Advertisement

OPINI: Impact E-Learning terhadap Sistem Pelatihan dan Pendidikan Pasca Covid-19

Zudi Rahmawan, Mahasiswa S2 MM UST
Jum'at, 03 Juni 2022 - 07:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Impact E-Learning terhadap Sistem Pelatihan dan Pendidikan Pasca Covid-19 Zudi Rahmawan, Mahasiswa S2 MM UST

Advertisement

Pada awal tahun 2020-an dunia di gemparkan dengan mewabahnya pandemi virus Covid-19. Penularannya yang sangat mudah,hanya dengan bersentuhan atau memegang benda yang sama saja kita bisa tertular. Saat itu Indonesia  menerapkan sistem lockdown guna mencegah penularan Covid-19.

Dengan adanya kebijakan lockdown, tentu memberikan efek besar bagi kehidupan bermasyarakat atau berorganisasi di Indonesia. Selama masa pandemi, diklat hanya berlangsung secara e-learning

Advertisement

Tentu dalam penerapan sistem diklat  e-learning  ini memberi impact positif dan negatif bagi kita sebagai peserta. Apa saja impact yang kita rasakan?

Impact Positif

Dari segi biayadiklat e-learning  memiliki keunggulan dibanding pelatihan tatap muka. Biaya yang terjangkau karena tidak adanya pengeluaran untuk konsumsi dan sewa tempat untuk pelatihan.dan Hanya membutuhkan jaringan atau kuota saja, Kalau sebelum pandemi, diklat dilaksanakan secara langsung dalam kelas. Hal ini tentu membutuhkan biaya yang besar mulai dari biaya transportasi narasumber, transit atau akomodasi narasumber.

Dari segi efisiensi waktu, diklat e-learning dapat di laksanakan setiap saat. Kita bisa fleksibel menentukan waktu pelaksannannya. Kita sebagai peserta e-learning bisa menyimak atau mempraktikkan apa yang disampaikan ketika pelatihan secara berulang ulang sesuka hati.

Dari segi tempat, dari segi tempat juga tentu sangat membatu kita karena diklat e-learning  ini bisa kita laksanakan dari rumah, baik dari si pengajar ataupun yang di ajar semua bisa dengan santai melaksanakan diklat dari rumah.

 

Impact Negatif

Kelemahan pelatihan secara online terletak pada ketersediaan infrastuktur teknologi yang belum merata di Indonesia. Selain itu ada juga keterbatasan waktu sesi video conference. Sehingga kita tidak memiliki kesempatan untuk bertanya.

Diklat online hanya dilakukan secara singkat, bahkan terkadang kita tidak kebagian waktu pada sesi Tanya jawab. Sehingga terkadang kita masih merasa ada yang kurang paham.

Tingkat keseriusan dalam mengikuti e-learning juga menjadi kelemahan dalam pelaksanaan e-learning. Terkadang sebagian peserta mengikuti e-learning kurang fokus pada materi yang disampaikan. mereka mengikuti e-learning di barengi dengan mengerjakan pekerjaan lain,

Selain itu diklat secara online biasanya tidak dibarengi dengan pendampingan praktik di lapangan secara langsung, hal ini lah yang menjadi faktor utama kelemahan dari pelaksanaan diklat secara online atau e-learning.

Yang saya rasakan selama mengikuti diklat online ini,terkadang kita hanya memahami sebatas teori saja, namun saat kita dituntut praktik di lapangan kita sulit untuk menerapkan teori tersebut secara tepat. Meskipun dalam penyampaian materi dibarengi dengan vidio tutorial, dalam praktiknya masih ada hal hal tertentu yang sulit kita terapkan secara langsung. Bahkan terkadang pembelajaran video dalam tutorial tidak sama persis dengan keadaan nyata di lapangan.

Saran saya dalam pelaksanaan diklat secara online harus dibentuk sub-sub kelompok kecil maksimal 10 orang, di mana tiap kelompok ada satu koordinator pelaksana. Hal ini dimaksud agar para peserta mudah berinteraksi sesuai kebutuhan. Para koordinator juga bertanggung jawab sebagai coach dan mentor secara langsung dalam penerapan praktik di lapangan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024

Jogja
| Rabu, 24 April 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Berikut Rangkaian Program Pilihan Keluarga Indonesia Paling di Hati, Hanya di MNCTV

Hiburan
| Selasa, 23 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement