Advertisement

OPINI: Pemenuhan Antioksidan Labu Kuning pada Penderita Kanker

Suwanto, Mahasiswa Program Doktor Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
Senin, 20 Februari 2023 - 12:37 WIB
Arief Junianto
OPINI: Pemenuhan Antioksidan Labu Kuning pada Penderita Kanker Suwanto. - Dok. Pribadi

Advertisement

Setiap 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Momen tersebut mengingatkan agar sama-sama menjaga diri dari adanya penyakit kanker.

Penyakit kanker ditandai adanya pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak terkendali sehingga dapat merusak sel yang ada disekitarnya. Penyakit kanker ditakuti oleh masyarakat dikarenakan sulit disembuhkan, dan akhirnya menyebabkan kematin.

Advertisement

Prevalensi Penyakit Kanker

Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2020, prevalensi penyakit kanker di seluruh dunia sebanyak 19,3 juta kasus, dan yang mengalami kematian sebanyak 10 juta. Penyakit kanker diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah prevalensinya pada 2040 sebanyak 28,4 juta kasus.

Studi prevalensi penyakit kanker di Indonesia pada 2020 terdapat 396,914 terkena penyakit kanker, sedangkan mengalami kematian sebanyak 234,511.

DIY menempati urutan pertama prevalensi penyakit kanker terbanyak yaitu 4.86 per 1.000 penduduk, disusul Sumatera Barat 2.47 per 1.000 penduduk, dan Gorontalo 2.44 per 1.000 penduduk.

Kendati memiliki banyak jenis, prevalensi tertingi adalah kanker payudara 65,858; kanker serviks atau kanker leher rahim 36,633; kanker paru-paru 34,783; kanker hati 21,392; dan kanker nosofaring 19,943.

Dari data tersebut yang lebih dominan terkena penyakit kanker adalah wanita dibandingkan pria.

Tingginya prevalensi penyakit kanker menjadi kewaspadaan dalam menjaga kesehatan tubuh agar tidak terkena penyakit kanker.

Upaya terapi yang dilakukan oleh penderita kanker yaitu operasi, dan kemoterapi. Kemoterapi dilakukan dengan cara memberikan obat antikanker yang bertujuan menghancurkan sel-sel penyebab kanker.

Akan tetapi terapi kanker yang dilakukan dapat berdampak negatif pada sel-sel yang sehat, begitu juga biaya untuk terapi kanker sangat mahal, bukan hanya satu kali terapi akan tetapi keluar masuk rumah sakit juga membutuhkan biaya.

Mahalnya biaya terapi penyakit kanker perlu adanya solusi agar penyakit kanker dapat dicegah dan diobati dengan biaya terjangkau yaitu melalui pemenuhan antioksidan.

Potensi Labu Kuning

Penggunaan terapi bahan alam yang mengandung antioksidan lebih aman tidak berdampak terhadap sel-sel yang sehat. Adapun terapi bahan alam yang mengandung antioksidan adalah labu kuning.

Labu kuning termasuk dalam famili Cucurbitacea memiliki 120 genus dan 800 spesies. Adapun jenis spesies dari Cucurbitacea antara lain Cucubita moschata, Cucurbita pepo, Cucurbita maxima, Cucurbita mixta, Cucurbita digiata, Citrullus lanatus, Luffa acutangula, Momordica charantia, dan Citrullus lanatus.

Labu kuning dapat tumbuh di mana saja baik di daerah tropis, dataran rendah hingga ketinggihan 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Selain itu mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi hangat dengan temperatur 18-27 derajat Celsius.

Sebaran labu kuning di Indonesia merata, hal ini dikarenakan penanaman dan pemeliharaan mudah dilakukan, dan juga tahan terhadap cekaman kekeringan.

Budi daya labu kuning dapat digunakan sebagai sumber pendapatan tambahan selain dari budi daya tanaman pokok pada umumnya seperti padi.

Hasil budi daya labu kuning selain dijual tetapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan yang memiliki manfaat terhadap kesehatan tubuh yaitu sebagai pencegahan dan pengobatan penyakit seperti kanker.

Begitu juga di beberapa negara seperti Cina, Argentina, India, Mexico, Brazil, dan Korea pernah memanfaatkan labu kuning sebagai tanaman obat.

Adanya potensi labu kuning berperan terhadap pencegahan dan pengobatan penyakit hal ini dikarenakan labu kuning memiliki kandungan antioksidan.

Antiosidan pada labu kuning berperan dalam menghambat proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas.

Radikal bebas salah satu penyebab terjadinya kanker. Radikal bebas diperlukan oleh tubuh dalam jumlah tertentu untuk membantu proses fisiologis dengan cara transfer elektron, akan tetapi jika radikal bebas jumlahnya berlebihan, maka akan terjadi stres oksidatif.

Stres oksidatif dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Secara morfologi pertumbuhan sel yang tidak terkendali terlihat adanya nodul yang terbentuk dan secara anatomi ditandai adanya ukuran sel yang melebihi ukuran normal dan mengalami perubahan bentuk dari aslinya.

Jenis antiosidan pada labu kuning antara lain Cucurbitacin. Cucurbitacin pada labu kuning dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu cucurbitacin B, dan cucurbitacin E.

Cucurbitacin E memiliki sifat antikanker. Aktivitas cucurbitacin sebagai antikanker dengan cara menghambat sel kanker, merusak struktur aktin dan vementin, selain itu aktivitas cucurbitacin sebagai antikanker dengan cara menginduksi apoptosis melalui jalur JAK/STAT, PARP, MAPK.

Harapan ke Depan

Penelitian yang dilakukan Friederich et.al (2000) pasien yang mengalami pembesaran prostat jinak yang dikenal dengan Benign Prostatic Hyperplasia yaitu gejala pembuangan air kecil, diberikan ekstrak etanol biji labu selama tiga bulan hasil yang didapatkan terdapat perubahan dari adanya Benign Prostatic Hyperplasia yaitu aliran urin menjadi lancar.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Svjetlana et.al (2016) penggunaan cucurbitacin yaitu antioksidan pada labu kuning dapat menghambat pertumbuhan sel pada kanker payudara, dan prostat.

Berdasarkan kajian ilmiah diatas maka upaya dalam pencegahan dan pengobatan penyakit kanker tidak diragukan lagi menggunakan terapi antiosidan labu kuning, terapi tersebut lebih aman terhadap kesehatan tubuh dan juga biaya yang dikeluarkan lebih ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Bantuan Keuangan Politik Disalurkan Dua Tahap

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Rela, Ungkapan Some Island tentang Kelam, Ikhlas dan Perpisahan

Hiburan
| Jum'at, 29 Maret 2024, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement