Advertisement
OPINI: Passive Cooling, Solusi Cuaca Panas
Advertisement
Fenomena cuaca panas melanda sebagian wilayah di Indonesia beberapa hari terakhir. Suhu panas pada siang hari dapat mencapai kisaran 35-38 derajat celsius, jauh melebihi batas maksimal kenyamanan suhu di Indonesia yg berkisar antara 22- 26 derajat celsius.
Kondisi panas ekstrem ini tentu saja menyebabkan ketidaknyamanan kita dalam beraktivitas di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Kita mungkin bisa saja menggunakan AC untuk menurunkan suhu ruangan, akan tetapi hal tersebut memiliki dampak dalam penggunaan energi listrik yang cukup besar dan justru dapat menjadi salah satu penyebab efek pemanasan global. Maka dari itu, sebenarnya ada beberapa alternatif dari teknik passive cooling yang sebenarnya dapat kita terapkan untuk meminimalisasi penggunaan AC tersebut. Setidaknya bisa kita terapkan di desain rumah tinggal kita masing- masing.
Advertisement
Solusi Alternatif
Teknik passive cooling merupakan metode pendinginan alami dengan rekayasa desain arsitektur. Beberapa teknik passive cooling yang dapat kita terapkan untuk menurunkan suhu dalam ruangan antara lain dengan teknik ventilatif cooling yaitu mendesain sistem ventilasi silang pada bangunan. Ventilasi silang tidak hanya menyediakan ventilasi yang terbuka di dua sisi saja akan tetapi dengan menempatkan lubang-lubang ventilasi di dua sisi dengan ketinggian yang berbeda hal ini diupayakan untuk mengeluarkan suhu panas dari sisi ventilasi yang lebih tinggi.
Alternatif passive cooling berikutnya adalah dengan rongga udara pada atap bangunan yaitu dengan penggunaan atap limasan/pelana yang tinggi dan hindari penggunaan atap datar, karena pada dasarnya suhu panas akan bergerak ke bagian atas bangunan sehingga suhu panas tidak berada di ketinggian efektif ruang untuk beraktivitas.
Selain ventilative cooling dan pemanfaatan rongga udara, adapula teknik evaporatif cooling yaitu dengan memberikan elemen air di sekitar bangunan kita sehingga panas Matahari yang datang dapat tereduksi oleh air dan suhu yang masuk dalam ruangan akan lebih rendah dari pada suhu luar ruangan.
Teknik passive cooling terakhir yang dapat kita upayakan adalah dengan penghijauan yaitu memperbanyak area hijau dan pepohonan di sekitar rumah sehingga radiasi Matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat tereduksi dan bayangan dari tajuk pohon dapat memberikan keteduhan di beberapa bagian rumah.
Dengan menerapkan teknik passive cooling yang tepat pada bangunan diharapkan kita masih dapat beraktivitas dengan nyaman di tengah cuaca panas ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir ini dan yang paling utama adalah penggunaan energi listrik dalam bangunan dapat diminimalisasi seoptimal mungkin.
Indah Pujiyanti
Dosen Program Studi Arsitektur Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- UMK 2024 Wonogiri Terendah Kedua di Jateng, SPSI: Dicukup-cukupkan Saja
- LPS: Gen Z Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Jaga Stabilitas Keuangan Nasional
- Innalillahi, Sekjen Partai Hanura Kodrat Shah Meninggal Dunia karena Sakit
- UMK 2024 Ditetapkan, Apindo Jateng Ancam Gugat Pemkot Semarang & Pemkab Jepara
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement