Advertisement
HIKMAH RAMADAN: Meningkatkan Keterampilan Regulasi Emosi Anak saat Ramadan

Advertisement
Bulan Ramadan adalah momen penuh keberkahan dan pembelajaran, tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga bagi anak-anak. Selain meningkatkan ibadah, Ramadan dapat dimanfaatkan sebagai momen penting untuk menanamkan nilai-nilai positif, termasuk keterampilan regulasi emosi.
Regulasi emosi, menurut Gross, adalah kemampuan seseorang untuk memantau, mengevaluasi, dan mengubah respons emosional agar sesuai dengan situasi. Kemampuan ini sangat penting bagi anak, khususnya dalam menghadapi tantangan saat berpuasa di bulan Ramadan, seperti rasa lapar, lelah, marah, atau bosan.
Advertisement
Selama Ramadan, anak-anak yang sedang berlatih puasa akan menghadapi situasi yang menguji kesabaran dan kemampuan mereka dalam mengelola emosi. Orang tua berperan besar dalam membantu anak-anak memahami dan mengendalikan perasaan tersebut dengan cara yang sehat dan positif.
Langkah pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah membantu anak mengenali dan menyebutkan emosi yang mereka rasakan. Dalam teori kecerdasan emosional yang dikembangkan oleh Daniel Goleman, kesadaran diri (self-awareness) merupakan langkah awal dalam membangun regulasi emosi yang baik.
Orang tua dapat mulai dengan mengajak anak berbicara tentang perasaan mereka setiap saat; saat sahur, ketika menunggu waktu berbuka, atau setelah menjalankan aktivitas ibadah bersama. Misalnya dengan bertanya, “Bagaimana perasaanmu hari ini saat menunggu berbuka?” atau “Apa yang membuatmu senang saat Ramadan?” Dengan melatih anak mengenali emosi, mereka akan lebih mudah memahami bahwa perasaan seperti marah, sedih, atau kecewa adalah wajar dan dapat dikendalikan.
Langkah kedua adalah mengajarkan strategi mengelola emosi dengan bijak. Salah satunya melalui pendekatan cognitive reappraisal yang dikemukakan Gross, yaitu membantu anak melihat situasi dari sudut pandang yang lebih positif.
Misalnya, saat anak merasa kesal karena lapar, orang tua dapat membantu mereka untuk memahami bahwa menahan diri adalah bagian dari latihan kesabaran dan ibadah yang bernilai pahala.
Selain itu, teknik relaksasi sederhana seperti menarik napas dalam-dalam, berzikir, atau melakukan aktivitas menyenangkan seperti menggambar juga bisa diajarkan untuk menenangkan diri.
Momen Ramadan juga dapat digunakan untuk menanamkan empati dan kontrol diri, yang sesuai dengan komponen self-regulation dalam teori kecerdasan emosional. Melibatkan anak dalam kegiatan berbagi takjil atau sedekah dapat membangun empati. Sementara itu, membacakan kisah-kisah Nabi dan Rasul tentang kesabaran dan pengendalian diri, juga akan menjadi inspirasi berharga bagi anak.
Terakhir, berikan apresiasi dan pujian setiap kali anak berhasil mengelola emosinya dengan baik.
Berdasarkan teori penguatan dari B.F. Skinner, perilaku yang diberikan penguatan positif cenderung akan dilakukan kembali. Ucapan sederhana seperti, “Ibu bangga kamu bisa sabar menunggu waktu berbuka,” akan menambah rasa percaya diri anak dan memperkuat kebiasaan baik yang sudah dilakukan. Selain pujian verbal, pelukan hangat atau senyuman tulus juga dapat menjadi bentuk penghargaan yang bermakna bagi anak.
Dengan pendampingan yang sabar dan konsisten, Ramadan akan menjadi momen istimewa untuk melatih keterampilan regulasi emosi anak, yang akan bermanfaat bagi kehidupan mereka di masa depan.
Lebih dari itu, orang tua dapat menjadikan Ramadhan sebagai waktu untuk membangun komunikasi yang hangat dan berkualitas bersama anak, sehingga mereka merasa dihargai dan dipahami.
Hubungan yang kuat antara orang tua dan anak akan menjadi fondasi utama dalam perkembangan kecerdasan emosional dan karakter positif anak, tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi sepanjang hidupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- HIKMAH RAMADAN: Meningkatkan Keterampilan Regulasi Emosi Anak saat Ramadan
- HIKMAH RAMADAN: Lansia Sehat, Berilmu, Bertaqwa, dan Bahagia
- NGUDARASA: Ramadan Mubarak, Korupsi Pun Terkuak
- HIKMAH RAMADAN: Puasa Ramadan Membentuk Kesalihan Pribadi dan Kesalihan Sosial
- 3 Catatan untuk Perbaikan Perekonomian Indonesia dalam Jangka Menengah
Advertisement

Exit Toll Tamanmartani Makin Banyak Dilewati Pengendara di Hari Ketiga Dibuka Fungsional
Advertisement

Nonton Solo Leveling Episode Terbaru Setiap Sabtu, Ini Linknya
Advertisement
Advertisement
Advertisement