Advertisement
HIKMAH RAMADAN: Ramadan dan Kehadiran Negara

Advertisement
Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan keistimewaan bagi seluruh umat Islam di dunia. Di bulan ini, seluruh amal ibadah dilipatgandakan pahalanya.
Lebih istimewa lagi, Ramadan menjadi bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca dan mengamalkannya.
Advertisement
Umat Islam juga diwajibkan menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang tidak hanya meningkatkan ketakwaan, tetapi juga menanamkan nilai kesabaran, kepedulian, dan keikhlasan.
Malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan, juga terdapat dalam bulan ini, menjadikannya momen yang sangat dinanti untuk beribadah dengan penuh keimanan.
Selain itu, Ramadan memperkuat solidaritas sosial dengan mendorong umat Islam untuk berbagi kepada sesama melalui zakat, sedekah, dan berbagai bentuk kebaikan lainnya.
Keistimewaan bulan Ramadan ini membuat seluruh umat Islam lebih berfokus pada ibadah, dan mengurangi aktivitas keduniawianya.
Dalam kondisi ini, kehadiran negara menjadi sangat penting untuk memastikan seluruh umat muslim dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan khusuk dan nyaman.
Negara dikatakan hadir di bulan Ramadan jika menunjukkan peran aktif dalam mendukung pelaksanaan ibadah, menjaga ketertiban, serta memastikan kesejahteraan masyarakat selama bulan suci, serta memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah masyarakat.
Di wilayah yang masyarakatnya mayoritas Islam seperti di Indonesia, kredibilitas dan kepercayaan terhadap negara dipertaruhkan jika negara gagal menjalankan fungsi dan perannya di bulan Ramadan.
Di Indonesia, kehadiran negara mulai dirasakan ketika penetapan awal pelaksanaan bulan Ramadan. Pemerintah melalui Kementerian Agama memiliki otoritas untuk menetapkan kapan bulan Ramadan akan dimulai.
Pun menjelang akhir Ramadan, pemerintah juga harus menetapkan pelaksaan Hari Raya Idulfitri. Pelaksanaan awal dan akhir ibadah Ramadan yang serempak menunjukkan bahwa pemerintah memiliki sistem yang kredibel dan terpercaya dalam mengelola isu-isu keagamaan.
Hal ini memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap negara sebagai otoritas yang mampu mengakomodasi kepentingan umat Islam secara adil dan akurat, serta meningkatkan persatuan dan harmoni sosial.
Selanjutnya, Pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga berperan dalam mendukung fasilitas keagamaan, seperti memastikan kebersihan dan keamanan masjid serta tempat ibadah lainnya yang digunakan untuk salat tarawih, tadarus, dan iktikaf.
Selain itu, negara juga dapat memberikan kebijakan yang mendukung umat Islam dalam menjalankan ibadah, seperti penyesuaian jam kerja bagi pegawai negeri dan imbauan kepada sektor swasta untuk menyesuaikan waktu kerja selama bulan puasa.
Sementara dalam aspek ekonomi, kehadiran negara terlihat melalui pengendalian harga bahan pokok agar tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menggelar operasi pasar murah, menyalurkan bantuan sosial, serta memastikan distribusi pangan berjalan lancar.
Langkah-langkah ini bertujuan mencegah lonjakan harga yang dapat membebani masyarakat, terutama kelompok ekonomi lemah, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang.
Selain itu, negara juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga ketertiban dan keamanan selama Ramadan. Aparat keamanan dikerahkan untuk mengawasi potensi gangguan seperti balapan liar, petasan, dan tindakan kriminal yang dapat mengganggu ketenangan ibadah masyarakat.
Polisi dan Dinas Perhubungan juga memastikan kelancaran lalu lintas, terutama menjelang waktu berbuka dan saat arus mudik mendekati Idulfitri. Di sisi sosial dan kemanusiaan, pemerintah mendorong budaya berbagi dengan memfasilitasi pengumpulan dan penyaluran zakat melalui lembaga resmi seperti Baznas.
Negara juga bekerja sama dengan organisasi keagamaan dan sosial untuk menyelenggarakan program bantuan bagi fakir miskin dan anak yatim, termasuk pembagian paket sembako dan santunan Ramadan.
Dengan langkah-langkah ini, negara tidak hanya hadir sebagai regulator, tetapi juga sebagai fasilitator dalam memastikan bahwa nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial semakin tumbuh di tengah masyarakat selama Ramadan.
Dengan adanya peran aktif negara dalam aspek-aspek tersebut, masyarakat merasakan kehadiran negara dalam kehidupan mereka selama bulan Ramadan, baik dalam bentuk kebijakan, regulasi, maupun pelayanan publik.
Apakah di bulan Ramadan ini Anda merasakan kehadiran negara? Wallahu a’lam bishawab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemkab Bantul Tidak Terapkan Work From Anywhere Jelang Lebaran
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement