Advertisement

OPINI: Quiet Quitting, YOLO Quitting dan #KaburAjaDulu: Tantangan dan Peluang Vokasi Global di Era Kerja Modern

Heny Widiastuti*
Selasa, 04 Maret 2025 - 05:57 WIB
Sunartono
OPINI: Quiet Quitting, YOLO Quitting dan #KaburAjaDulu: Tantangan dan Peluang Vokasi Global di Era Kerja Modern Heny Widiastuti, Pengantar Kerja Muda, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY. - Istimewa.

Advertisement

Belakangan ini tagar #KaburAjaDulu menjadi viral di media sosial Indonesia. Reaksi terhadap tagar ini pun beragam, ada yang melihat ini sebagai bagian dari pergeseran budaya kerja, ada juga yang mengkhawatirkan potensi brain drain.

Terlepas dari reaksi masyarakat, fenomena ini mengindikasikan perlunya perbaikan ekosistem kerja dan kesempatan bagi generasi muda di Indonesia agar memiliki prospek masa depan yang cerah di Tanah Air.

Advertisement

Fenomena #KaburAjaDulu tidak muncul begitu saja, tetapi merupakan akumulasi dari berbagai faktor sosial, ekonomi, dan politik yang dirasakan oleh generasi muda di Indonesia, banyak angkatan kerja yang merasa bahwa lapangan kerja yang tersedia tidak sesuai dengan keterampilan mereka atau tidak memberikan kesejahteraan yang cukup.

Beberapa bidang seperti teknologi, riset dan industri kreatif seringkali lebih berkembang di luar negeri dibandingkan di dalam negeri juga menjadi salah satu pemicu munculnya fenomena ini. Sebelum fenomena #KaburAjaDulu, banyak anak muda di Indonesia sudah mengalami quiet quitting, yaitu bekerja hanya sebatas tanggung jawab minimum tanpa keterlibatan emosional lebih.

Mengenal Quiet Quitting

Dunia kerja mengalami perubahan besar, terutama di kalangan Gen Z. Salah satu fenomena yang sedang marak adalah quiet quitting.

Fenomena ini bukan berarti berhenti bekerja secara resmi, tetapi mengurangi keterlibatan emosional dan usaha dalam pekerjaan. Pekerja tetap memenuhi tugas mereka, tetapi tanpa antusiasme, inovasi, atau usaha ekstra yang diharapkan oleh perusahaan.
Mereka menolak hustle culture dan menempatkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tren inilah yang pada akhirnya berkembang menjadi fenomena #KaburAjaDulu.

Dalam perkembangannya, fenomena #KaburAjaDulu menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama di kalangan Gen Z di Indonesia.

Istilah ini merujuk pada keputusan anak muda untuk meninggalkan Indonesia, baik untuk bekerja, belajar, atau sekedar mencari kehidupan yang dianggap lebih baik di luar negeri.

Fenomena ini mirip dengan YOLO Quitting, di mana seseorang keluar dari pekerjaan tanpa memiliki rencana pengganti yang jelas.
Istilah ini berasal dari YOLO (You Only Live Once) yang berarti “hidup hanya sekali”. Ini mencerminkan keberanian (atau nekat) untuk keluar dari pekerjaan demi mengejar kehidupan yang lebih bermakna, termasuk mencari peluang kerja di luar negeri.
Vokasi Global

Fenomena ini menandakan adanya pergeseran dalam ekspektasi pekerja terhadap karier. Pendidikan dan pelatihan vokasi harus menyesuaikan kurikulum agar lebih adaptif terhadap perubahan tren tenaga kerja.

Konsep vokasi global hadir untuk menjawab tantangan ini dengan beberapa pendekatan, yaitu menyediakan kompetensi yang dibutuhkan secara global dengan memastikan lulusan memiliki sertifikasi yang diakui internasional, mengintegrasikan teknologi dan digitalisasi dengan mengajarkan keterampilan yang relevan dengan tren industri seperti AI dan big data.

Selain itu juga menyiapkan lulusan dengan fleksibilitas karier dan membantu lulusan agar tidak hanya siap bekerja di dalam negeri tetapi juga di luar negeri dan juga sebagai freelancer atau pekerja remote global.

Selain itu soft skills seperti kemampuan komunikasi dan adaptasi juga menjadi aspek penting dalam dunia kerja modern.
Dengan keterampilan yang lebih baik, pekerja punya lebih banyak opsi selain sekedar "kabur" dari pekerjaan yang tidak memuaskan.

Di sisi lain tentunya harus diimbangi oleh dunia kerja yang sehat dan inklusi, dengan memberikan apresiasi dan penghargaan yang layak untuk pekerja dan jenjang karier yang jelas.

Gen Z memiliki pendekatan unik terhadap dunia kerja dan lebih berani dalam mengambil keputusan terkait karier.
Tren #KaburAjaDulu memang menggoda, apalagi kalau lingkungan kerja terasa toxic, gaji tidak sepadan, atau sudah kehilangan semangat kerja, tetapi perlu memikirkan jangka panjang sebelum melakukan #KaburAjaDulu.

Tanpa bekal kompetensi yang cukup, #KaburAjaDulu tentunya tidak akan semudah yang dibayangkan, apalagi di negara-negara maju, menganggur bukanlah pilihan, artinya tidak ada pilihan lain selain bekerja untuk bertahan hidup.

Untuk menghadapi tren ini,Gen Z dapat mempersiapkan diri untuk vokasi global dengan mengembangkan keterampilan fleksibel dan memanfaatkan berbagai platform freelance dan jaringan professional.

Selain itu sebelum memutuskan #KaburAjaDulu,perlu mempersiapkan beberapa hal yaitu menentukan negara tujuan dan rencana karier, pelajari skill dan kualifikasi yang dipersyaratkan di negara tersebut, sertifikasi dan pengalaman kerja, dokumen dan finansial, serta penting untuk melakukan riset dan membangun jejaring.

Tiga tren ini menunjukkan bahwa pekerja masa kini semakin berani mengambil keputusan terkait karier mereka, dengan mempersiapkan diri untuk memasuki era vokasi global bisa menjadi langkah bijak bagi mereka yang ingin menjelajahi peluang kerja yang lebih luas.

*Pengantar Kerja Muda, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Prediksi Cuaca Hari Ini Selasa 4 Maret 2025: DIY Hujan Deras Disertai Petir

Jogja
| Selasa, 04 Maret 2025, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Ringkasan Cerita Film Anora yang Menang Oscar

Hiburan
| Senin, 03 Maret 2025, 18:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement