Advertisement

OPINI: Segmentasi Penting untuk Bisnis Kafe di Jogja

Dismas Persada Dewangga Pramudita, Dosen Departemen Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Kamis, 22 Juni 2023 - 06:57 WIB
Galih Eko Kurniawan
OPINI: Segmentasi Penting untuk Bisnis Kafe di Jogja Dismas Persada Dewangga Pramudita

Advertisement

Maraknya bisnis kuliner kafe di DIY tentunya semakin memperkuat status selain sebagai tujuan wisata. Provinsi ini juga merupakan tempat para generasi muda menempuh pendidikan tinggi dengan Sleman sebagai tempat mayoritas universitas negeri maupun swasta beroperasi.

Kondisi ini merupakan peluang bagi para pebisnis kafe di DIY, khususnya pada kawasan yang letaknya ada di dekat kampus maupun di dekat objek wisata tertentu. Tingginya tingkat persaingan antarbisnis kafe tentu menciptakan sebuah kondisi yang disebut dengan hiperkompetisi.

Advertisement

Terdapat beragam kafe dengan berbagai karakteristik serta konsepnya. Persaingan kreativitas untuk implementasi konsep kafe sehingga menjadi pembeda antara satu kafe dan lainnya menjadi penting, mengingat kondisi yang sudah hiperkompetisi tadi. Luas area serta lokasi tentunya menjadi variabel penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan konsep bisnis kuliner kafe.

Kedua variabel tersebut dapat menjadi sebuah keunggulan maupun keterbatasan. Setiap pengusaha tentunya perlu untuk menyadari keunggulan, kelemahan, peluang, serta ancaman bagi bisnisnya, tak terkecuali pengusaha kafe.

Segmentasi Penting
Pemilik atau pelaku bisnis kafe di provinsi DIY tentunya mayoritas sadar akan kondisi persaingan yang telah mencapai taraf hiperkompetisi. Namun, langkah yang ditempuh untuk mempertahankan serta meningkatkan bisnisnya tentu berbeda-beda.

Kreativitas dan kesadaran tentang kondisi terkait kemampuan finansial bisnis dapat menjadi penentu untuk mencari keputusan strategis yang tepat. Dalam bidang pemasaran, segmentasi pasar perlu dilakukan untuk efektivitas dan efisiensi bisnis.

Menurut para ahli di bidang pemasaran, yakni Kotler dan Ketler (2012), setiap pebisnis tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam jumlah yang sangat besar, terlalu luas, dan beragam. Hal tersebut tentu menjadi dasar mengapa segmentasi pasar merupakan strategi secara umum yang perlu diterapkan.

Meskipun DIY menjadi tempat favorit banyak generasi muda dari berbagai latar belakang menempuh pendidikan tinggi, provinsi ini juga menjadi tujuan wisata dimana setiap generasi tentunya bisa saja berwisata. Jika dikaitkan dengan teori kebutuhan, setiap individu tentu memerlukan kehidupan sosial, berkumpul bersama keluarga maupun kerabat terdekat.

Kehadiran bisnis kafe tentu dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut. Kebutuhan bersosialisasi ini tentunya tidak memandang usia. Individu yang tergolong generasi X, Y, dan Z semuanya perlu untuk bersosialisasi. Berdasarkan hal tersebut, usia dapat dijadikan salah satu dasar dalam melakukan segmentasi bisnis kafe.

Seringkali para pebisnis kafe terlalu berfokus pada para pelanggan yang tergolong generasi muda, khususnya usia 20-30an awal. Ditinjau dari kondisi finansial, kelompok umur tersebut mayoritas belum cukup mapan sehingga tidak jarang kita melihat para pelanggan hanya memesan menu dalam jumlah yang sangat terbatas.

Kondisi tersebut umumnya disebabkan karena tingginya harga menu yang ditawarkan. Dari sudut pandang pelaku bisnis kafe, tentu harga menu sudah disesuaikan dengan berbagai hal. Biaya sewa lahan serta bangunan serta biaya operasional tentu menjadi penentu harga produk pada menu yang ditawarkan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka segmentasi usia dapat menjadi celah yang dapat diambil untuk mempertahankan bisnis.

Di tengah maraknya bisnis kafe yang berfokus pada para pelanggan generasi muda, ada peluang untuk membuat segmentasi sehingga kafe dapat lebih berfokus pada pelanggan dengan kelompok usia 40-60-an tahun. Kelompok ini umumnya telah memiliki kemapanan dalam hal finansial. Mereka akan lebih mampu untuk membeli makanan dan minuman yang ditawartkan kafe sehingga cenderung lebih menguntungkan.

Para pelanggan dengan kelompok usia 40-60-an tahun tetap membutuhkan kehidupan bersosialisasi yang mana itu dapat difasilitasi oleh kafe. Bisnis kafe tentunya tidak sekedar bisnis kuliner terkait produk minuman kopi dan non-kopi, namun juga merupakan hospitality bisnis. Keramahtamahan dalam bisnis kafe juga menjadi faktor yang krusial untuk menarik para pelanggan.

Saran
Dengan membuat segmentasi umur dan melihat peluang untuk menarik para pelanggan dengan kelompok umur 40-60-an tahun, pebisnis kafe dapat fokus mengembangkan bisnisnya, khususnya terkait dengan suasana (vibes) yang perlu dibentuk untuk dapat memuaskan pelanggan di kelompok umur tersebut.

Para pelanggan dengan kelompok umur 40-60-an tahun tentunya memerlukan situasi yang lebih tenang, lebih nyaman. Karakteristik tersebut perlu untuk dipertimbangkan sehingga pengembangan aspek hospitality dalam bisnis kafe dapat dilakukan dengan lebih tepat. Contohnya dengan menyediakan musik yang lebih tenang. Suasana yang memuaskan pelanggan tentu merupakan aspek hospitality dari bisnis kafe yang sangat penting dan krusial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

BPN Bantul Blokir Internal Sertifikat Mbah Tupon dan Panggil Notaris yang Terlibat

Bantul
| Selasa, 29 April 2025, 12:07 WIB

Advertisement

alt

Jadi Nyai Roro Kidul di Film "Gundik", Ini Perasaan Luna Maya

Hiburan
| Kamis, 24 April 2025, 13:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement