Advertisement
HIKMAH RAMADAN: Mumpung Ramadhan, Yuk Kita Jajan

Advertisement
Masyarakat Jogja memiliki berbagai cara dalam menyambut bulan suci Ramadan. Salah satu yang selalu dinanti-nanti adalah hadirnya pasar Ramadan yang menjadi penanda kemeriahan dan semangat menyambut bulan penuh berkah.
Pasar-pasar ini tidak hanya menyediakan kebutuhan kuliner untuk berbuka puasa, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial dan budaya bagi masyarakat.
Advertisement
Pasar Ramadan juga menjadi pusat kegiatan berburu takjil selama bulan puasa. Kehadirannya selalu memanjakan lidah dengan beragam kuliner lezat.
Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ) misalnya, yang telah menjadi ikon ngabuburit di Jogja selama 20 tahun terakhir. Berlokasi di sekitar Masjid Jogokariyan, KRJ menghadirkan ratusan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menjajakan aneka takjil dan hidangan berbuka puasa.
Pada tahun lalu, KRJ melibatkan 324 pedagang yang sebagian besar merupakan warga Jogokariyan. Masjid ini juga menyediakan 3.500 porsi takjil gratis setiap harinya yang dimasak oleh 27 kelompok ibu-ibu dasawisma setempat.
Keberadaan KRJ tidak hanya menjadi tempat berburu takjil, tetapi juga menjadi sentra ekonomi dan sosial yang menggerakkan UMKM di kawasan tersebut.
Selain KRJ, beberapa lokasi lain di DIY juga menjadi pusat perburuan takjil yang ramai dikunjungi. Sebut saja misalnya Pasar Sore Ramadan Kauman, Pasar Ramadan Pakualaman, Lembah UGM, Pasar Ramadan Plaza XT Square, Jalur Gaza, dan Pasar Takjil Alun-Alun Wates menawarkan berbagai pilihan takjil dan hidangan Ramadan yang menggugah selera.
Tradisi & Dampak Ekonomi
Tradisi ngabuburit dan berburu takjil di DIY tidak hanya menjadi kegiatan keagamaan semata, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Perputaran uang di pasar-pasar Ramadan ini membantu meningkatkan pendapatan para pedagang UMKM, membuka lapangan kerja sementara, dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi terkait, seperti pertanian, transportasi, dan industri kuliner.
Tak hanya itu, perputaran roda ekonomi warga yang terjadi pada bulan Ramadan juga menjadi salah satu cara mereka dalam mengumpulkan dana zakat fitrah dan maal. Pasalnya, Ramadan menjadi bulan utama dalam pembayaran zakat, infak, dan sedekah.
Dana yang terkumpul dari zakat fitrah dan maal warga ini, tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu dan mempercepat distribusi ekonomi.
Selain itu, kegiatan ngabuburit dan berburu takjil ini juga dapat menjadi ajang dalam mempererat tali silaturahmi antarwarga serta memperkuat identitas lokal sebagai Kota Budaya.
Seperti halnya Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ) yang melibatkan seluruh warga setempat untuk terlibat aktif dalam mempersiapkan 3.500 takjil gratis kepada para pengunjung KRJ yang datang.
Suasana religius dan semangat kebersamaan pun begitu terasa di KRJ yang bukan hanya menghadirkan ratusan UMKM dengan ribuan pengunjungnya, tetapi di sela-sela menantikan waktu berbuka puasa, ada kegiatan sosial dan keagamaan yang juga digelar, seperti kajian menjelang berbuka puasa, Salat Magrib dan Tarawih berjamaah di Masjid Jogokariyan, hingga santunan untuk masyarakat yang membutuhkan.
Dengan begitu, kegiatan berburu takjil tidak hanya menjadi bagian dari tradisi Ramadan di Jogja, tetapi juga ikhtiar kita bersama yang menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.
Namun, ada satu hal yang perlu diingat, walau secara ekonomi, bulan Ramadan mampu menciptakan siklus ekonomi yang unik, seperti konsumsi meningkat, usaha kecil berkembang, kegiatan filantropi yang juga melonjak, serta mobilitas dan aktivitas perdagangan meningkat, tetap diperlukan keseimbangan dari semua hal tersebut, agar tidak terjadi pemborosan dan ketimpangan ekonomi. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

3 Gerbong Kereta Api Terbakar di Stasiun Tugu Yogyakarta, Begini Respons Menhub Dudy Purwagandhi
Advertisement

Penyanyi K-Pop Wheesung Ditemukan Meninggal Dunia di Apartemen
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement