Advertisement

OPINI: Kunci Sustainability adalah Mindset

Aloysia Desy Pramusiwi, Dosen Departemen Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Kamis, 09 November 2023 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Kunci Sustainability adalah Mindset Aloysia Desy Pramusiwi, Dosen Departemen Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Advertisement

Berapa banyak tumbler dan kantong belanja ramah lingkungan yang Anda miliki di rumah? Atau berapa banyak jumlah totebag yang Anda miliki? Tentu pasti ada lebih dari satu untuk jumlah tumbler dan kantong belanja ramah lingkungan yang dimiliki di rumah. Juga jumlah totebag yang dimiliki lebih dari satu karena munculnya keinginan membeli yang baru berdasarkan faktor desain dan motif-motif lucu yang belum dimiliki.

Tentu penggunaan tumbler, kantong belanja ramah lingkungan, menggunakan sedotan reusable dan penggunaan totebag menjadi salah satu contoh yang dapat dilakukan sebagai wujud perilaku ramah lingkungan. Jika seseorang, secara sadar membawa tumbler ketika berkegiatan ke luar, tentu salah satu tujuannya adalah mengurangi konsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang akan menambah jumlah sampah plastik. Membawa kantong belanja saat berbelanja ke supermarket atau convenience store juga sebagai bentuk pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai sehingga mengurangi sampah plastik. Membawa dan menggunakan sedotan reusable pun juga menjadi salah satu cara untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik yang sulit diurai dan limbahnya dapat membahayakan lingkungan hidup.

Advertisement

Perilaku ramah lingkungan dan hal-hal yang berkaitan dengan isu keberlanjutan (sustainability), akhir-akhir ini menjadi hal yang selalu mendapatkan perhatian oleh setiap kalangan.

Menurut Kollmuss & Agyeman (2002) pro-environmental behavior yang dikenal secara umum adalah tindakan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Pro-environmental behavior mencakup berbagai jenis perilaku seperti kegiatan daur ulang, penggunaan transportasi umum, pengelolaan limbah, penggunaan energi ramah lingkungan, dan pembelian produk ramah lingkungan.

BACA JUGA: Merasa Sudah Kembalikan Seluruh Uang Suap Tanah Kas Desa, Krido Minta Keringanan Hukuman

Selain itu, penerapan pro-environmental behavior akan berdampak pada diri kita karena menciptakan lingkungan yang sehat serta pada lingkungan. Dengan demikian, penggunaan tumbler, kantong belanja ramah lingkungan, dan sedotan reusable atau sedotan biodegradble menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan oleh setiap orang sebagai wujud nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup untuk memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat memenuhi kebutuhannya.

Fenomena Konsumerisme

Problem baru lantas muncul berbarengan dengan tren ini. Barang semacam tumbler, kantong belanja ramah lingkungan, totebag, sedotan reusable dan sedotan biodegradble menjadi produk yang diproduksi secara masif dan mempengaruhi perilaku konsumtif masyarakat dengan keinginan untuk memiliki model atau motif lucu lainnya dari produk tersebut agar tidak merasa tertinggal. Hal ini menunjukkan perilaku konsumtif ini tidak sejalan dengan konsep sustainability, yang membedakan hanya pada bagian produknya dapat digunakan berulang kali saja.

Fenomena konsumerisme ini menjadi hal yang melekat dalam kehidupan masyarakat khususnya di perkotaan, karena dapat dengan mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, salah satu faktor yang juga menentukan tingkat perilaku konsumtif adalah kemampuan ekonomi seseorang. Konsumerisme ini juga menyebabkan individu sulit untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan yang terus menerus harus dipenuhi.

Oleh sebab itu, adanya peningkatan kebutuhan konsumtif dari masyarakat ini menjadi salah satu penyebab adanya produksi barang secara masif yang menjadi salah satu faktor kerusakan lingkungan. Dengan demikian, selaras dengan Gifford (2014) bahwa perilaku manusia memiliki dampak yang sangat besar terhadap lingkungan.

Selain itu, berkaitan dengan sustainability dan perilaku ramah lingkungan, kita selalu dikaitkan dengan mengurangi penggunaan plastik karena lebih lama terurai dibandingkan dengan bahan lain seperti kertas maupun kain. Hal ini pun didukung juga dengan peraturan pelarangan penggunaan kantong plastik di beberapa daerah yang ada di Indonesia dan peraturan kantong plastik berbayar. Akan tetapi, sustainability bukan hanya terkait dengan penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan. Justru yang perlu diubah yaitu terkait pola hidup manusia dan perilaku manusia terkait penggunaan suatu barang agar tidak berlebihan. Selanjutnya, bagaimana memahami dan memaknai arti kata cukup sehingga dapat mengurangi sampah dalam bentuk apapun.

BACA JUGA: Cegah Luapan Minyak di Tugu Jogja, Pemkot Pasang Penangkap Limbah Lemak

Artinya jika kita ingin memahami terkait perilaku ramah lingkungan dan sustainability, hal pertama yang perlu diubah adalah pola pikir, perilaku individu, dan bagaimana individu dapat mengkaji barang yang ingin dibeli. Dengan demikian, perilaku konsumtif yang dimiliki ini menjadi salah satu tantangan terbesar jika kita membahas terkait sustainability.

Tidak hanya memikirkan bahan baku yang digunakan dalam suatu produk, akan tetapi bagaimana konsumen dapat membeli secara bijak suatu barang tersebut, apakah memang dibutuhkan atau hanya suatu keinginan saja.

Dengan demikian, ketika kita ingin melakukan perubahan cara hidup agar lingkungan menjadi lebih baik, kita tidak perlu melakukan hal secara radikal. Cukup lakukan secara sederhana. Kita sebagai individu perlu memaknai kata cukup dalam segala hal dan menggunakan sesuai dengan porsinya saja sehingga lebih bijak lagi dalam membeli sesuatu meskipun itu produk ramah lingkungan. Selain itu, setiap manusia memiliki peran masing-masing dalam kontribusinya menjaga lingkungan. Nah, bagaimana? Apakah Anda termasuk golongan serakah yang berburu koleksi tumbler, totebag, kantong belanja, dan menumpuk barang-barang itu di rumah? (***)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kecelakaan Cinomati Minibus Terjun ke Jurang: Selain 1 Korban Meninggal, Ada 9 Penumpang Terluka

Bantul
| Sabtu, 09 Desember 2023, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu Rohani Katolik, Ave Ave atau Di Lourdes di Gua

Hiburan
| Jum'at, 08 Desember 2023, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement