengan jadwal pribadi mereka sehingga memberi kemudahan kepada pekerja untuk menyesuaikan dengan tanggung jawab yang lain seperti mengurus keluarga, bisnis sampingan ataupun melanjutkan studi. Selain itu, sudah banyak studi yang menunjukkan pekerja remot lebih produktif ketika bekerja di rumah.
Bagi perusahaan, remote job juga menawarkan fleksibilitas. Perusahaan dapat merekrut talenta dari seluruh dunia dan memberikan akses pekerjaan bagi individu di daerah terpencil. Remote job juga menawarkan efisiensi biaya operasional kantor seperti biaya listrik dan perlengkapan kantor lainnya.
Tantangan
Meskipun dianggap menawarkan lebih banyak fleksibilitas dan efisiensi, remote job juga memiliki tantangan. Tanpa pengawasan langsung, perusahaan harus memiliki cara yang tepat untuk mengukur produktivitas pekerja. Selain itu, tanpa adanya kehadiran fisik tantangan lainnya adalah koordinasi di antara pekerja.
Menjadi seorang pekerja remote juga memiliki tantangan. Dengan bekerja di luar kantor, pekerja remot harus mampu menjaga batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sehingga tidak mengganggu produktivitas kerja. Menjadi pekerja remot juga membutuhkan keterampilan tertentu, terutama keterampilan digital dan merupakan nilai lebih jika memiliki keterampilan berbahasa asing.
Dengan bekal keterampilan bahasa asing, tentunya peluang direkrut perusahaan asing atau mendapatkan klien dari luar negeri menjadi lebih besar.
Menjadi pekerja remot tidak terbatas ruang dan waktu, artinya seorang pekerja remot harus siap bekerja tanpa batasan waktu yang jelas, apalagi jika menjadi pekerja remot dari perusahaan asing atau mengerjakan proyek untuk klien asing yang berbeda waktu dengan di Indonesia.
Hal ini menyebabkan pekerja remot seringkali merasa sulit untuk berhenti bekerja dan ada potensi burnout karena kurangnya pemisahan fisik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Sehingga penting bagi pekerja remot untuk memiliki kemampuan manajemen waktu dan disiplin diri, mengingat tidak adanya pengawasan langsung dari perusahaan.
Remote job dapat menjadi solusi fleksibel bagi sebagian besar pekerja dan perusahaan di Indonesia, terutama jika didukung oleh infrastruktur teknologi yang memadai, perubahan budaya kerja, dan keterampilan digital.
Namun, tanpa penanganan yang tepat terhadap tantangan-tantangan yang ada, remote job bisa saja menimbulkan masalah baru, terutama dalam hal kolaborasi tim, keseimbangan hidup, dan efisiensi kerja.
Tentunya ini juga menjadi tantangan bagi pemerintah, karena saat ini Indonesia belum memiliki regulasi yang secara khusus mengatur remote job, namun elemen-elemen dari peraturan ketenagakerjaan yang ada dapat digunakan untuk mendukung remote job.
Dengan meningkatnya tren remote job di Indonesia, tentunya regulasi yang lebih spesifik diperlukan untuk mengatur hak dan kewajiban pekerja remot dan perusahaan yang menerapkan remote job, jaminan kesejahteraan bagi pekerja remot dan perlunya memberikan perlindungan terkait dengan jam kerja dan privasi digital, mengingat saat ini remote job banyak ditawarkan melalui platform digital. Pengembangan regulasi ini dapat menjadi langkah strategis untuk mendukung transformasi kerja modern di Indonesia. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Senin 13 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement
Gelar Konser 50 Tahun Berkarya, Band Legendaris Boney M Sukses Ajak Penonton Bergoyang
Advertisement
Advertisement
Advertisement