Advertisement

OPINI: Grandparenting, Adakah Peluang Bisnis?

Mahestu N Krisjanti, Dosen Departemen Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Kamis, 24 Februari 2022 - 06:07 WIB
Maya Herawati
 OPINI: Grandparenting, Adakah Peluang Bisnis? Mahestu N Krisjanti, Dosen Departemen Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Advertisement

Pergeseran peran wanita, dari bekerja di rumah untuk mengelola keluarga kemudian berpindah peran dengan bekerja di sektor formal telah terjadi sejak beberapa dekade terakhir. Fenomena pergeseran ini telah lama mendorong munculnya lahan-lahan pekerjaan baru. Misalnya, pembantu rumah tangga, babysitter, warung makan yang menjual lauk pauk, dan lain-lain.

Tentu saja ini sangat mudah dipahami, karena waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lagi tersedia dengan luang, ketika wanita bekerja bekerja di luar rumah. Mempekerjakan orang untuk membantu aktivitas rumah tangga, misalnya asisten rumah tangga dan pengasuh anak, sangat lumrah terjadi di masyarakat saat ini dan bukan suatu kemewahan. Banyak rumah tangga yang mampu secara finansial untuk mempekerjakan satu atau beberapa tenaga kerja di keluarga mereka, terutama karena upah pekerja ini tidaklah terlalu tinggi.

Advertisement

Fenomena wanita bekerja di sektor formal juga terjadi di banyak negara. Namun demikian, di banyak negara maju, mempekerjakan satu atau beberapa orang untuk membantu rumah tangga adalah hal yang terhitung mewah, atau bahkan sangat mewah. Hal ini disebabkan oleh tingginya upah tenaga kerja.

Di banyak negara, beberapa wanita akhirnya memilih untuk meninggalkan karier mereka ketika anak-anak hadir dalam perkawinan. Namun ketika mereka yang memilih untuk tetap berkarier, ada solusi lain yang bisa mereka ambil yaitu menitipkan anak-anak ke Daycare Center atau Tempat Penitipan Anak, yang sebenarnya juga tidak murah, namun masih lebih murah dibandingkan mempekerjakan babysitter.

Opsi berikutnya adalah melibat orang tua mereka dalam merawat anak-anak. Di Australia dan beberapa negara lain, keterlibatan kakek dan nenek dalam merawat cucu sudah cukup tinggi, terutama karena terlalu mahalnya upah babysitter dan biaya penitipan anak di daycare.

Di Indonesia, “menitipkan” anak pada kakek dan nenek sudah terjadi sejak lama, walaupun pernah sedikit bergeser dengan munculnya pusat-pusat penitipan anak dan tingginya kemampuan orang tua untuk mempekerjakan babysitter.

Seperti, dalam jangka waktu yang tidak sangat lama, apa yang telah terjadi di banyak negara maju juga akan terjadi di Indonesia, di mana upah tenaga kerja akan naik termasuk upah tenaga kerja yang bekerja di rumah tangga. Dengan demikian opsi mempekerjakan babysitter akan menjadi suatu kemewahan.

Sangat mudah untuk diprediksi bahwa pengasuhan anak akan kembali bergeser ke kakek dan nenek. Peluang bisnis apakah yang berpotensi dibutuhkan ketika masa itu datang? Berikut beberapa ide bisnis yang berpotensi dikembangkan.

Pertama, kelas Grandparenting baik dalam bentuk pelatihan pendek maupun seminar. Beberapa tahun terakhir kelas parenting banyak diminati oleh masyarakat. Pelatihan dan seminar parenting menjadi booming. Topik-topik di seputar psikologi anak dan remaja, dan topik pendampingan anak dalam menggunakan media sosial selalu dipenuhi oleh para orang tua. Sudah saatnya, kelas parenting ini perlu didesain secara khusus untuk grandparent. Para kakek dan nenek inilah yang ke depan akan banyak terlibat dalam mengelola bayi atau balita. Jarak usia yang jauh dan ditambah dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, menyebabkan sulitnya para kakek dan nenek untuk menyesuaikan pola pengasuhan yang mengikuti perkembangan jaman. Mereka tidak bisa lagi menggunakan pengasuhan seperti yang telah mereka lakukan pada anak-anak mereka. Terlebih lagi, jika pada masa itu mereka dibantu oleh babysitter. Kelas pelatihan atau pun seminar grandparenting ini perlu dilakukan. Perkembangan teknologi telah banyak dipakai dengan cara yang kurang tepat dalam pengasuhan cucu, dan ini disebabkan oleh karena kekurangtahuan mereka atas efek teknologi tersebut pada anak balita.

Peluang bisnis kedua, kedai ramah kakek/ nenek dan cucu. Sejauh pengamatan penulis, konsep bisnis ini belum ada di masyarakat, sedangkan peluang bisnis ini cukup potensial. Tempat bermain anak atau playground mudah dijumpai baik di shopping mall maupun di beberapa tempat lain. Tempat bermain ini tentunya nyaman untuk anak-anak, tetapi apakah kenyamanan para kakek dan nenek yang akan menemani mereka telah diperhitungkan. Demikian pula, kedai kopi, kafe, rumah makan ataupun warung makan sangat mudah ditemui di masyarakat.

Namun demikian, belum ada yang menyasar secara khusus untuk para tengah baya, di mana desain, menu dan suasana kedai atau kafe atau rumah makan tersebut disesuaikan dengan minat dan selera mereka. Di mana, kedai, kafe atau rumah makan tersebut akan menjadi tempat tujuan para tengah baya untuk berkumpul.

Dua Peluang Bisnis

Ketika ke depan nanti fenomena keterlibatan kakek dan nenek dalam pengasuhan cucu meningkat efek dari tingginya upah tenaga kerja, gagasan kedai, kafe atau rumah makan untuk pasar tengah baya ini perlu digabungkan dengan gagasan tempat bermain yang edukatif untuk balita. Gabungan dua gagasan ini akan menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan di masa mendatang.

Tempat bermain yang nyaman, aman dan edukatif untuk anak balita yang terintegrasi dalam suatu kedai, cafe atau rumah makan yang didesain secara khusus untuk pasar paruh baya. Kebutuhan para tengah baya untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan teman sebaya terpenuhi dan di saat yang bersamaan tetap berkontribusi pada pengasuhan balita.

Perubahan atas siapa yang akan mengelola pengasuhan anak terutama balita di jam-jam kerja perusahaan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Ketika perekonomian suatu negara meningkat, pengangguran akan berkurang secara signifikan sebagai efek dari ketersediaan lapangan pekerjaan. Hal ini akan memicu peningkatan upah tenaga kerja termasuk tenaga kerja di luar sektor formal. Hal ini tentu menggembirakan. Namun demikian, mempekerjakan tenaga kerja di dalam rumah tangga akhirnya akan menjadi suatu kemewahan. Pelibatan kakek dan nenek dalam pengasuhan anak terutama di jam kerja perusahaan adalah opsi yang akan paling banyak diambil.

Situasi ini tentu tidak akan terjadi secara signifikan pada satu hingga tiga tahun ke depan. Namun demikian, membaca peluang bisnis di saat orang lain belum melihat potensi itu, adalah suatu keunggulan. Bersiap-siaplah untuk menyambut perubahan tersebut, dan persiapkan diri Anda sejak awal untuk membaca peluang bisnis dari perubahan tersebut seawal mungkin.

 

 

 

    

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 00:57 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu Kristen Tak Terbatas, Tuhan Akan Angkat Kamu From Mess to Masterpiece!

Hiburan
| Jum'at, 19 April 2024, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement