Advertisement

OPINI: Eksistensi Seni Budaya dan Pariwisata di Masa Pandemi

H Widodo, Badan Pelaksana Otorita Borobudur
Jum'at, 18 Februari 2022 - 06:17 WIB
Maya Herawati
OPINI: Eksistensi Seni Budaya dan Pariwisata di Masa Pandemi H Widodo, Badan Pelaksana Otorita Borobudur

Advertisement

Kebudayaan secara umum bisa diartikan segala sesuatu hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan merupakan keseluruhan suatu sistem gagasan, tindakan, serta hasil karya manusia dalam kehidupan.

Ada beberapa unsur yang melekat dalam kebudayaan, yaitu Bahasa, Sistem Pengetahuan, Sistem Kemasyarakatan, Sistem Peralatan Hidup, Sistem Mata Pencaharian, Sistem Religi dan Kesenian. Dengan demikian kebudayaan bisa diterjemahkan sebagai segala sesuatu yang merupakan cara untuk hidup dan berkembang, menjadi milik bersama, serta diteruskan ke setiap generasi. Sedangkan pariwisata mempunyai pengertian:serangkaian kegiatan dan aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh manusia, baik perorangan maupun berkelompok, dari satu tempat ke tempat lain secara sementara dengan tujuan untuk mendapatkan keseimbangan, kedamaian, ketenangan, keserasian, dan kebahagiaan jiwa”.

Advertisement

Kita ketahui bersama bahwa saat ini pariwisata menjadi sektor utama bagi perekonomian Indonesia, di mana pariwisata telah ditetapkan menjadi prioritas pembangunan nasional. Dengan demikian diperlukan strategi pengembangan destinasi baru yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, maka dibutuhkan satu badan otorita profesional dan mandiri dalam pengelolaan kawasan destinasi pariwisata dengan standar dunia. Selain itu kehadiran para investor dalam membangun amenitas dan fasilitas pendukung pariwisata juga merupakan hal yang sangat penting. Supaya pengelolaan destinasi tersebut bisa berdaya guna dan berhasil guna, maka para pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan mesti bekerja sama untuk berkolaborasi dan berinovasi serta bersinergi dalam melaksanakan program pengembangan destinasi pariwisata. Saat ini tengah berkembang wisata glamour camping (glamping) serta aktivitas wisata yang berinteraksi dengan alam baik dalam bentuk olah raga, edukasi, pengalaman (experiencing) dan berinteraksi dengan masyarakat lokal. Wisata demikian merupakan wisata yang sustainable dan bersahabat dengan alam, dan kini menjadi trend lifestyle bagi high-end tourism.

Di sisi lain, Indonesia memiliki kekayaan warisan seni budaya yang bernilai adi luhur serta memiliki kearifan lokal dan tersebar di seluruh nusantara. Keindahan dan estetika karya seni budaya daerah tersebut diekspresikan melalui beberapa media yang kemudian disebut dengan seni tari, seni rupa, seni musik, seni teater, sastra, film, batik, arsitektur, dll. Dari karya-karya seni yang tercipta secara pribadi maupun komunal, akhirnya melahirkan tokoh-tokoh seniman dan budayawan di Indonesia, seperti Afandi, Bagong Kusudiarjo, Ebiet G. Ade, Yati Pesek, Chrystne Hakim, Didik Nini Towok, dan lain-lain.

 

Pandemi Covid-19

Sudah dua tahun Indonesia di landa pandemi Coronavirus Disease 19 yang dikenal dengan Covid-19. Virus ini menyerang sistem pernapasan. Penyakit virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia. Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tengah-tengah masyarakat, dan supaya tidak menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, maka pemerintah telah mengambil kebijakan dengan melaksanakan lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Akibat Covid-19 yang melanda Indonesia dan pemberlakuan berbagai kebijakan pemerintah tersebut di atas, berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat antara lain sektor ekonomi, sosial budaya, kesehatan, pariwisata, olah raga, transportasi, pekerjaan hingga dunia pendidikan di Indonesia.

Tidak bisa dipungkiri dengan adanya keterbatasan aktivitas di masyarakat sehingga mengakibatkan perekonomian menjadi lumpuh. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya masyarakat (buruh) yang kehilangan pekerjaan akibat PHK, destinasi pariwisata, perhotelan, usaha kuliner yang tutup. Di samping itu pertunjukan seni budaya, pameran, festival budaya juga ikut stagnan.

Perkembangan kasus Covid-19 pada saat ini masih sangat memprihatinkan. Covid-19 dapat kita kendalikan dengan melaksanakan protokol kesehatan (3M), yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir, dan menjaga jarak. Kita ketahui bersama bahwa saat ini pandemi belum berakhir. Kenormalan baru (new normal) dilakukan sebagai upaya mitigasi dan kesiapan warga untuk beraktivitas di luar rumah seoptimal mungkin, sehingga dapat beradaptasi dalam menjalani perubahan perilaku yang baru.

 

Kreativitas dan Inovasi

Pandemi Covid-19 membuat aktivitas di semua lini terganggu dan sangat menguras tenaga serta emosional karena rasa panik dan takut tertular. Menghadapi masa pendemi Covid-19, kita harus terus berpikir positif dan memotivasi diri sendiri, yakin bahwa pandemi ini pasti akan berakhir dan kehidupan akan kembali normal.

Pandemi Covid-19 telah membuat banyak batasan dalam segala hal, apalagi saat diberlakukan lockdown atau pembatasan wilayah yang membuat orang- orang hanya bisa beraktivitas di sekitar rumah. Namun demikian masih ada sebagian orang bahkan bisa tetap produktif dengan menciptakan berbagai konten-konten kreatif yang kemudian diunggah di media sosial mereka. Tetap kreatif dan mengembangkan diri ini bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh dan mental selama kondisi pandemi Covid-19.

Improvisasi; keterbatasan akses, jejaring dan sarana komunikasi jangan biarkan hal itu menghentikan imajinasi kita. Berimprovisasi dengan seperangkat sumber daya baru akan dapat mengarahkan pada pekerjaan baru.

Kontribusi; banyak kegiatan atau kompetisi berhadiah yang ditawarkan di luar sana, jangan ragu untuk mengikutinya jika merasa mampu.

Peningkatan keterampilan; dapatkan keterampilan baru untuk memperkuat keberadaan media sosial kita, seperti Instagram (IG), Facebook (FB), Twiter, Whatsapp (WA), Youtube, dan lain-lain. Dunia virtual akan menjadi penghasil pendapatan penting bagi mereka yang berjualan dan mengajar seni. Salah satu pendekatan yang mungkin bisa dilakukan oleh pelaku seni dan para pelaku pariwisata saat ini adalah melakukan transfer pengetahuan, mengembangkan wacana, dan berdiskusi jarak jauh. Seniman/budayawan/pelaku wisata bisa mempresentasikan proses berkarya atau perjalanan kekaryaannya secara online/virtual.

Di masa pandemi Covid-19 ini akhirnya kita benar-benar menyadari dan memahami betapa pentingnya fungsi dari platform virtual tour atau viewing experience secara online untuk lembaga publik guna untuk menunjukan eksistesi pariwisata dan seni budaya Indonesia yang sangat beragam ini.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024

Jogja
| Rabu, 24 April 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Berikut Rangkaian Program Pilihan Keluarga Indonesia Paling di Hati, Hanya di MNCTV

Hiburan
| Selasa, 23 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement