Advertisement

HIKMAH RAMADAN: Pendosa yang Meraih Derajat Takwa

Moch. Iqbal
Selasa, 18 April 2023 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
HIKMAH RAMADAN: Pendosa yang Meraih Derajat Takwa Moch. Iqbal - Dok Pribadi

Advertisement

Ada stigma di masyarakat kita bahwa orang yang bersalah adalah orang yang buruk dan dicap tidak baik. Padahal, manusia pada fitrahnya adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT dengan karakter tak luput dari dosa. Tidak ada satu manusia pun yang dilabeli sebagai manusia suci.

Nabi Adam AS, manusia pertama yang diciptakan pun tak luput dari kesalahan yaitu saat beliau tidak dapat mencegah istrinya, Hawa, dari memakan buah Khuldi di surga yang mereka tempati saat itu.

Advertisement

Sehingga, konsekuensi dari kesalahannya itu adalah mereka diturunkan ke Bumi. Namun, Nabi Adam AS berdoa kepada Allah SWT untuk memohon ampun dari kesalahannya tersebut sehingga Allah pun mengampuninya.

Rasulullah Muhammad SAW, meskipun sebagai manusia terbaik (khairul basyar), namun sebagai manusia beliau pun pernah melakukan kesalahan. Hanya saja, kesalahan dan kekhilafannya tersebut langsung ditegur oleh Allah SWT.

Suatu ketika Rasulullah SAW didatangi oleh Abdullah bin Ummi Maktum, seorang sahabat yang tunanetra. Pada saat itu Rasulullah SAW sedang mendakwahkan Islam kepada para pemuka Quraisy. Abdulllah bin Ummi Maktum berkata, “Ajarkanlah aku apa yang telah Allah ajarkan kepadamu,” dan ia mengulang-ulang perkataannya. Rasulullah SAW tidak mau memutuskan pembicaraannya, beliau pun bermuka masam dan mengacuhkan Abdullah bin Ummi Maktum, sehingga turunlah Surat ‘Abasa ayat 1-10 sebagai teguran dari Allah SWT kepada Rasulullah.

Lalu bagaimanakah cara kita meraih derajat takwa, padahal kita pasti memiliki dosa dan kesalahan? Ada kalanya kita menjadi hamba yang ábid (ahli ibadah) dan sangat menaati Allah SWT dan Rasul-Nya.

Namun, terkadang pula kita melakukan kekhilafan dan dosa. Maka Allah SWT mengajarkan trik kepada kita untuk mendapatkan level takwa ketika kita berada di posisi tersebut, yaitu: “Dan [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, [segera] mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa [lagi] yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui,” (QS Ali Imran: 135).

Untuk meyakinkan diri kita bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita dan memberikan gelar takwa kepada kita meskipun kita pernah berdosa, kiranya kita dapat belajar dari kisah orang-orang yang memperoleh husnulkhatimah di akhir hayat mereka.

Kita pernah mendengar kisah tentang seorang wanita pezina yang masuk surga karena memberi minum anjing yang sedang kehausan di tengah teriknya panas dan susah untuk mendapatkan air. Juga kisah tentang seorang pembunuh yang telah membunuh seratus jiwa, namun dengan kegigihan dan tekadnya yang kuat untuk bertaubat, maka Allah SWT pun mengampuni dosa-dosanya tersebut dan menganugerahinya surga.

Kisah wanita pezina dan seorang pembunuh tersebut mencerminkan bahwa Allah SWT itu maha pengampun dan setiap orang dapat masuk surga asalkan memiliki kesungguhan untuk bertaubat dan siap melaksanakan segala perintah-Nya.

Moch. Iqbal

Dosen Pendidikan Bahasa Arab UMY, Kandidat Ph.D. Universidad Autónoma de Madrid, Spanyol & Ketua PCIM Spanyol periode 2020-2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jalan Rusak di Sleman Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasang Spanduk Obyek Wisata Jeglongan Sewu

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Lokasi dan Harga Tiket Museum Dirgantara Jogja, Cek di Sini

Hiburan
| Sabtu, 20 April 2024, 13:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement