Advertisement

OPINI: Mengambil Keputusan Berbasis Data

Budi Gandasoebrata
Senin, 28 Maret 2022 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Mengambil Keputusan Berbasis Data Budi Gandasoebrata

Advertisement

Mulai dari pesan sarapan pakai aplikasi, belanja di e-commerce, hingga nonton film streaming sebelum tidur, teknologi digital telah menjadi bagian primer masyarakat. Dengan makin lekatnya teknologi digital di kehidupan masyarakat, maka kian banyak data yang terekam dan dapat dianalisis. Jika dikelola dengan tepat, data bisa memainkan peran vital dalam pembuatan kebijakan dengan dampak positif tak terbatas untuk semua lapisan masyarakat.

Pada 2020, International Telecommunication Union (ITU) memperkirakan pengguna internet di Indonesia mencapai 54% dari total populasi. Tak hanya itu, laporan Google, Temasek, dan Bain & Company juga mencatat bahwa Indonesia memiliki 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi hingga paruh pertama 2021, atau berkontribusi 33% dari 60 juta di kawasan Asia Tenggara.

Advertisement

Dengan kenaikan angka tersebut, setiap tahunnya jumlah data yang diproses secara digital pun terus meningkat. Perusahaan dengan ekosistem berbasis teknologi digital seperti GoTo Financial memproses data setiap harinya. Bahkan, data telah menjadi tulang punggung pengambilan kebijakan serta fondasi perancangan inovasi untuk masyarakat luas. Dalam mengelola data dengan jumlah yang besar setiap harinya, dibutuhkan infrastruktur data yang solid dan mumpuni. Terdapat tiga prinsip utama yang perlu hadir di dalamnya, yaitu data technology, data team, dan data governance.

Pertama, data technology merujuk pada teknologi yang tangguh, dapat diandalkan dari hulu ke hilir, dan mampu menyajikan data yang lengkap secara real-time. Elemen-elemen ini mendukung perusahaan atau organisasi dalam menyusun keputusan yang tepat sasaran, tepat guna, dan diterapkan pada waktu yang tepat. Kedua, prinsip data team memastikan tersedianya ruang yang luas untuk terbentuk dan berkembangnya tim data yang kuat. Mulai dari tim data engineering yang mampu menciptakan infrastruktur yang tangguh hingga tim data science yang mampu menganalisis data menggunakan keahlian teoretis, seperti ekonomi, statistik, matematika, dan sebagainya. Kehadiran tim data terbaik di bidangnya memastikan perusahaan selalu menghasilkan keputusan bisnis yang telah melalui pertimbangan akurat.

Ketiga, data governance merujuk pada pengelolaan data yang bertanggung jawab. Data governance yang kokoh memungkinkan perusahaan untuk memastikan kualitas, ketersediaan, kebergunaan, dan integritas data, serta yang terpenting, keamanan data yang dikelola.

Menerapkan standar tertinggi dalam mengamankan data yang dikumpulkan sudah seharusnya menjadi kewajiban perusahaan. Namun, bukan sekadar kewajiban yang harus dipenuhi, keamanan data juga krusial untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan.

Selama bertahun-tahun, ketiga prinsip tersebut telah teruji dan terbukti. Sebagai contoh, di GoTo Financial Group, pengambilan keputusan yang tepat, cepat, dan real-time khususnya sangat krusial ketika pandemi Covid-19.

Perusahaan yang menjadi tumpuan masyarakat luas didorong untuk menggunakan analisis data yang real-time dan berlomba dengan waktu memberikan solusi yang mampu membantu masyarakat bertahan di tengah pukulan pandemi. Misalnya, pada awal pandemi lalu, GoTo Financial melalui Midtrans mengeluarkan inisiatif untuk membebaskan biaya transaksi bagi UMKM yang baru bergabung.

Kebijakan ini dilakukan guna memudahkan para pelaku UMKM bermigrasi ke ranah digital dan beradaptasi di masa pandemi. Namun, di samping itu pemanfaatan big data untuk pengambilan keputusan saat ini tidak hanya diterapkan oleh perusahaan atau organisasi berskala besar. Melalui berbagai platform-nya, GoTo Finansial telah melihat bagaimana data-driven decision making telah menjadi motor penggerak usaha berskala kecil dan bahkan mikro dalam mengembangkan bisnisnya.

Khususnya sejak pandemi, pelaku UMKM kian fasih dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meninjau performa usahanya, seperti identifikasi produk yang paling laku terjual, periode waktu paling ramai konsumen, serta evaluasi strategi promosi dan pemasaran yang dijalankan. Teknologi digital mampu memproses dan menyajikan kembali berbagai data usaha yang memudahkan para pelaku UMKM mengatur strategi terbaik untuk usahanya. Dari sini, terdapat tiga pembelajaran utama yang dapat dipetik.

Pertama, data membantu proses formulasi pertanyaan yang tepat sebelum menentukan kebijakan terbaik yang harus diambil. Kedua, validasi sumber dan keakuratan data merupakan langkah krusial sebelum temuannya dianalisis dan diinterpretasikan untuk pengambilan kebijakan. Terakhir, perkembangan ekonomi digital menuntut pemanfaatan data secara efisien.

Budaya pengambilan keputusan berbasis data perlu ditanamkan dalam setiap organisasi. Tata kelola data yang mapan dan tim data solid akan menentukan keberlanjutan dan kualitas keputusan yang dihasilkan. Setiap perusahaan atau organisasi patut memahami besarnya tanggung jawab dan peluang yang mereka miliki lewat data yang dikumpulkan. Seluruh lini yang menjadi bagian dari ekosistem perusahaan harus menerapkan analisis dan manajemen data terbaik di kelasnya guna mendorong keputusan yang efisien dan efektif dalam memberikan solusi terbaik untuk masyarakat.

Melangkah ke depan, pengambilan kebijakan berbasis data akan terus menjadi bagian dari kesuksesan perusahaan atau organisasi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa era digital telah membentuk lanskap baru dalam penyusunan kebijakan organisasi, baik publik maupun privat. Hal ini tentunya memberikan tantangan baru bagi para pengambil keputusan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pilkada 2024, KPU Jogja Gandeng Disdukcapil Memastikan Akurasi Data Pemilih

Jogja
| Kamis, 18 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Orang Terdekat Mengantarkan Kepergian Park Bo Ram

Hiburan
| Rabu, 17 April 2024, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement