Advertisement

OPINI: Daya Tarik Soft Selling dan Preferensi Audiens

Vonezyo Yupanzara Dharomesz
Kamis, 23 November 2023 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
OPINI: Daya Tarik Soft Selling dan Preferensi Audiens Vonezyo Yupanzara Dharomesz - Dok. Pribadi

Advertisement

Selama ini, sadar tidak sebagai pengguna media sosial, bahwa media sosial memberikan dampak yang sangat luar biasa pada institusi dan bisnis? Tentu, media sosial juga menentukan kesuksesan institusi dan bisnis dalam menjalankan organisasinya.

Media sosial sudah tidak asing lagi digunakan oleh setiap lapisan masyarakat baik individu maupun kelompok. Elemen utama dari media sosial adalah sejauh mana media sosial tersebut memungkinkan suatu institusi atau bisnis dan audiens dapat terhubung, berkomunikasi, dan terlibat.

Advertisement

Tujuan dari penggunaan media sosial dalam konteks institusi atau bisnis adalah untuk melibatkan audiens dengan konten yang relevan. Keterlibatan yang dimaksud adalah tingkat interaksi, kedalaman hubungan, dan pengaruh yang dirasakan audiens terhadap suatu institusi atau merek dalam jangka panjang melalui konten di media sosial yang dimiliki. Selain itu, konten pada media sosial dapat diupayakan dengan menyampaikan konten yang menghibur dan menarik untuk audiensnya. Konten hiburan tidak diragukan lagi menjadi aspek pemasaran media sosial yang penting dan memerlukan perancangan konten yang dianggap menyenangkan, lucu, dan menarik serta relevan dengan audiensnya.

Media sosial yang cukup populer dalam menyajikan konten hiburan antara lain Instagram dan TikTok. Pada awal 2023, Databoks merilis data yang menyatakan Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengguna Instagram terbesar ke-4 di dunia, yakni 89,15 juta pengguna setelah India, Amerika Serikat, dan Brasil. Selain itu, Indonesia juga menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak dunia yaitu mencapai 112,97 juta pengguna. Jumlah tersebut hanya selisih 3,52 juta pengguna dari jumlah pengguna TikTok di Amerika Serikat.

Institusi maupun bisnis mulai mengembangkan media sosial sebagai basis alat promosi yang tidak bersifat hard selling, melainkan soft selling. Sehingga media sosial menjadi mediator untuk institusi maupun bisnis dengan audiens melalui konten yang dibuat. Konten yang dibuat oleh institusi maupun bisnis tentunya mengacu pada penggunaan media sosial yang cukup populer di Indonesia yaitu Instagram dan TikTok tersebut, dengan menyampaikan konten yang menghibur dan menarik untuk audiensnya. Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), sebagai salah satu contoh yang merupakan bagian dari institusi, menggunakan media sosial Instagram sebagai sarana menyampaikan informasi dan promosi secara soft selling.

Aktivitasnya berupa menyampaikan konten yang relevan dengan audiensnya, yaitu semua pihak yang ada di dalamnya. Mengambil contoh dari sisi institusi tersebut, unit Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) sering menyajikan konten hiburan melalui akun Instagramnya (@fbe_uajy). Konten hiburan tersebut disampaikan pada Reels Instagram dengan pengemasan yang relevan dengan mahasiswa.

Pada pekan Ujian Tengah Semester (UTS) misalnya, konten yang relevan dengan mahasiswa bersisi soal kerja keras untuk belajar dalam memaksimalkan UTS, menjadi sebuah daya tarik. Konten tersebut juga mengutip tren yang sedang marak di TikTok. Melalui konten tersebut, Reels Instagram bertajuk Tarian Pelancar UTS mencapai 10.000 lebih penonton. Tentu konten tersebut termasuk pada konten hiburan yang menjadi semangat bagi mahasiswa dalam menjalani pekan UTS. Dapat diartikan bahwa konten tersebut relevan dengan audiensnya, yaitu kebanyakan mahasiswa.

Terlihat dari insight Instagram @fbe_uajy bahwa audiens didominasi oleh audiens berusia 18-24 tahun dan 25-24 tahun. Sementara dominasi audiens berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 55,2% dan laki-laki sebanyak 44.7%.

Pada sisi bisnis, penggunaan media sosial juga sangat menentukan keberlanjutan bisnis. Penyampaian konten yang menghibur juga menjadi salah satu preferensi audiens pada TikTok bisnis merek Tenue de Attire. Terbukti konten yang disampaikan oleh merek Tenue de Attire di akun TikToknya (@tenuedeattire) selalu mendapatkan atensi yang luar biasa dari audiensnya.

Konten yang juga mengikuti tren tersebut mengarahkan atensi audiens untuk menyukainya dan akan sering menonton konten tersebut karena sangat relevan dengan audiens dan kondisi pasar saat ini di media sosial.

Soft Selling
Kesuksesan konten media sosial yang menghibur terbukti menjadi preferensi audiens. Meskipun kedua akun tersebut memiliki basis audiens yang berbeda tetapi ada relevansi antar kedua audiensnya. Pertama, mengenai tren, yang sering ditemukan di media sosial sehingga audiens mudah memahami konten tersebut. Kemudahan audiens dalam memahami konten di media sosial menjadi salah satu ukuran bahwa konsep pemasaran melalui media sosial tersebut dengan konteks hiburan, membantu institusi maupun bisnis lebih mudah dalam melakukan soft selling.

Kedua, konten hiburan membuat audiens tertarik untuk menonton, terlibat, dan akhirnya berinteraksi dengan institusi atau merek tersebut melalui media sosial. Tidak heran, banyak sekali impresi yang berbeda dari audiens. Seperti memberikan likes, memberikan komentar, dan membagikannya kepada audiens lainnya sebagai informasi. Ketiga, berdasarkan aktivitas di media sosial tersebut, tentunya menjadi sebuah kesempatan bagi institusi maupun bisnis untuk mengetahui audiensnya dengan tepat. Sehingga dapat dijadikan acuan bahwa konten dengan konsep menghibur merupakan konten yang memiliki daya tarik dan relevan dengan preferensi audiens.

Secara keseluruhan, audiens yang merasa relevan dengan konten tersebut pada akhirnya menyukai dan sering mengunjungi media sosial milik institusi maupun bisnis tersebut. Baik pada konten Reels akun Instagram FBE UAJY (@fbe_uajy) maupun akun TikTok merek Tenue de Attire (@tenuedeattire), keduanya sama-sama mendapatkan atensi audiens yang cukup besar pada konten hiburan yang ditawarkan. Bukan berarti konten hiburan tersebut tidak informatif. Tetapi bahwasanya konten informatif pun harus dikemas dengan menarik agar audiens dapat keep on eye pada akun media sosial tersebut dan tidak menganggap media sosial hanya sebagai “papan pengumuman”.

Lalu, apakah preferensi audiens tersebut salah? Tentu tidak. Audiens yang juga menentukan kesuksesan institusi dan bisnis dalam menjalankan organisasinya. Mengerti dan memahami preferensi audiens, tetap menjadi salah satu cara pemasaran yang tepat, dengan mewujudkan konten-konten yang menarik dan menghibur untuk audiens tersebut.

Vonezyo Yupanzara Dharomesz
Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Klitih Terjadi di Jalan Kretek-Siluk Bantul hingga Korban Patah Tulang, Ini Penjelasan Polisi

Bantul
| Sabtu, 27 Juli 2024, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Komedi Horor Sekawan Limo Telah Mencapai 2,2 Juta Penonton

Hiburan
| Sabtu, 27 Juli 2024, 12:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement