Advertisement

OPINI: Generasi M

Sholahuddin
Kamis, 05 Juli 2018 - 07:54 WIB
Sugeng Pranyoto
OPINI: Generasi M Ilustrasi generasi milenial. - techcrunch.com

Advertisement

Judul esai tersebut saya cuplik dari buku Generation M, Generasi Muda Muslim dan Cara Mereka Membentuk Dunia (2017karya Shelina Janmohamed, seorang penulis buku laris berjudul Love in a Headscraft, memoar hidupnya sebagai muslimat di Inggris. Ia juga pengamat tren sosial dan religius Islam, konsultan pencitraan Islam ternama.

Munculnya generasi M (muda, muslim) menjadi fenomena menarik untuk kita cermati. Generasi M dimaknai Shelina sebagai generasi yang lahir dalam 30 tahun terakhir. Mereka anak-anak muda kreatif yang bisa memadukan keimanan, kemodernan, dan sains secara selaras.

Advertisement

Mereka taat menjalankan agama, tapi tidak antikemodernan. Bagi mereka, keyakinan agama dan kemajuan bukan hal yang harus dipertentangkan. Kelompok-kelompok ini mulai menjamur di berbagai negara, baik di negara yang mayoritas muslim maupun bukan.

Kaum muda ini terlibat di berbagai industri kreatif, seperti fashion, kuliner, konsultan, film, media massadan sebagainya. Mereka menggunakan keahlian untuk membuktikan keimanan bisa mendorong pemeluknya berprestasi di segala bidang.

Sesungguhnya generasi M masuk dalam kelompok generasi Y atau sering disebut generasi milenial. Dalam banyak literatur, generasi milenial merupakan individu yang lahir pada tahun 1980-2000. Generasi ini punya karakteristik unik dibandingkan generasi sebelumnya, generasi X (lahir 1961-1981).

Dalam teori generasi ala sosiolog Karl Mannheim, generasi merupakan kelompok yang terdiri atas individu yang memiliki kesamaan dalam rentang usia, berpengalaman mengikuti peristiwa sejarah penting dalam suatu periode waktu yang sama.

Peristiwa tertentu akan sangat memengaruhi cara berpikir generasi itu dalam memandang dunia. Mereka cenderung memiliki perspektif dan perilaku yang sama dalam beberapa hal. Beberapa momentum generasi milenial antara lain mereka lahir saat ideologi komunis jatuh.

Negara berkomunis yang totaliter satu per satu rontok dan cenderung menjadi negara yang lebih terbuka. Generasi milenial lahir pada era revolusi digital, revolusi Internet, teknologi yang mendorong orang selalu terbuka berkomunikasi dengan pihak lain.

Momentum saat mereka lahir itu yang mendorong generasi Y memiliki karakter suka berpikir kreatif, penuh percaya diri, independen, fleksibel, selalu terhubung dengan pihak lain, suka sesuatu yang visual, berambisi besar untuk maju. Itu sisi posifitnya. Negatifnya? Generasi Y terkenal suka narsis!

Karakter Berbeda

Penggambaran generasi M sebenarnya tak jauh beda dengan generasi Y pada umumnya. Ada beberapa perbedaan karena berangkat dari lingkungan dan keyakinan yang belum tentu sama dengan generasi milenial pada umumnya.

Lembaga riset Pew Research Center mengumumkan hasil kajian berjudul Religion Among the Millennials (2010) yang menunjukkan generasi milenial di Amerika Serikat kurang religius. Lembaga riset di Washington DC, Amerika Serikat, itu juga mengemukakan generasi milenial cenderung tidak taat beribadah dan tidak berafiliasi terhadap agama tertentu.

Kondisi ini berbeda ketika dibandingkan generasi X pada umur yang sama. Mereka lebih religius. Dalam hal keyakinan generasi M berbeda dengan temuan riset generasi milenial di Amerika Serikat tersebut. Generasi M sangat religius, punya paham keagamaan yang terbuka, anti terhadap gerakan radikal yang merusak.

Laporan riset Tabah Foundation berjudul Muslim Millennial Attitudes on Religion & Religion Leadership (Arab World) pada 2016 juga menunjukkan fenomena menarik. Riset yang dilakukan diberbagai negara seperti Mesir, Palestina, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, dan Arab Saudi itu menunjukkan generasi milenial di negara-negara tersebut justru bangga dengan identitas keislaman.

Mereka lebih menyukai agama ditegakkan dalam bingkai etika dan moral. Hampir semua responden menilai kelompok ISISdan Al-Qaeda merupakan bentuk penyimpangan sempurna terhadap ajaran agama. Kaum milenial lebih toleran terhadap keyakinan agama lain. Mereka punya banyak teman penganut agama berbeda.

Pandangan keagamaan kaum milenial muslim baik yang dikemukakan Shelila dan hasil riset Tabah Foundation itu menjadi informasi berharga. Selama ini kaum muda muslim sering dikaitkan dengan isu-isu tidak toleran dan terpapar pahamradikalisme ekstrem.

Tesis tersebut tidak selalu benar. Adalah fakta ada sebagian generasi milenial muslim yang menempuh jalan keliru dalam menafsirkan ajaran agamadengan memaknai ”jihad” identik perjuangan dijalan perang.

Seolah-olah kita lupa sebenarnya ada kelompok generasi M yang punya sikap, pandangan keagamaan terbuka, kreatif, berambisi untuk meraih kemajuan hidup, bergaya hidup modern namun tetap dalam bingkai keimanan. Menurut mereka, antara iman, kemodernan, keilmuan sebagai hal yang tak bisa dipertentangkan.

Generasi M memaknai ”jihad” sebagai jalan sungguh-sungguh untuk meraih kemajuan hidup, mencapai kerelaan Sang Pencipta. Generasi M ini yang diharapkan bisa menjadi penyeimbang atas stigma-stigma atau penilaian negatif tersebut.

Yang menarik, jumlah kaum muda muslim dunia kini terus meningkat. Menurut Pew Reserach sebagaimana dikutip Shelina, secara total populasi dunia diprediksi tumbuh 35% dalam empat dekade mendatang. Sedangkan jumlah penduduk muslim diprediksi naik 73% dari 1,6 miliar pada 2010 menjadi 2,8 miliar pada 2050.

Sedangkan pada 2030 pemeluk Islam menjadi 26,5% dari total penduduk dunia. Pada saat penduduk Barat mulai menua, populasi muslim masih muda dan berkembang. Dari 63% populasi muslim dunia itu rata-rata adalah kaum muda di bawah 30 tahun.

Pada 2010 penduduk muslim memiliki median usai termuda 23 tahun. Sementara agama lain median umurnya 30 tahun. Bagi pelaku industri, populasi muslim menjadi pasar menarik untuk mengembangkan produk yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan komunitas muslim sesuai nilai keimanan.

Di sisi lain, besarnya porsi kaum muda memberi nuansa baru tentang wajah kehidupan dunia Islam masa depan. Generasi M memenuhi kriteria untuk bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan.

Mereka diharapkan mampu membawa ajaran Islam sesuai misi utama ajaran ini: rahmatan lil alamin, menjadi rahmat bagi seisi alam semesta, membawa kemajuan dan kedamaian bagi umat manusia. Kita ucapkan selamat datang kepada generasi M. Masa depan umat menjadi milik mereka. Semoga

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Program Padat Karya, Pemkab Bantul Sediakan Bantuan Keuangan Khusus Rp32 Miliar

Bantul
| Sabtu, 20 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Film Dua Hati Biru Ajarkan Para Aktor Belajar Mengelola Rumah Tangga

Hiburan
| Sabtu, 20 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement