Advertisement

HIKMAH RAMADAN: Sifat Tamak, Qonaah dan Seni Berbuka Puasa

Hijriyah Oktaviani, S.IP., MM, Kepala Biro Humas dan Protokol UMY
Selasa, 18 Maret 2025 - 06:57 WIB
Jumali
HIKMAH RAMADAN: Sifat Tamak, Qonaah dan Seni Berbuka Puasa Hijriyah Oktaviani, S.IP., MM, Kepala Biro Humas dan Protokol UMY

Advertisement

Bulan Ramadan yang penuh rahmat dan menggembirakan telah hadir kembali. Seluruh umat Islam pun bersuka cita menyambutnya. Semua umat Islam saling menanti-nanti saat berbuka puasa sembari berburu takjil, melaksanakan Salat Tarawih berjemaah, dan menjalankan sunah makan sahur bersama keluarga, sanak saudara, atau teman.

Namun, hal terpenting dalam menjalankan ibadah puasa ini adalah menahan diri dari segala bentuk godaan hawa nafsu. Salah satunya seperti keinginan untuk mengonsumsi semua makanan yang ada di depan mata kita.

Advertisement

Padahal, Allah SWT telah mengingatkan kita dalam QS. Al-A’raf ayat 37 agar makan secukupnya dan tidak berlebihan. “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

Rasulullah SAW juga bersabda dalam satu hadis yang berbunyi : “Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata: Aku membaca Hadits dari [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Makanan untuk dua orang cukup untuk dimakan tiga orang, dan makanan tiga orang cukup dimakan untuk empat orang." (HR. Muslim)

Dari ayat Al-Qu’an dan hadis tersebut mengajarkan kita untuk bersikap bijaksana dan bersyukur, terutama saat berbuka puasa. Kita harus menghindari perilaku berlebihan dan tidak membuang-buang makanan yang telah disediakan. Kita harus belajar untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dan membagikan makanan kita kepada orang lain yang membutuhkan.

Maka di sini kita belajar, bahwa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus. Tetapi juga tentang belajar bersyukur, menghargai makanan dan minuman, serta berbagi dengan orang lain.

Seperti yang diajarkan dalam hadis tersebut, kita harus belajar untuk bersikap bijaksana, tidak rakus dan tidak membuang-buang makanan, serta membagikannya kepada orang yang membutuhkan.

Dalam Islam, rakus dianggap sebagai salah satu sifat buruk yang harus dihindari karena dapat merusak kehidupan individu dan masyarakat. Rasulullah menggambarkan sikap rakus dengan sangat jelas: “Jika anak Adam memiliki satu lembah emas dia akan mencari agar menjadi dua lembah dan tidak ada yang akan menutup mulutnya melainkan tanah. Dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Rakus berarti ketamakan dan keinginan yang berlebihan terhadap sesuatu. Dalam konteks Islam, rakus merupakan sikap yang tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, selalu ingin lebih, dan mengabaikan kebutuhan orang lain. Sifat rakus dan keserakahan (at-thama') adalah dua penyakit hati yang berbahaya.

Rakus adalah keinginan yang berlebihan terhadap sesuatu, sedangkan keserakahan adalah keinginan yang tidak pernah puas untuk memperoleh lebih banyak harta, kekuasaan, atau kenikmatan dunia. 

Sebaliknya, qana'ah (merasa cukup) adalah sifat yang menandakan kepuasan dan keridhaan dengan apa yang Allah berikan. Sikap ini menjauhkan seseorang dari keinginan yang berlebihan dan memberikan ketenangan batin. 

Dalam berbuka puasa, hendaknya setiap muslim lebih menghargai makanan yang telah disediakan dan memutuskan untuk tidak membuang-buang makanan. Belajar untuk bersyukur dan berbagi dengan orang lain.

Ada kalimat bijak lainnya datang dari Mahatma Gandhi, “Bumi mampu mencukupi semua kebutuhan seluruh manusia, tetapi tidak mampu mencukupi kerakusan seorang manusia.”

Begitulah, tamak dapat menyebabkan seseorang lupa menyembah kepada TuhanNya, dapat berlaku kikir, memeras serta merampas hak-hak orang lain. Wallahu’alam bish showab

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tanah Longsor di Clongop, Bupati Endah Sebut Penanganan Wajib Kelar Sebelum Lebaran

Gunungkidul
| Selasa, 18 Maret 2025, 18:47 WIB

Advertisement

alt

Innalillahi, Mat Solar Bajaj Bajuri Meninggal Dunia

Hiburan
| Selasa, 18 Maret 2025, 00:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement