Advertisement

OPINI: Prospek Kerja Manusia Melawan Robot

John de Santo
Senin, 21 Agustus 2023 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
OPINI: Prospek Kerja Manusia Melawan Robot John de Santo - Dok. Pribadi

Advertisement

Jika ditanya siapa tokoh dunia yang layak berbicara tentang masa depan dunia dengan segala dampak kemajuan teknologinya, maka sebagian besar orang sepakat bahwa Profesor Yuval Noah Harari adalah orangnya. Penulis tiga buku babon yang menjadi international best sellers, yakni: A Brief History of Humankind, Homo Deus: A Brief History of Tomorrow dan 21 Lessons for 21st Century itu, telah menghabiskan waktunya memimpin riset tentang persoalan-persalan historis makro yang mengubah peradaban manusia.

Wawasan yang ia kemukakan, baik melalui tulisan, maupun melalui berbagai wawancara dan forum internasional, telah menolong para pemimpin dunia merumuskan berbagai strategi menghadapi ketidakpastian dan bagaimana beradaptasi terhadap kemajuan di bidang kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence) yang disingkat AI dan otomatisasi. Penulis membagikan gagasannya itu dalam tulisan ini.

AI memunculkan pertanyaan-pertanyaan besar tentang pekerjaan manusia di masa depan. Akankah peran manusia digantikan oleh robot? Manakala banyak pekerjaan diotomatisasi dan dikerjakan robot, pekerjaan manakah yang tersisa untuk manusia? Di bidang pekerjaan apakah manusia masih dibutuhkan, dan di bidang pekerjaan apakah, manusia tidak dibutuhkan lagi?

Advertisement

Harari mengingatkan ketidakpastian yang manusia rasakan sekarang ini sudah di luar pakem. Menurutnya, manusia sebenarnya sudah ketakutan terhadap otomatisasi sejak awal revolusi industri, 200 tahun lalu. Memang ketika otomatisasi menghilangkan pekerjaan-pekerjaan lama, pekerjaan-pekerjaan baru akan bermunculan. Tetapi menurut guru besar sejarah pada University of Jerusalem itu, hendaknya kita jangan cepat berpuas diri dulu.

Satu-satunya hal yang kita ketahui adalah bahwa, pekerjaan dan tugas-tugas di masa depan akan sangat berbeda dengan yang kita lakukan hari ini. Banyak pekerjaan dan tugas akan diotomatisasi, sehingga persoalan terbesar manusia ke depan adalah bagaimana beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu.

Tiga Asumsi Menantang

Harari menunjukkan asumsi yang kita pegang selama ini tentang kemampuan manusia lawan kemampuan mesin mungkin akan berantakan, akibat kemajuan di bidang teknologi. Asumsi pertama menyangkut keterampilan yang kita anggap berharga karena unik dan hanya dimiliki manusia, justru dapat diotomatisasi dengan mudah, sementara keterampilan yang kita remehkan, lebih sulit untuk otomatisasi.

Sebagai contoh, kita mungkin lebih menghargai keterampilan intelektual dari pada keterampilan motorik atau keterampilan sosial. Tapi menurut Harari, lebih mudah mengotomatisasi permainan catur yang bergengsi dari pada pekerjaan mencuci piring seorang ibu rumah tangga. Tugas-tugas yang berbasis pengenalan pola (pattern recoqnition) lebih mudah dikuasasi AI dan komputer yang semakin canggih.

Asumsi kedua yang kita anut selama ini adalah bahwa, kreativitas itu ciri khas manusia. Padahal menurut Harari, komputer sudah jauh lebih kreatif dari pada manusia, mulai dari merancang pakaian hingga menyusun lagu. Kenyataan ini lalu membuat orang bertanya, apa itu kreativitas?

Asumsi terakhir yang mungkin masih kita yakini adalah bahwa empati dan kecerdasan emosional tak bisa diotomatisasi. Di sini Harari menantang kita untuk mendefinisikan apa sebenarnya kecerdasan emosional itu. Jika kecerdasan emosional itu berarti mengenal dengan tepat emosi manusia dan menanggapinya, maka lagi-lagi komputer mengungguli manusia dalam bidang ini.

Kita mengenal pola untuk membedakan dan menanggapi emosi, dan pengenalan terhadap pola untuk merumuskan tanggapan itu merupakan keunggulan AI. Kenyataan bahwa AI tidak memiliki emosi sendiri, bisa saja membuat komputer lebih efektif menanggapi emosi dari pada manusia.

Kita ingin agar orang lain memahami apa yang kita rasakan, tetapi kita sering gagal dalam hal ini, karena kita terlalu sibuk dengan emosi kita sendiri. Sementara, karena komputer tidak terganggu oleh perasaannya sendiri, karena ia sendiri tidak memiliki perasaan itu, maka seorang pebisnis mungkin cenderung memilih tanggapan dari sebuah robot ketimbang dari manusia. Menurut Harari, ke depannya, kulkas mungkin saja lebih memahami perasaan seorang suami dari pada istrinya.

Kecerdasan dan Kesadaran
Tapi menurut guru besar sejarah itu, kita hendaknya tidak mencampurkan AI dengan kesadaran. Sekalipun komputer menjadi semakin cerdas, tidak berarti komputer akan memiliki kesadaran seperti manusia. Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, sementara kesadaran adalah kemampuan untuk merasa.

Pada manusia, kecerdasan dan kesadaran itu berjalan beringingan. Kita sering menyelesaikan masalah dengan perasaan. Komputer menyelesaikan masalah dengan cara yang sangat berbeda. Selama tujuh puluh tahun terakhir, telah terjadi perkembangan luar biasa dalam bidang kecerdasan komputer, tapi sama sekali tak tersentuh bidang kesadaran komputer.

Kenyataan ini dapat memberi manusia wawasan tentang berbagai pekerjaan dan tugasnya yang bisa lebih baik dikerjakan oleh komputer. Sebaliknya, pekerjaan dan tugas seperti apakah yang membuat manusia mengungguli komputer.

Pada kasus di mana kita hanya membutuhkan solusi terhadap sebuah persoalan, misalnya berkendaraan dari titik A ke titik B, cukup diperlukan kecerdasan. Tetapi ketika kita ingin menjalin kekerabatan dan kepercayaan, maka yang kita butuhkan pasti lebih dari sekadar pemecahan masalah, bukan? Kita tentu menghendaki hubungan dengan seseorang yang dapat merasakan apa yang kita rasakan. Nah, AI tidak bisa melakukan pekerjaan ini.

Jadi, ketika mempertimbangkan kemungkinan berbagai pekerjaan di masa depan yang semakin diotomatisasi, pertanyaan kuncinya adalah apa yang kita inginkan dari pekerjaan itu: apakah sekadar pemecahan masalah, ataukah kita juga ingin membangun relasi melalui pekerjaan itu?”

John de Santo
Pendidik dan pengasuh Rumah Belajar Bhinneka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Rute Bus Trans Jogja, dari Prambanan, Adisucipto, Condongcatur, dan Jombor, Jangan Salah Pilih

Jogja
| Jum'at, 22 September 2023, 05:17 WIB

Advertisement

alt

Yonghwa Titip Salam untuk "Mantan Istri", Seohyun

Hiburan
| Rabu, 20 September 2023, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement