Advertisement
HIKMAH RAMADAN: Saat Tepat untuk Eliminasi Potensi Jelek Manusia

Advertisement
Alhamdulillah puji syukur senantiasa dihaturkan kepada Allah SWT, sehingga masih dapat dipertemukan kembali dan merasakan nikmat serta keagungan Ramadan tahun ini. Ramadan sebagai “madrasah” bagi orang beriman, tempat untuk melatih dan mengingatkan diri kita agar senantiasa menyeimbangkan kondisi lahir dan batin.
Sehingga diharapkan dengan seusainya Ramadan kondisi fisik dan batin kita dapat kembali fresh setelah di charge selama bulan Ramadan, bahkan diharapkan adanya sebuah peningkatan sesuai nama bulan setelahnya yaitu bulan Syawal yang salah satu maknanya adalah peningkatan.
Advertisement
Potensi diri manusia mempunyai kecondongan untuk mendekati dan melakukan kejelekan sebagaimana dalam ayat Al-Quran Surat Yusuf: 53, yang artinya: “dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun dan Maha Penyayang”.
Nafsu yang ada dalam diri manusia memiliki potensi bagaikan dua mata pedang, yang dapat memberikan dampak positif dan negatif. Meskipun demikian, ia mempunyai kecenderungan untuk memerintahkan kepada hal-hal yang jelek, maka sudah semestinya selalu mawas diri dan senantiasa berupaya untuk mengontrolnya.
Maka di sinilah fungsi daripada Ramadan, memberikan dorongan yang “memaksa” untuk tetap terjaga berada di dalam jalan kebenaran yang diridai Allah SWT.
Di samping itu, ada pula yang disebutkan di dalam Al-Qur’an Surat al-Ma’aarij: 19-21, Allah menyebutkan sifat jelek yang ada dalam diri manusia secara lebih spesifik lagi, yang artinya demikian: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir” (19), “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (20), “Dan apabila ia mendapatkan kebaikan ia amat kikir” (21).
Sifat jelek yang ada dalam diri manusia itu adalah sifat keluh kesah dan kikir, yang direpresentasikan dengan satu kata yakni Halū’a (19), yang kemudian dijelaskan di dua ayat setelahnya dengan kata Jazū’a (20) dan Manū’a (21).
Kata Halū’a mempunyai makna gelisah, jadi dalam diri manusia itu dapat dipastikan mempunyai sifat gelisah atau rasa waswas yang berlebihan yakni perasaan yang mengarahkan manusia ke dalam hal yang negatif dengan cara tidak mendatangkan ketenangan dan kenyamanan hati.
Perasaan ini bisa muncul dalam kondisi apapun terhadap diri manusia yang digambarkan dalam ayat di atas bahwa meskipun ia sedang ditimpa kesusahan ataupun bahkan mendapatkan sebuah kebaikan, maka rasa atau sifat ini akan tetap muncul ke permukaan mempengaruhi manusia untuk tetap dalam aura negatif dan kejelekan.
Berkeluh kesah yang berlebihan jauh dari sifat sabar jika mendapatkan kejelekan dan tertimpa musibah yang tidak menyenangkan hatinya, dan bersikap kikir tidak mau bersyukur enggan untuk berbagi dengan yang lain di saat dirinya dalam kondisi yang baik dan memperoleh banyak keuntungan.
Oleh karena itu, Ramadan merupakan saat yang tepat untuk berlatih mengontrol perasaan yang memberikan suasana tidak tenang dan tidak memberikan kenyamanan ini. Karena di setiap harinya dalam satu bulan penuh saat melakukan ibadah puasa, perasaan baik dan buruk ini akan selalu muncul dan berkecamuk dalam diri. Maka dengan puasa diajarkan untuk dapat mengendalikan diri dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh perasaan-perasaan jelek ini.
Meskipun situasi yang tidak nyaman saat berpuasa dalam kondisi lapar dan dahaga, akan tetapi kondisi diri harus tetap dalam kenyamanan dan ketenangan sehingga puasa bukanlah puasa sia-sia yang hanya memperoleh manfaat dapat menahan haus dan dahaga semata. Begitupun juga sebaliknya, meskipun kondisi dalam keadaan yang sangat senang dan nyaman saat kita akan berbuka puasa, maka kita tetap harus mengontrol diri supaya tidak berlebih-lebihan.
Begitu banyak kesempatan dan waktu terbuka lebar di bulan Ramadan agar berupaya dan berusaha melatih diri untuk mengurangi perasaan-perasaan negatif yang ada dalam diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal Waktu Imsak dan Buka Puasa Hari Ini, Jumat 21 Maret 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement