Advertisement

OPINI: Perayaan Diplomatik & Peluang Emas RI

Irman Faiz
Sabtu, 06 Mei 2023 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
OPINI: Perayaan Diplomatik & Peluang Emas RI Irman Faiz - JIBI

Advertisement

Tahun 2023 penuh dengan tantangan bagi perekonomian global. Inflasi dunia yang meroket dan berkepanjangan, memaksa bank sentral dunia untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter yang agresif.

Oleh karena itu, dampak penuh dari kenaikan suku bunga acuan bank sentral dunia diperkirakan terasa pada tahun ini. Ancaman resesi global dan ketidakpastian geopolitik yang masih tinggi terkait dengan perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan serta peningkatan tensi politik antara China-Amerika menjadi risiko utama bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.

Advertisement

Terlepas dari berbagai risiko tersebut, Indonesia memiliki peluang emas pada tahun ini berkaitan dengan perayaan diplomatik yang sudah terjadi tahun lalu dan akan terjadi pada tahun ini. Pada tahun ini, terdapat dua agenda diplomatik yang memberikan peluang emas bagi Indonesia untuk meningkatkan resiliensi perekonomian ke depan, yaitu perayaan hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang ke-65 dan Indonesia sebagai ketua ASEAN, melanjutkan estafet dari Kamboja. Sementara itu, pada tahun lalu Indonesia telah sukses menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang menghasilkan berbagai tindak lanjut strategis untuk dieksekusi pada tahun ini.

Sejak tahun lalu, Pemerintah Indonesia-Jepang telah melakukan berbagai kunjungan politik untuk mempererat lebih lanjut kemitraan strategis Indonesia-Jepang ke depan. Dalam berbagai pertemuan, Pemerintah Indonesia-Jepang sepakat untuk mengambil kesempatan yang ada dari jalur perdagangan dan investasi. Dari jalur perdagangan, kedua pihak memprioritaskan upaya intensifikasi Indonesia-Japan Economic Partnership (IJEPA) dan implementasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) pada tahun ini.

Dalam bidang investasi, berbagai komitmen telah disepakati oleh Jepang terhadap proyek investasi di Indonesia, mulai dari kelanjutan proyek Pelabuhan Patimban, proyek MRT fase II, hingga proyek-proyek infrastruktur di Ibu Kota Nusantara ke depan. Dalam KTT G20, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Kishida sudah berkomitmen untuk meluncurkan inisiatif Bersama yaitu Asia Zero Emission Community (AZEC). Melalui AZEC, Jepang berkomitmen untuk melakukan investasi senilai US$500 juta (setara Rp7,3 triliun), untuk mendorong mekanisme transisi energi terbarukan di Indonesia.

Mengubah Tantangan
Selain komitmen yang sudah ada, momentum perayaan diplomatik ini juga dapat dioptimalkan untuk mengubah tantangan global yang ada menjadi peluang.

Perang antara Rusia-Ukraina mengubah rantai perdagangan dunia terutama untuk komoditas energi. Dinamika perdagangan Jepang, ASEAN, dan Indonesia juga terdampak. Sebelum terjadinya perang, mayoritas impor bahan bakar mineral Jepang berasal dari Australia (19%) dan Arab Saudi (16%). Indonesia dan Malaysia sebagai bagian dari ASEAN juga menjadi dua pemasok terbesar bagi Jepang dengan total pangsa pasar sekitar 8%.

Akibat dari perang Rusia-Ukraina, Arab Saudi banyak melakukan penjualan bahan bakar mineral ke Kawasan Eropa, untuk menggantikan posisi Rusia sebagai pemasok terbesar di Eropa. Dengan pertimbangan biaya distribusi yang lebih murah, negara di Kawasan Asia, termasuk Jepang harus mencari pengganti Saudi Arabia untuk bahan bakar mineral. Indonesia termasuk salah satu negara yang diuntungkan. Impor bahan bakar mineral Jepang dari Indonesia meningkat hingga 235% pada 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tidak hanya Indonesia, Malaysia juga turut diuntungkan sebagai pemasok bahan bakar mineral. Pertumbuhan impor Jepang dari Kawasan ASEAN pada 2022 meningkat hingga 247% pada 2022.

Jepang juga banyak mengimpor tembakau dan konsentrat biji besi, dengan pangsa masing-masing sebesar 54% dan 20% dari total impor Jepang dari Ukraina.

Dari perubahan rantai pasok pada komoditas ini, Indonesia menjadi yang paling diuntungkan sebagai produsen tembakau dan biji besi. Ekspor tembakau Indonesia ke Jepang meningkat hingga 114% pada 2022, sedangkan konsentrat biji besi meningkat hampir 30%.

Selain komoditas energi, semi-konduktor juga salah satu komoditas yang rantai pasoknya juga terganggu, bahkan sebelum perang terjadi. Sejak awal 2020 saat Pandemi Covid-19 melanda, permintaan untuk telepon pintar, permainan digital, dan barang-barang yang membutuhkan semikonduktor meningkat. Akibat restriksi mobilitas pada 2020, industri semikonduktor kekurangan tenaga kerja yang berlanjut terhadap penundaan pengiriman barang akibat isu logistik global. Pada 2022, kondisi logistik dan utilisasi kapasitas industri semi-konduktor mulai membaik namun belum optimal. Operasi penuh diperkirakan baru akan tercapai pada 2024.

Adanya kebutuhan semikonduktor yang tinggi di tengah kondisi produksi yang belum normal dapat dimanfaatkan oleh negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Singapura. Kelima Negara ASEAN ini menguasai sekitar 23% pangsa ekspor semi konduktor dunia. Indonesia sebagai ketua ASEAN yang baru dapat mendukung peluang tersebut, untuk mendorong ASEAN sebagai epicentrum of growth.

Dengan membaiknya perdagangan Kawasan ASEAN, Indonesia juga akan mendapatkan spillover benefit melalui ASEAN intra-trade. Dari industri semikonduktor, Indonesia merupakan salah satu produsen pasir silika dan bauksit yang merupakan bahan baku untuk semikonduktor. Perayaan diplomatik yang beruntun sejak tahun lalu, dapat dimanfaatkan untuk penguatan ekonomi Indonesia serta kawasan ASEAN. Di tengah tantangan global, ASEAN intra-trade menjadi tumpuan untuk menahan dampak pelemahan ekonomi global. (JIBI/Bisnis Indonesia)

Irman Faiz
Ekonom Bank Danamon Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 13:17 WIB

Advertisement

alt

Siap-Siap! Ini Jadwal dan Cara Ikut War Tiket Konser Sheila on 7

Hiburan
| Kamis, 18 April 2024, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement