Advertisement

OPINI: Aspek Fundamental: Investasi Saham saat Pandemi

Alexander Jatmiko Wibowo
Kamis, 04 Juni 2020 - 07:07 WIB
Arief Junianto
OPINI: Aspek Fundamental: Investasi Saham saat Pandemi Ilustrasi. - Bisnis Indonesia/Felix Jody Kinarwan

Advertisement

Dalam investasi saham dikenal dua pendekatan, yaitu pendekatan teknikal dan pendekatan fundamental. Secara sederhana, pendekatan teknikal menekankan pada pemilihan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham.

Ketika harga saham mulai turun, investor akan menjual saham yang dimiliki sebelum mengalami kerugian yang lebih besar, dan sebaliknya ketika harga saham mulai naik maka investor akan segera membeli saham dengan harapan akan memperoleh keuntungan dengan kenaikan harga saham.

Advertisement

Pendekatan teknikal lebih disukai oleh para trader yang menginginkan keuntungan dalam jangka pendek. Sementara pendekatan fundamental lebih disukai oleh investor dengan horison investasi jangka panjang.

Secara sederhana pendekatan fundamental akan melihat fundamental bisnis perusahaan sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi. Pertanyaan yang muncul adalah apa pendekatan yang cocok untuk melakukan investasi di masa pandemi Covid-19?

 

Masa Pandemi

Bursa saham di seluruh dunia saat pandemi Covid-19 mengalami penurunan yang signifikan. Indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia dari awal Maret sampai awal Juni 2020 mengalami penurunan sebesar 12,16% (www.idx.co.id). Di saat yang sama indeks Dow Jones di Bursa Efek New York juga turun sebesar 3,99% (www.finance.yahoo.com).

Kondisi yang sama juga terjadi di hampir semua pasar modal dunia. Melihat kondisi seperti itu, jika pendekatan teknikal yang digunakan maka investasi di saham menjadi tidak menarik, karena indeks pasar saham yang turun menggambarkan kondisi yang sama untuk semua saham. Apakah itu berarti bahwa saat pandemi Covid-19 ini sebaiknya kita tidak melakukan investasi di saham? Jawabannya tentu saja tidak. Memang jika pendekatan teknikal yang kita gunakan maka pasti investasi saham di saat Pandemi Covid-19 akan tidak menguntungkan, akan tetapi jika kita menggunakan pendekatan fundamental kita akan temukan bahwa investasi di saham bisa menjadi investasi yang menguntungkan untuk jangka panjang, asal kita bisa jeli memilih saham dan sektor atau industrinya.

 

Membeli Masa Depan

Investasi sejatinya adalah mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa depan. Artinya ketika kita berinvestasi maka kita akan mengurangi kenikmatan saat ini untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih besar di masa depan.

Oleh karena itu saat berinvestasi kita harus melihat prospek masa depan dari investasi yang akan dipilih. Tentu saja kita harus menyadari bahwa masa depan serba tidak pasti, demikian juga saat Pandemi Covid-19 ini semakin terasa bahwa masa depan semakin tidak pasti.

Itulah yang disebut risiko dari investasi. Warren Buffet yang dikenal sebagai Guru Investasi mengatakan risk comes from not knowing what you’re doing. Risiko datang dari ketidakpahaman atas apa yang dilakukan. Investasi saham adalah membeli masa depan bisnis perusahaan.

Jika kita mengetahui dengan baik bisnis perusahaan yang sahamnya akan kita beli maka kita akan bisa mengurangi risiko. Warren Buffet juga dikenal sebagai investor yang tidak terlalu memperhatikan pergerakan harga saham.

Harga saham boleh turun tetapi jika kita yakin bahwa bisnis perusahaan tersebut bagus dan punya prospek yang bagus di masa depan maka kita tinggal menunggu dengan sabar karena harga saham pasti akan naik kembali.

Bagaimana dengan Bursa Efek Indonesia? Apa saham yang layak untuk dipilih? Secara teknikal Bursa Efek Indonesia memang sedang turun, akan tetapi secara fundamental pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung pemulihan perekonomian Indonesia, seperti insentif pajak bagi perusahaan/industri yang terdampak langsung pendemi Covid-19, relaksasi kredit bagi perusahaan dan UMKM, stimulus lanjutan di sektor keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan, serta beberapa kebijakan lain di bidang fiskal dan moneter.

Kebijakan-kebijakan tersebut tentu akan memberikan penguatan pada fundamental perekonomian Indonesia yang akan berdampak pada fundamental indusri dan bisnis perusahaan-perusahaan di Indonesia. Saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan kebutuhan rumah tangga bisa menjadi pilihan.

Saham-saham perbankan juga layak dipilih karena meningkatnya transaksi non tunai selama pandemi. Saham-saham telekomunkasi juga bisa menjadi pilihan karena meningkatnya kebutuhan koneksi data selama masa pandemi.

Kondisi pasar saham saat pandemi secara umum memang mengalami penurunan, namun bukan berarti bahwa tidak ada prospek yang bagus untuk investasi di saham. Jika kita melihat kembali fundamental bisnis perusahaan maka kita akan menemukan saham-saham yang masih menguntungkan saat pandemi atau sempat turun harganya tetapi memiliki prospek yang bagus di masa depan.

Ibarat intan atau emas yang akan berbeda dengan batuan datau mineral yang lain, kita hanya perlu memahami dengan baik fundamental bisnis perusahaan untuk mendapatkan saham yang bagus. Seperti juga intan dan emas yang butuh kesabaran untuk mengasahnya agar terlihat kilaunya, kita pun harus sabar untuk menunggu saham-saham tersebut untuk kembali berkilau di masa depan.

*Penulis merupakan Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kirab Pengantin Tebu di Pabrik Gula Madukismo

Bantul
| Selasa, 23 April 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Berikut Rangkaian Program Pilihan Keluarga Indonesia Paling di Hati, Hanya di MNCTV

Hiburan
| Selasa, 23 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement