Advertisement

OPINI: Literasi Anak Usia Dini di Era Revolusi Industri 4.0

Ashfi Amarilis Wafda
Rabu, 11 Maret 2020 - 05:02 WIB
Galih Eko Kurniawan
OPINI: Literasi Anak Usia Dini di Era Revolusi Industri 4.0 Ilustrasi. - Reuters

Advertisement

Sepanjang rentang peradaban zaman yang berubah dan semakin maju, saat ini kita berada pada zona Revolusi Industri 4.0. Istilah ini masih belum di ketahui banyak orang. Bagi pendidik dan peserta didik disiapkan untuk menciptakan ide kreatif dan dengan menggunakan kemampuan teknologi. Pendidikan 4.0 adalah suatu program yang di rancang untuk mewujudkan pendidikan yang cerdas dan kreatif. Pendidikan 4.0 menghasilkan empat aspek yang sangat di butuhkan di era milenial ini yaitu kolaboratif, komunikatif, berfikir kritis dan kreatif.

Bicara mengenai zona Revoluasi Industri 4.0, di sini ada sistem literasi yang bagus untuk anak usia dini. Sebelumnya saya akan menjelaskan terkait literasi. Literasi adalah pendidikan yang mengajarkan kepada anak usia dini untuk membaca, menulis, berpikiran kritis terhadap lingkungannya. Peran literasi sangat berpengaruh bagi perkembangan anak usia dini. Maka dari itu anak harus di dorong atau istilahnya di berikan stimulus, sehingga kemampuan literasi anak dapat meningkat. Mereka harus di dorong agar berpikir kritis terhadap lingkungannya sehingga tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.

Advertisement

Menurut Joyce, Weil & Chalhoun (2004) mengemukakan anak belajar literasi secara imiah. Dengan demikian periode literasi anak mulai dari lahir sampai dengan usia enam tahun. Pada periode tersebut anak memperoleh literasi tidak melalui pengajaran, tetapi melalui perilaku yang sederhana dengan mengamati dan berpartisipasi pada aktivitas yang berkaitan dengan literasi.

Pada era zona Revoluasi Industri 4.0, terjadi pemerosotan pada kemampuan literasi anak usia dini. Seperti literasi di era digital, kurangnya pendampingan dan arahan orang tua untuk mengawasi anak saat menjelajahi dunia Internet. Saat anak di bebaskan menjelajahi dunia Internet tanpa adanya dampingan dan arahan, maka dikahawatirkan anak akan terperosot dalam pikiran atau perilaku yang negatif.

Secara tidak sengaja orang tua telah membiarkan sistem kerja otak anak rusak, yang padahal otak anak itu dapat berkembang dengan bagus ketika memperoleh ilmu pengetahuan yang positif, akibatnya moral tidak terbentuk dengan baik, emosional anak yang tidak terkenadali dan timbulnya halusinasi negatif yang akan tumbuh dalam pikiranya yang tidak kita ketahui.

Orangtua harus meluangkan waktu untuk mengawasi dan megarahkan anak untuk memberikan pengertian tentang hal yang baik maupun yang tidak baik. Orang tua harus lebih peduli terhadap kehidupan anaknya, memperhatikan perkembangannya, apa yang sedang dia lakukan dan apa yang sedang dimainkan.

Pentingnya penanaman literasi pada anak sejak dini, supaya kekhawatiran anak terperosot dalam pikiran dan perilaku negatif terhadap dunia Internet, yaitu dengan cara peran orang tua meluangkan waktu untuk mengawasi dan memberikan pendidikan yang benar sehingga karakter anak terbentuk dengan baik.

*Penulis merupakan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Rela, Ungkapan Some Island tentang Kelam, Ikhlas dan Perpisahan

Hiburan
| Jum'at, 29 Maret 2024, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement