Advertisement

OPINI: Investasi Sehat untuk Semua

Dwitya Aribawa
Kamis, 28 Maret 2019 - 07:57 WIB
Galih Eko Kurniawan
OPINI: Investasi Sehat untuk Semua Ilustrasi. - Bisnis Indonesia/Felix Jody Kinarwan

Advertisement

Mengutip dari buku Happiness Inside karya Gobind Vashdev, setiap orang yang ada di sekitar kita adalah guru dalam proses kehidupan ini. Bangsa Indonesia telah melewati berbagai guru dalam perjalanan sejarah bangsa ini, mulai dari perang saudara hingga krisis moneter dan politik. Kita semua pasti pernah bertemu guru yang entah itu menyulitkan, menyebalkan, meringankan atau menginspirasi. Suatu hal yang pasti guru membuat kita belajar.

Bila bertanya kepada orang tua atau kakek, nenek kita mengenai investasi mungkin mereka akan sedikit bingung mengenai terminologi tersebut. Namun, mereka tidak menyadari telah melakukan investasi, paling sering berupa lahan (tanah) untuk bercocok tanam, bertani atau berkebun disamping mungkin membeli perhiasan (emas) untuk diwariskan ke anak dan cucu mereka. Salah satu agenda Presiden Joko Widodo dengan memudahkan pengurusan jutaan sertifikat bukti hak milik tanah untuk masyarakat, terutama di pedesaan merupakan tindakan yang strategis untuk melakukan pendataan hingga pelosok negeri dan memberikan rasa bangga kepada masyarakat bahwa mereka memiliki hal yang bisa diwariskan untuk generasi berikutnya.

Advertisement

Dengan adanya program tersebut, bersyukurlah bagi mereka yang belajar bersabar untuk tidak menjual tanah. Namun sangat banyak masyarakat di berbagai daerah terlanjur menjualnya untuk kebutuhan sehari-hari. Alhasil kini banyak orang yang terjebak pada praktek nakal dari guru yang bernama rentenir/lintah darat atau sejenisnya yang menawarkan pinjaman dengan bunga sangat tinggi atau guru yang berkedok oknum koperasi/lembaga keuangan/investasi bodong yang menghilangkan uang nasabahnya.

Era Milenial
Di era milenial dengan mudahnya kita dapat memperoleh informasi. Banyak bisa ditemukan guru yang menuntun untuk memperoleh jalan menuju investasi sehat, dari yang gratis melalui Google hingga berbayar melalui kelas perencana keuangan dan investasi. Namun, tetap perlu berhati-hati dalam memilah informasi yang ada, kecurangan keuangan juga semakin banyak dan bentuknya beragam, mulai dari papa minta pulsa hingga investasi bodong baik mengatasnamakan perusahaan investasi atau pribadi (bahkan kadang ditawarkan saudara/kerabat anda sendiri).

Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat krusial dalam hal mengurangi risiko kejahatan keuangan memakan korban, beberapa kali OJK mengeluarkan daftar investasi bodong yang harusnya bisa menjadi panduan untuk masyarakat dalam memilih perusahaan tempat investasi. Salah satu program dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rangka mengajak masyarakat untuk melakukan investasi sehat adalah gerakan Yuk Nabung Saham yang telah dimulai pada 2015 lalu dengan pembukaan rekening investasi mulai dari Rp100.000.

Pada 11 Agustus 2017, program tersebut dikembangkan menjadi gerakan Desa Nabung Saham yang disampaikan Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan. Beliau memaparkan bahwa warga desa saat ini sangat rentan untuk menjadi korban para pelaku investasi bodong. Minimnya pengetahuan dan jauh dari pusat perkotaan membuat warga desa sangat mudah termakan janji imbal hasil yang tinggi. Hal yang menarik dari pernyataan bapak Nicky adalah harus dikasih tahu bahwa tawaran imbal hasil yang tinggi dipastikan itu bodong. Investasi enggak ada yang pasti, enggak ada yang instan dan jangka pendek.

Saham
Kembali ke pemahaman investasi tanah dan emas yang penulis sampaikan di awal, proses peningkatan nilai dari tanah dan emas bisa berlangsung puluhan tahun hingga hasilnya dapat dirasakan. Program Desa Nabung Saham diyakini bisa bersaing dengan investasi bodong yang ditawarkan dengan melakukan edukasi pada seluruh lapisan masyarakat. Pola pikir masyarakat yang melakukan investasi di instrumen saham adalah sebagai pemilik perusahaan.

Sebagai contoh, bila Anda membeli saham PT Telkom, PT Unilever atau PT Garuda Indonesia maka secara langsung Anda adalah pemilik perusahaan tersebut. Seorang pemilik perusahaan wajib mengetahui bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, jangan sampai membeli perusahaan yang memiliki manajemen yang kurang baik sehingga kerap terjadi kecurangan atau tindakan yang melanggar hukum lainnya.

Masyarakat harus mulai menyadari bahwa investasi merupakan menanam modal untuk jangka panjang dan mereka wajib memperoleh informasi yang transparan mengenai investasi tersebut serta berhak atas imbal hasil yang sesuai dengan kinerja perusahaan yang ditanamkan modalnya. Dengan program blusukan sebagai guru investasi sehat yang dilakuakan OJK, BEI dan didukung akademisi dan praktisi pasar modal dari dalam dan luar negeri maka program ini akan berhasil dan memberikan manfaat untuk seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

*Penulis merupakan Kandidat Ph.D Manajemen Finansial Assumption University of Thailand/Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cegah & Turunkan Stunting, DP3AP2 DIY Gelar Ekspo Keluarga Istimewa & Berdayakan Ekonomi Keluarga

Jogja
| Kamis, 30 November 2023, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu Kisinan 1&2 Denny Caknan feat Masdddho

Hiburan
| Kamis, 30 November 2023, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement