Advertisement
Menyelami Ekspektasi Gen Z, Tren dan Preferensi dalam Dunia Kerja
Advertisement
Generasi Z atau Gen Z adalah generasi yang lahir pada pada periode setelah munculnya fenomena world wide web (www), antara tahun 1995-2010 (Wood, 2013). Mereka dikenal sebagai digital natives karena tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi, khususnya Internet dan perangkat mobile.
Ini yang membedakan Gen Z dengan generasi sebelumnya, yaitu Generasi Milenial atau Gen Y. Generasi Milenial melewati masa transisi dari keterbatasan teknologi hingga perkembangan teknologi yang pesat di semua lini kehidupan. Menjadi digital natives membuat Gen Z sangat familiar dengan teknologi sejak usia dini. Internet, media sosial dan berbagai macam aplikasi menjadi bagian dari keseharian mereka. Teknologi juga membuat Gen Z menjadi generasi yang mandiri, proaktif dan solutif.
Advertisement
Teknologi memberi banyak kemudahan bagi Gen Z dalam kesehariannya, mulai dari mengerjakan tugas sekolah atau kuliah, berinteraksi sosial hingga hal-hal sederhana seperti memesan makanan kegemaran dan memilih moda transportasi. Dapat dikatakan Gen Z lahir dan tumbuh di jaman yang serba ada dan mudah. Lalu, apakah hal tersebut memengaruhi ekspektasi dan preferensi Gen Z dalam dunia kerja?
Ekspektasi Gen Z
Ekspektasi Gen Z terhadap dunia kerja mencerminkan karakteristik unik generasi ini yang lahir dalam era digital, dengan nilai-nilai, tren, dan preferensi tertentu. Ada beberapa poin penting terkait tren dan preferensi kerja Gen Z saat ini. Pertama adalah fleksibilitas kerja. Mereka cenderung memilih pekerjaan yang menawarkan model kerja remote atau hybrid dibandingkan dengan pola kerja tradisional. Kedua, Gen Z lebih tertarik bekerja di perusahaan dengan nilai-nilai yang sejalan dengan nilai pribadi mereka, seperti kesetaraan, keberagaman dan tanggung jawab sosial. Seringkali sebelum melamar di suatu perusahaan, Gen Z akan “mengulik” informasi tentang perusahaan yang di lamar melalui situs resmi atau media sosial perusahaan, termasuk tentang nilai-nilai perusahaan dan budaya kerja yang diterapkan.
Ketiga, sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi, Gen Z banyak memanfaatkan teknologi digital untuk membuat pekerjaannya menjadi lebih efisien. Gen Z akan memastikan akses pada alat kerja digital yang efisien untuk mendukung produktivitas mereka. Keempat, Gen Z sangat peduli dengan kesehatan mental dan work life balance, dan sering menempatkan keseimbangan hidup dan kerja di atas ambisi karier. Hal ini menunjukkan Gen Z membawa perspektif baru tentang pentingnya kualitas hidup dalam dunia kerja.
Preferensi kelima adalah benefit, Gen Z adalah generasi yang kritis, mereka sangat menghargai kejelasan tentang benefit yang mereka dapatkan di perusahaan. Selain gaji, mereka juga sangat mengharga non monetary rewards, seperti pengakuan dan penghargaan.
Ekspektasi dan preferensi Gen Z terhadap dunia kerja mencerminkan pergeseran besar dalam budaya kerja saat ini. Untuk menarik dan mempertahankan talenta Gen Z, perusahaan perlu menyesuaikan kebijakan dan budaya kerja agar relevan dengan kebutuhan generasi yang dinamis, adaptif, dan berorientasi pada kesejahteraan karyawan.
BACA JUGA: PSS Gelar Latihan Penyelesaian Akhir, Suporter Datangi Lapangan Pakembinangun
Peluang dan Tantangan
Ada beberapa tantangan yang dihadapi Gen Z di dunia kerja, antara lain banyak perusahaan masih mengutamakan kandidat dengan pengalaman kerja yang lebih banyak, membuat Gen Z sulit mendapatkan pekerjaan pertamanya. Selain itu, kompetensi yang dimiliki tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan juga menjadi hambatan Gen Z di dunia kerja.
Tantangan berikutnya, meskipun Gen Z dikenal sebagai digital native, perubahan teknologi yang cepat tetap menuntut mereka untuk terus belajar dan beradaptasi dengan keterampilan baru. Tren pekerjaan berbasis kontrak atau freelance juga bisa menjadi tantangan, yang berarti tidak ada jaminan kerja jangka panjang, sedangkan biaya hidup yang semakin meningkat juga menjadi kekhawatiran bagi Gen Z.
Saat ini Gen Z memasuki dunia kerja di era yang sangat dinamis terutama dengan adanya perkembangan teknologi dan perubahan pasar, sehingga perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan dan peluang. Terbuka mempelajari hal-hal baru, baik melalui pelatihan kompetensi maupun pengalaman kerja, sangat penting bagi Gen Z, karena saat ini semakin banyak peluang kerja yang mensyaratkan kompetensi tertentu. Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) dapat diperoleh melalui Lembaga Pelatihan Pemerintah ataupun swasta. Program PBK yang diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan Pemerintah seperti Balai Latihan Kerja (BLK) dapat diikuti tanpa biaya, memberikan peluang bagi Gen Z untuk meningkatkan kompetensi.
Penguasaan keterampilan digital dan penggunaan teknologi terbaru yang relevan dengan industri seperti analisis data, alat kolaborasi online, dan platform digital juga sangat dibutuhkan. Selain keterampilan teknis, penting bagi Gen Z untuk memiliki soft skills misalnya memahami cara berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif di lingkungan kerja. Selain itu membangun personal branding di platform online seperti LinkedIn dengan profil yang menarik dan relevan dengan karier bisa menjadi portofolio digital untuk menarik perusahaan.
Mempelajari dinamika di dunia kerja juga perlu dilakukan Gen Z sebelum memasuki dunia kerja, karena setiap organisasi memiliki budaya yang unik. Mengikuti program magang di perusahaan yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja misalnya, bisa menjadi menjadi salah satu cara bagi Gen Z untuk mempelajari dinamika dunia kerja. Melalui program magang di perusahaan, selain meningkatkan kompetensi, juga memberikan peluang yang lebih besar bagi Gen Z untuk direkrut.
Terakhir yang tidak kalah penting adalah meningkatkan literasi di dunia kerja, misalnya literasi terkait regulasi ketenagakerjaan, keuangan, komunikasi dan sosial emosional. Literasi ini sangat penting karena banyak Gen Z yang mengalami culture shock saat pertama kali memasuki dunia kerja. Hal ini dikarenakan transisi dari dunia pendidikan ke dunia profesional bisa terasa mengejutkan bagi mereka, apalagi jika dunia kerja tidak sesuai ekspektasi.
Memasuki dunia kerja memang penuh tantangan bagi Gen Z, tetapi dengan kesiapan mental, keterampilan adaptasi, dan kemauan untuk belajar, mereka bisa mengatasi culture shock ini. Kombinasi antara kompetensi teknis, soft skills, dan sikap yang adaptif akan membantu Gen Z tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di era kerja modern. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Waspada! BMKG Mengeluarkan Peringatan Dini Potensi Hujan Lebat, Petir Disertai Angin Kencang di Bantul dan Gunungkidul Malam Ini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement