Advertisement
OPINI: Wisata Olahraga

Advertisement
Olimpiade merupakan ajang pertandingan olahraga dunia yang prestisius mempertandingkan berbagai cabang olahraga, untuk menunjukan kepada seluruh dunia kemampuan masing-masing negara terkait dengan kecepatan, kekuatan, ketelitian, kecepatan berpikir, kelincahan dan ketahanan fisik dalam berolahraga, dan tentunya tidak dinafikan juga ada unsur politik di dalamnya.
Sekarang ini, terjadi penambahan kepentingan peran olahraga, seperti branding kota, negara, pariwisata dan devisa, sehingga banyak pihak yang tertarik untuk terlibat, mulai dari artis, media cetak, media elektronik, sponsor, tranportasi, akomodasi dan lain-lain.
Advertisement
Sport tourism jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia setara dengan kata wisata olahraga yang pengertiannya adalah kegiatan wisata yang dipadukan dengan kegiatan olahraga, atau berolahraga sambil berwisata atau sebaliknya.
Secara umum wisata olahraga sangat menarik, apalagi dipaketkan dengan kegiatan pariwisata lainnya. Untuk olahraganya sendiri, bila disaksikan secara langsung akan melibatkan emosi penonton dengan berbagai alasan, seperti nasionalisme, hobby, mensupport atlit untuk lebih semangat, bahkan ada yang dijadikan judi, dll., karena melibatkan emosi, hal ini akan semakin mendorong meningkatnya jumlah wisatawan yang datang.
Banyak sekali negara-negara berebut untuk menjadi penyelenggara ajang olah raga bertaraf international, sebut saja Singapura negara kecil dengan cerdik dapat memanfaatkan peluang untuk meraup devisa melalui Grand Prix Formula One World Championship.
Ini merupakan ajang balap mobil di sirkuit Marina Bay dimalam hari menggunakan jalan umum yang direkayasa. Pertama digelar tahun 2008 selanjutnya menjadi kalender event tahunan negara Singapura. Kegiatan ini melibatkan pemerintah dan swasta dengan sponsor Singtel, Singapore Airline, yang semakin menguatkan gaungnya. Dari ajang international ini dan dipadukan dengan kegiatan pariwisata, dikemas secara apik, penjualan tiket dengan sistem satu paket, yaitu penerbangan, acara, tempat wisata dan akomodasi, dijadikan satu harga yang seolah-olah murah. Hal ini menumbuhkan minat pengunjung international untuk datang dan menyaksikan sehingga menghasilkan devisa yang lumayan banyak.
Tour de Singkarak yang diselenggarakan di Indonesia merupakan kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour. Nama Singkarak itu sendiri disesuaikan dengan nama danau terbesar di Sumatra Barat yang menjadi bagian dari jalur lintasan balap sepeda.
Pertama kali dilaksanakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia pada 2009, dan dianggap sukses sehingga dilakukan secara tahunan, terbukti jumlah wisman berkunjung ke Sumatra Barat mengalami kenaikan, tingkat kunjungan hotel melonjak, pengunjung restoran meningkat, dan juga toko-toko suvenir.
Moto GP
Penyelenggaraan Piala Dunia di Russia 2018, menyedot perhatian dunia sehingga banyak turis asing yang datang menyaksikan secara langsung pertandingan sepak bola tersebut. Terjadi perputaran ekonomi yang sangat tinggi, mulai dari penerbangan, sponsor, merchandise, occupancy hotel, tempat-tempat hiburan dan lain-lain dan demam Piala Dunia ini berimbas keseluruh penjuru dunia.
Hal lain yang menarik dari olah raga yaitu imbas popularitas sepak bola sehingga belum afdol rasanya ke Spanyol, tanpa berkunjung kemarkasnya Real Madrid, Stadion Santiago Bernabeu. Hanya untuk melihat ke dalam tanpa ada pertandingan, diharuskan membayar sekitar US$28.76 atau setara dengan Rp375.000 sekadar melihat loker pemain, sauna, tempat berdia, tempat pemain cadangan, tempat pelatih, foto-foto, piala kejuaraan dan berbagai merchandise yang dijual. Bagi orang yang kurang berminat pada olahraga sepak bola, rasanya itu berlebihan, namun berbeda untuk pecinta sepak bola.
Olahraga dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk mendongkrak popularitas sebuah kota menjadi kota dunia, yaitu dengan menyelenggarakan ajang internasional, emerintah kota dan masyarakatnya harus menyiapkan sarana dan prasarana yang berstandar internasional untuk menyambut atlet, ofisial, wartawan, penggemar, dan wisatawan, yang multikultur, mulai dari sarana konektivitas seperti bandara, imigrasi, jalanan, kendaraan umum, jaringan Internet; fasilitas pendukung seperti pemandu, biro perjalanan wisata, tempat-tempat kuliner, toko suvenir, toilet umum sampai dengan akomodasinya seperti resort, hotel, homestay dan lain-lain.
Ini semua memerlukan biaya besar, namun hal ini tetap dilakukan, dengan argumen bahwa kota memang perlu berbenah untuk menjadi global, sehingga lebih menarik investor untuk berinvestasi dengan menanamkan modalnya di kota tersebut.
Selaras dengan prinsip penyelenggaraan ajang internasional, Indonesia sudah menyelenggarakan seperti Bali Marathon, Jakarta Marathon, Bintan Triathlon, Golf Indonesia Master dan lainnya, bahkan sekarang ini sedang dibangun Sirkuit Moto GP di Mandalika Nusa Tenggara Barat yang diharapkan pada 2021 dapat digelar balap motor tingkat dunia dengan harapan dapat menarik wisatawan mancanegara.
Apa yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh Indonesia merupakan hal yang baik, namun demikian gaung secara International belum begitu kuat, sehingga alangkah baiknya apabila dilakukan penggalangan diaspora maupun kedutaan besar Indonesia di negara sahabat guna turut serta memasarkan kegiatan atau event international yang ada di Indonesia, hal ini penting karena peran mereka sebagai ambasodor lebih bisa menjelaskan secara rinci dan detail keadaan Indonesia bahkan dapat menambahkan destinasi apasaja yang wajib dikunjungi. Adanya ajang international, akan mempromosikan negara ataupun kota yang terlibat dan meningkatkan image, perekonomian dan pendapatan devisa.
*Penulis merupakan Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kumpulkan Media, Bawaslu Jogja Minta Konten yang Edukatif dan Menjaga Kekondusifan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement