Advertisement
Kekerasan Seksual: Budaya Patriarki hingga Gangguan Psikologi

Advertisement
Kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi belakangan ini di Indonesia menjadi sebuah ironi. Kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang belakangan ini merupakan fenomena yang kompleks dan memprihatinkan. Berbagai faktor mendorong terjadinya kasus pelecehan dan kekerasan seksual, mulai dari budaya patriarki hingga gangguan psikologi.
Bahkan di balik gelar akademik dan posisi yang dihormati, beberapa individu terpelajar ternyata justru malah menyalahgunakan kekuasaan dan pengaruh mereka untuk melakukan tindakan yang sangat tidak pantas.
Advertisement
Dari sini bisa dikatakan bahwa salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya kekerasan seksual adalah kultur patriarkis yang masih kuat dalam masyarakat.
Pandangan bahwa perempuan sebagai objek yang dapat dimanfaatkan dan dikontrol masih melekat dalam beberapa lapisan masyarakat, termasuk di kalangan terpelajar. Hal ini dapat memengaruhi perilaku mereka dan membuat mereka merasa memiliki hak untuk mengontrol dan memanfaatkan orang lain.
Selain itu, posisi kekuasaan dan akses ke sumber daya yang luas juga dapat membuat orang terpelajar dengan kekuasaan merasa tidak dapat dijangkau oleh hukum dan akuntabilitas. Mereka mungkin merasa bahwa mereka dapat melakukan apa saja tanpa konsekuensi, karena mereka memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar.
Faktor lainnya adalah karena nirempati. Ilmu yang didapatkan sebagai yang terpelajar justru digunakan sebagai alat untuk meraih dan memuaskan nafsu.
Beberapa di antara yang terjadi bisa jadi karena memang ada indikasi faktor psikologis yang dimiliki, seperti adanya masalah psikologi hingga gangguan psikologi. Masa kecil yang buruk, pernah mendapatkan pelecehan seksual, atau terbiasa melihat tontonan berbau pornografi dapat menjadi penyebab lainnya.
Adanya disorientasi seksual, kebiasaan memperlakukan orang lain semena-mena serta libido yang tidak sejalan dengan superego menjadi faktor penguat kenapa ini mudah terjadi.
Superego dalam diri manusia sejatinya bisa mengendalikan manusia jika ingin melakukan hal yang buruk, jika superego tidak berfungsi dan ego menjadi dominan, maka muncullah nirempati dengan tanpa memikirkan bagaimana efek dari semua yang akan terjadi.
Ego berkuasa untuk dipenuhi, itulah yang membuat mereka kalap dan ingin dan ingin terus melakukan hal tersebut tanpa rasa malu. Akan tetapi perlu diingat bahwa kekerasan seksual tidak hanya terjadi karena faktor-faktor tersebut. Trauma dan gangguan psikologis juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Inilah sebabnya, perilaku beberapa orang terpelajar yang mungkin memiliki riwayat trauma atau gangguan psikologis bisa terpengaruh.
BACA JUGA: Megawati dan Prabowo Agendakan Pertemuan Lanjutan
Dampak Berkepanjangan
Dampak kekerasan seksual pada korban sangat besar dan berkepanjangan. Korban dapat mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD), depresi, dan kecemasan yang berkepanjangan. Kekerasan seksual juga dapat memengaruhi kemampuan korban untuk membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain.
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual sangat penting. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang kekerasan seksual dan dampaknya dapat membantu mencegah kasus-kasus seperti ini.
Dengan begitu, dukungan kepada korban, seperti konseling dan bantuan hukum menjadi poin sangat penting untuk membantu mereka pulih.
Tak hanya itu, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan seksual dapat menjadi efek jera dan mencegah kasus-kasus serupa di masa depan. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- HIKMAH RAMADAN: Tasamuh Sesama Muslim dalam Perbedaan Gerakan Salat
- HIKMAH RAMADAN: Merangkul Duka, Menemukan Cahaya
- HIKMAH RAMADAN: Meningkatkan Keterampilan Regulasi Emosi Anak saat Ramadan
- HIKMAH RAMADAN: Lansia Sehat, Berilmu, Bertaqwa, dan Bahagia
- NGUDARASA: Ramadan Mubarak, Korupsi Pun Terkuak
Advertisement

Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Rabu 16 April 2025, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo hingga Tugu Jogja
Advertisement

Bertengger di Box Office, Film A Minecraft Raup Keuntungan Rp1,3 Triliun di Pekan Kedua
Advertisement
Advertisement