Advertisement
HIKMAH RAMADAN: Peran Ayah yang Terlupakan

Advertisement
Bagaimana remaja di zaman sekarang sangat sulit dikontrol perilakunya? Apa yang menjadi penyebab dari persoalan remaja tersebut? Bagaimana kenakalan remaja atau juvenile delinquency bisa dihentikan? Siapa yang harus bertanggung atas kenakalan remaja tersebut.
Tumpukan pertanyaan tersebut belakangan mengemuka di tengah masyarakat sebagai respons dari kenakalan remaja yang terbilang sangat memprihatinkan. Apalagi kenakalan yang ditunjukkan hari ini bukan kenakalan biasa, akan tetapi sudah mengganggu ketertiban masyarakat, menjurus pada kriminalitas atau bahkan mengancam keselamatan diri mereka sendiri dan orang lain.
Advertisement
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja, termasuk kurangnya perhatian dan pemahaman dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Pendidikan karakter dan peran keluarga menjadi kunci dalam membentuk pribadi remaja yang baik dan bertanggung jawab.
Namun, kurangnya ketersediaan waktu dan kurangnya interaksi yang dinamis antara orang tua dan anak menjadi hambatan dalam proses pembinaan anak-anak.
Gangguan psikologis dan emosional yang tidak tertangani dapat menjadi pemicu terjadinya perilaku kriminal pada remaja.
Menurut data Susenas 2021, jumlah anak usia dini di Indonesia mencapai 30,83 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 2,67% atau sekitar 826.875 anak usia dini tidak tinggal bersama ayah dan ibu kandung. Kemudian, 7,04% atau sekitar 2.170.702 anak usia dini hanya tinggal bersama ibu kandung.
Artinya, dari jumlah 30,83 juta anak usia dini yang ada di Indonesia, sekitar 2.999.577 orang kehilangan sosok ayah atau tidak tinggal bersama dengan ayahnya. Tentu ini jumlah yang banyak, belum lagi anak yang tidak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan cinta ayah, meskipun ayah ada secara fisik, akan tetapi kehadiran sosok ayah tidak dirasakan oleh anak.
Ayah sebagai kepala keluarga, sudah sepatutnya memberikan kasih sayang dan perhatian pada anaknya. Dalam menjalani kehidupan yang getir, ayah mengajarkan banyak hal dalam hidup sebagai modal utama, mulai dari mengajari nilai-nilai moral, keterampilan hidup, hingga bagaimana menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan. Ayah berperan penting dalam mendampingi setiap langkah anak-anaknya, memberikan bimbingan dan dukungan yang tiada henti.
Al-Qur’an mengandung banyak ayat yang menjabarkan peran ayah terhadap anak. Misalnya, dalam QS. Luqman [31] ayat 13 sampai 19 tentang kewajiban dan tanggung jawab ayah terhadap anak.
Ayat tersebut menceritakan kisah Luqman, seorang ayah yang sangat bijaksana. Luqman tidak hanya mengajarkan kepada anaknya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah akan tetapi kewajiban untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Di samping itu, Luqman juga mengajarkan kepada anaknya untuk selalu sabar dalam menghadapi cobaan. Ayat ini memiliki makna bahwa ayah memiliki peran penting dalam mendidik dan mengarahkan anak ke jalan yang benar sekaligus menjadi teladan bagi anak dan mengajarkan nilai-nilai moral dan agama.
Demikian juga dalam Q.S Al-Baqarah [2] ayat 233, tentang kewajiban ayah untuk memberi nafkah dan memenuhi kebutuhan anak dan istrinya. Ayah juga harus memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anaknya.
Nabi Ibrahim merupakan contoh seorang ayah yang berhasil mendidik kedua putranya, Ismail dan Ishaq menjadi pribadi yang saleh, patuh, dan memiliki peran besar dalam sejarah umat manusia. Keteladanan dan pendidikan yang penuh kasih sayang dari Nabi Ibrahim berhasil membesarkan anak-anaknya menjadi saleh dan memiliki tingkat ketakwaan yang sangat tinggi.
Nabi Ibrahim membangun hubungan yang erat dan penuh kasih sayang dengan kedua putranya, Ismail dan Ishaq. Nabi Ibrahim, merupakan tipikal seorang ayah yang mampu mendengarkan dan memberikan nasihat kepada Ismail dan Ishaq. Dengan komunikasi yang terbuka ini membuat Ismail dan Ishaq merasa dihargai dan disayangi, sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan memiliki derajat ketakwaan yang tinggi.
Hal ini juga karena komunikasi yang dibangun antara Nabi Ibrahim dan kedua anaknya yang juga diabadikan dalam QS As-Shaffat [37] ayat 102.
Surat Maryam ayat 3-6 mengisahkan tentang peran Nabi Zakaria dalam membentuk jati diri Nabi Yahya sebagai putranya dalam bentuk pendidikan prenatal. Pendidikan prenatal merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak sebelum ia lahir, melalui doa dan harapan orang tua.
Kisah ini juga diabadikan dalam QS Maryam [19] ayat 11. Dengan demikian, peran ayah dalam Al-Qur‘an begitu penting dan tak tergantikan.
Ayah adalah pilar keluarga yang kokoh, sekaligus teladan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, setiap ayah harus berupaya untuk menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya, agar bisa menjalani teladan dalam keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Libatkan Puluhan UMK, DKUKMPP Bantul Gelar Bazar Ramadan di Kompleks Manding
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement