Advertisement
Mengenal Diversifikasi Konsentris, Cara Jitu Pertahankan Eksistensi Produk
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sebelum memulai berbisnis tentunya sebagai pemilik perusahaan sudah memiliki gagasan usaha apa yang akan dijalani.
Selain itu, juga harus memiliki strategi pemasaran seperti apakah yang akan digunakan, siapa saja segmentasi pasar dari produk perusahaan dan tentunya berapa modal yang dimiliki baik modal materi atau sumber daya manusia yang dimiliki untuk menunjang keberlangsungan atau ketercapaian usaha.
Advertisement
Sebagai contoh perusahaan otomotif pasti sudah memiliki Langkah-langkah strategis yang akan di tempuh untuk bisa menghasilkan dan memasarkan produknya serta gambaran kedepan inovasi apa yang akan di cetuskan, pastinya jauh-jauh hari sudah melihat segmentasi pasar dan menilai kondisi pasarnya.
BACA JUGA: Peningkatan Jumlah Pembeli di Tokopedia Ada di Pundong, Dlingo, Hingga Pleret
Seiring dengan berjalannya waktu suatu perusahaan akan mengalami pasang surut dalam menjual produknya. Ada kalanya merintis usaha dengan omzet penjualan masih di tahap awal atau masa pertumbuhan, di mana omzet penjualan terus bertumbuh, hingga masa puncak di mana produk yang dijual ada pada level tertinggi.
Setelah masa puncak penjualan produk, pemilik perusahaan tentunya berharap tidak mengalami penurunan. Setelah suatu produk mengalami puncak kejayaan baik dari omzet maupun laba yang dihasilkan maka pemilik perusahaan akan berusaha mengupayakan produk-produk perusahaannya bisa tetap eksis di masyarakat.
Untuk itu, biasanya divisi atau bagian pemasaran atau juga bagian analisa pasar akan mengupayakan eksistensi produknya dengan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan Diversifikasi Konsentris.
Apa itu Diversifikasi Konsentris? Sebelum mengenal Diversifikasi Konsentris, arti kata diversifikasi sendiri adalah upaya dalam rangka mencari serta mengembangkan produk atau pemasaran yang baru, dalam upaya untuk mengejar pertumbuhan perusahaan, peningkatan omzet penjualan, peningkatan laba serta peningkatan fleksitabilitas perusahaan.
BACA JUGA: Tak Bisa Bergerak Sendiri, Ini yang Dibutuhkan UMKM agar Bisa Berkembang
Secara umum strategi diversifikasi ada dua yaitu, terkait dan tidak terkait. Bisnis dapat dikatakan saling memiliki keterkaitan apabila dalam rantai bisnis memiliki kesesuaian strategi bisnis yang bernilai kompetitif, strategi ini yang biasa disebut dengan strategi diversifikasi konsentris.
Sedangkan bisnis tidak terkait apabila suatu rantai bisnis anatara keduanya tidak memiliki hubungan yang bernilai kompetitif, strategi ini yang biasa di sebut strategi diversifikasi horizontal dan diversifikasi conglomerate. Sehingga difersivikasi konsentris adalah suatu usaha untuk menambah produk baru yang saling berhubungan yang terfokus.
Strategi diversifikasi konsentris bertujuan untuk mendongkrak pemasaran dari pasangan produk yang dijual, misalkan produk sudah jenuh di pasaran, omzet penjualan serta laba menurun, selain itu dapat digunakan untuk dapat menarik minat pembeli dikarenakan harga yang dipasarkan akn lebih kompetitif dibandingkan dengan membeli produk secara terpisah.
Cara yang dapat di lakukan suatu perusahaan untuk melakukan diversifikasi yaitu dapat melalui, akuisisi, joint venture (kemitraan), pengembangan internal dan masuk pada jenis bisnis yang baru.
Contoh diversifikasi konsentris sendiri misalnya Honda, selain memproduksi mobil, mereka juga memproduksi sepeda motor dengan berbagai versi dan kualifikasi masing-masing.
Contoh lainnya adalah perusahaan laptop dalam menjual produknya bekerja sama dengan perusahaan tas untuk melengkapi penjualan, sehingga apabila konsumen membeli laptop satu paket dengan tas nya, akan lebih bersaing apabila membeli laptop hanya mendapat dus sebagai bonus pembelian. Juga misalnya perusahaan properti yang menjual perumahan lengkap dengan furnitur dan tamannya.
Lalu, kapan waktu terbaik dalam menerapkan Diversifikasi Konsentris? Pertama, diversifikasi ini di terapkan apabila usaha yang dijalankan setelah beberapa bulan berdiri dan dievaluasi tidak ada pertumbuhan yang signifikan (tumbuh melambat); kedua adalah ketika akan berinovasi setelah dipertimbangkan dapat menunjang penjualan produk secara sifnifikan; ketiga, ketika produk yang ditawarkan memiliki pembeli musiman; keempat, ketika perusahaan akan memasuki fase penurunan tingkat siklus kehidupannya; serta yang kelima, ketika perusahaan memiliki manajemen yang kuat dan tangguh untuk menciptakan terobosan baru.
Dengan penerapan strategi tersebut perusahaan akan dapat berkembang secara signifikan dalam pencapaian trget penjualan, profit yang di peroleh serta pemenuhan kebutuhan bagi konsumen akan dapat terpenuhi secara keseluruhan.
Itulah sebabnya, bagi para pelaku bisnis baik yang sudah berjalan atau baru akan memulai bisnis, apakah langkah ini benar-benar sudah dipersiapkan? Setidaknya, strategi ini dapat dijadikan ide dalam menjalankan bisnis sehingga keuntungan ada dapat diperoleh secara maksimal dan berlipat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul Rabu 30 Oktober 2024
Advertisement
Aktor Jefri Nichol Diperiksa Polisi, Berstatus Saksi Dugaan Pengeroyokan
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement