Advertisement
NGUDARASA: Siapkan Duit, Ikuti Piknik Galaktik

Advertisement
Pekan lalu, tepatnya 14 April, artis ngetop Katy Perry bersama sejumlah kru yang kesemuanya perempuan—termasuk sejumlah figur terkenal seperti Lauren Sánchez, Gayle King, Amanda Nguyen, Aisha Bowe, dan Kerianne Flynn—merupakan orang-orang yang ‘beruntung’ menjadi rombongan perjalanan wisata luar angkasa, menumpang roket New Shepard milik Blue Origin. Meski cuma berlangsung sekitar 11 menit, melewati garis Kármán, dan ‘hanya’ mencapai tepian luar angkasa, perjalanan tersebut konon menawarkan pemandangan Bumi yang menakjubkan.
Lauren adalah tunangan Jeff Bezos, juragan pemilik Blue Origin. Peserta paling gaek, Gayle King, 70, merupakan tokoh televisi AS dan jurnalis CBS News, adapun Amanda Nguyen adalah aktivis hak-hak sipil AS, sedangkan Kerianne Flynn adalah produser film indy di AS. Terakhir, peserta misi tersebut, Aisha Bowe, merupakan insinyur dirgantara yang pernah bekerja di NASA, Badan Administrasi Angkasa Luar AS, sekaligus bertindak sebagai pilot pada misi tersebut.
Advertisement
Diberangkatkan dari Texas Barat sebagai misi ke-11 dari program New Shepard Blue Origin dan yang ke-31 dalam sejarah keseluruhan perusahaan tersebut, penerbangan luar angkasa dengan kru perempuan ini tentu mengingatkan kita saat kosmonaut Soviet Valentina Tereshkova melakukan penerbangan ke angkasa luar sorangan wae pada 1963.
Mengenai biaya, Blue Origin belum (atau mungkin tidak akan) mengungkapkan harga pasti untuk penerbangan khusus ini. Namun, tiket sebelumnya untuk perjalanan serupa sangat bervariasi. Pada 2021, satu kursi dilelang seharga US$28 juta—alias Rp453 miliar dengan kurs saat ini—sementara penerbangan lain mengharuskan deposit sebesar US$150.000. Beberapa penumpang, termasuk selebritas, mungkin diundang untuk bergabung dalam perjalanan ini secara gratis.
Wisata luar angkasa menjadi bidang yang menarik, dengan beberapa perusahaan yang memimpin upaya untuk membuat perjalanan ke luar Bumi dapat diakses oleh warga sipil. Sejumlah pemain utama wisata angkasa luar adalah Virgin Galactic. Didirikan oleh pemilik usaha penerbangan Virgin Atlantic Airways, Sir Richard Branson, dari Inggris, Virgin Galactic menawarkan penerbangan suborbital di atas pesawat antariksanya, VSS Unity. Penumpang merasakan kondisi tanpa bobot dan pemandangan Bumi yang menakjubkan dari ketinggian lebih dari 80 kilometer. Harga tiket dibanderol sekitar US$250.000 atau sekitar Rp4,2 miliar.
Kemudian ada SpaceX, milik Elon Musk, yang mendorong batasan dengan rencana ambisiusnya, termasuk misi Inspiration4 (penerbangan orbital pertama yang seluruhnya melibatkan warga sipil) dan proyek Dear Moon, yang bertujuan untuk membawa warga sipil mengelilingi Bulan. SpaceX menggunakan roket Falcon 9 dan Starship untuk misi ini.
Sedangkan Blue Origin, yang baru saja membuat heboh orang sejagat, merupakan perusahaan milik Jeff Bezos, yang berfokus pada penerbangan suborbital dengan roket New Shepard-nya itu. Penumpang menikmati perjalanan singkat di atas garis Kármán, merasakan suasana tanpa bobot dan pemandangan yang menakjubkan.
Perusahaan lainnya, Axiom Space, menawarkan misi astronout pribadi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan tengah mengembangkan stasiun luar angkasa pribadi pertama. Hal ini memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi mereka yang ingin tinggal lebih lama di luar angkasa.
Berikutnya, ada Space Adventures, perusahaan yang menawarkan perjalanan wisata ke luar angkasa. Perusahaan ini didirikan oleh Eric C. Anderson pada 1998. Space Adventures terkenal karena menjadi perantara bagi wisatawan luar angkasa pertama, Dennis Tito, yang melakukan perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2001 melalui kerja sama dengan program luar angkasa Rusia. Space Adventures bekerja sama dengan Roscosmos, Badan Antariksa Rusia, untuk menggunakan roket Soyuz ketika membawa wisatawan ke luar angkasa.
Melihat betapa mahalnya ongkos perjalanan ke angkasa luar yang benar-benar wow itu, tak urung di sejumlah media pun banyak kalangan yang nyinyir. Seorang warga AS, misalnya, berkomentar bahwa Katy Perry dan bersama lima orang lainnya itu hanya buang-buang uang untuk misi perjalanan angkasa luar yang tidak terlalu bermakna. “Sementara sejumlah warga AS saat ini mengalami kesulitan hidup, bahkan sekadar untuk membeli telur saja mereka tidak sanggup.”
BACA JUGA: Paskah 2025, Ini Pesan dari Paus Fransiskus
Ia merujuk pada merebaknya jumlah tunawisma di banyak kota di AS yang kini menggelandang ngebroki fasum dan fasos di sejumlah kota. Dari New York hingga San Francisco, kini dipadati tenda maupun bedeng ala kadarnya, menjadi sekadar tempat bernaung para homeless tersebut.
Ekonomi Antariksa Baru
Munculnya wisata antariksa memicu inovasi. Sejumlah perusahaan sedang menjajaki cara-cara untuk membuat perjalanan lebih terjangkau dan mudah diakses. Misalnya, SpaceX berencana untuk menawarkan liburan ke Bulan dan ekspedisi Mars, yang berpotensi menjadikan perjalanan antarplanet sebagai kenyataan. Dengan kemajuan teknologi roket yang dapat digunakan kembali, biaya pun dapat diturunkan seiring berjalannya waktu.
Tidak berhenti sampai di situ, ketersediaan hotel antariksa dan tempat menginap di orbit juga sudah di depan mata. Axiom Space tengah mengembangkan stasiun antariksa swasta pertama, yang akan dibuka dalam beberapa tahun mendatang. Bayangkan mengorbit Bumi dengan suite mewah dan tempat makan tanpa gravitasi! Sementara itu, Space Perspective menawarkan pengalaman yang lebih santai, membawa penumpang ke tepi antariksa meggunakan balon udara dengan lounge untuk menonton.
Seiring berkembangnya pariwisata luar angkasa, muncul kekhawatiran tentang dampaknya terhadap lingkungan, khususnya emisi roket. Perusahaan seperti Virgin Galactic dan Blue Origin menekankan keberlanjutan, tetapi masih ada pertanyaan tentang keseimbangan eksplorasi dengan tanggung jawab ekologis.
Salah satu aspek yang paling menarik adalah inklusivitas. Prakarsa seperti Inspiration4 milik SpaceX dan kru Blue Origin yang semuanya perempuan pada acara piknik galaktik pekan lalu itu menunjukkan bahwa perjalanan luar angkasa dapat melibatkan beragam kelompok orang. Tujuannya adalah untuk mendemokratisasi perjalanan luar angkasa, yang memungkinkan orang biasa untuk merasakan bagaimana berada di ruang kosmos.
Beberapa kemajuan penting yang membentuk masa depan eksplorasi ke angkasa luar, selain dipicu oleh penggunaan reusable rocket—Falcon 9 milik SpaceX dan New Shepard milik Blue Origin—menjadi tonggak untuk merevolusi perjalanan luar angkasa, sehingga mengurangi biaya secara signifikan dan memungkinkan peluncuran yang lebih sering.
Inovasi seperti propulsi ion dan propulsi termal nuklir terus dikembangkan untuk memungkinkan perjalanan yang lebih cepat dan lebih efisien ke planet-planet yang jauh. Menjelang pertengahan abad ini, teknologi wahana ruang angkasa diperkirakan mencapai kemajuan lebih signifikan dengan akan dicapainya kecepatan alat transportasi mendekati kecepatan cahaya.
Sistem kecerdasan buatan (AI) dan robot otonom akan semakin digunakan secara massif untuk tugas-tugas seperti penyebaran satelit, penambangan asteroid, dan eksplorasi planet dan/atau perjalanan antargalaktik.
Pertanyaan kemudian adalah mengapa sebelum ini NASA tidak berfokus pada program serupa? Apakah memang birokrasi, di manapun, tidak sekreatif korporasi swasta dalam mengembangkan program sekelas perjalanan angkasa luar itu?
Misi utama NASA adalah eksplorasi ilmiah dan memajukan pemahaman manusia tentang luar angkasa, bukan usaha komersial seperti wisata luar angkasa. Beberapa alasan mengapa pendekatan NASA berbeda adalah—persoalan klasik—keterbatasan anggaran. NASA beroperasi dengan anggaran pemerintah yang ketat, yang memprioritaskan penelitian, misi planet, dan kolaborasi internasional daripada program komersial.
Selain itu, berbagai proyek NASA, seperti penjelajah Mars dan Teleskop Luar Angkasa James Webb, lebih ditujukan untuk penemuan ilmiah daripada kegiatan yang berorientasi pada laba. NASA ternyata bermitra dengan perusahaan seperti SpaceX dan Blue Origin untuk memanfaatkan inovasi mereka untuk misi seperti program Artemis, daripada bersaing langsung dalam perlombaan luar angkasa komersial.
Perusahaan swasta seperti SpaceX dan Blue Origin tentu memiliki fleksibilitas untuk mengejar usaha berorientasi pada laba, yang memungkinkan mereka untuk fokus pada wisata luar angkasa dan kegiatan komersial lainnya. NASA, di sisi lain, tetap berdedikasi pada perannya sebagai pemimpin dalam eksplorasi ilmiah dan kerja sama internasional.
Jadi, wisata luar angkasa ini baru dapat dinikmati oleh mereka—penduduk Bumi--yang superkaya sajakah? Saat ini, wisata luar angkasa memang merupakan kemewahan yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang sangat kaya, karena tingginya biaya pengembangan dan pengoperasian teknologi penerbangan luar angkasa.
Namun, seiring dengan semakin matangnya industri ini dan kemajuan teknologi, seperti roket yang dapat digunakan kembali dan sistem propulsi yang lebih efisien, yang terus menekan biaya, harapannya adalah bahwa perjalanan luar angkasa akan menjadi lebih terjangkau. Sama seperti perjalanan udara di masa-masa awalnya—yang dulunya merupakan kemewahan bagi orang-orang kaya—pada akhirnya perjalanan luar angkasa mungkin akan lebih mudah diakses oleh khalayak yang lebih luas. Perusahaan-perusahaan seperti SpaceX, Virgin Galactic, dan Blue Origin sudah berupaya mencapai tujuan ini, dengan tujuan untuk menurunkan biaya dari waktu ke waktu.
Meskipun mungkin butuh waktu puluhan tahun bagi wisata luar angkasa untuk mencapai titik yang sama lazimnya dengan naik pesawat, industri ini tengah meletakkan dasar bagi masa depan di mana lebih banyak orang dapat menjelajahi bintang-bintang. Bukankah luar biasa untuk hidup di dunia di mana perjalanan luar angkasa menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- HIKMAH RAMADAN: Tasamuh Sesama Muslim dalam Perbedaan Gerakan Salat
- HIKMAH RAMADAN: Merangkul Duka, Menemukan Cahaya
- HIKMAH RAMADAN: Meningkatkan Keterampilan Regulasi Emosi Anak saat Ramadan
- HIKMAH RAMADAN: Lansia Sehat, Berilmu, Bertaqwa, dan Bahagia
- NGUDARASA: Ramadan Mubarak, Korupsi Pun Terkuak
Advertisement

Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo Keberangkatan dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan, Senin 21 April 2025
Advertisement

Bayu Skak Bikin Film Fiksi Ilmiah Foufo, Ribuan Orang Antre untuk Ikut Jadi Pemeran
Advertisement
Berita Populer
Advertisement