Advertisement

OPINI: Produk Unggulan sebagai Acuan Pembangunan Kampung

Yohanes Djarot Purbadi, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Sabtu, 13 Maret 2021 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Produk Unggulan sebagai Acuan Pembangunan Kampung Yohanes Djarot Purbadi, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Advertisement

Ketua DPRD Kota Jogja berujar, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2022-2025 terancam kosong, maka selama tiga tahun itu pembangunan wilayah tidak memiliki panduan. Akibatnya, Wali Kota Jogja didesak untuk memacu penyusunan masterplan kalurahan sebagai pengisi kekosongan RPJMD.

Masterplan kalurahan menurut Ketua DPRD adalah semacam profil kalurahan, namun lebih spesifik. Isinya menunjukkan kebutuhan dan intervensi yang diperlukan. Gagasannya mirip dengan konsep masterplan berbasis keunggulan lokal spesifik untuk pengembangan wilayah.

Advertisement

Intinya, pembangunan bertumpu pada mengolah dan mengelola keunggulan kawasan. Faktor strengths dalam SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats)diangkat sebagai acuan pengembangan. Artinya, masyarakat diajak memeriksa faktor keunggulan lokal, diangkat dan diyakini serta dijadikan acuan masterplan.

Tulisan ini berfokus pada pembangunan wilayah skala kampung. Bermaksud memberi inspirasi bagi kampung-kampung yang sedang membenahi diri. Lagi pula penyusunan masterplan 2020 telah berjalan pada skala kampung. Penyusunan masterplan untuk kampung-kampung lain akan dilakukan pada 2021.

Produk unggulan

Salah satu faktor unggulan kampung yang berkembang adalah produk kampung berbasis potensi alam, biasanya muncul pada branding kampung. Kampung biasanya menggunakan branding yang spesifik, misalnya kampung jamu, kampung herbal, kampung sayuran, kampung klengkeng, dan kampung bunga segar.

Pada sisi lain juga ada branding kampung yang tidak spesifik, misal: kampung pertanian kota, dan kampung hijau. Branding ini tidak menyebutkan secara spesifik produknya, sebab bisa saja isinya beragam produk spesifik. Tipenya, satu branding beragam produk.

Produk budaya juga bisa menjadi acuan branding kampung. Misalnya, kampung batik, kampung keris, kampung jajan-pasar dan kampung jamu. Selebihnya menggunakan branding yang tidak spesifik, misalnya: kampung budaya, kampung heritage, kampung seni, kampung religi, dan kampung kreatif.

Kampung bertema produk budaya spesifik akan mengangkat produk spesifik sebagai unggulan kampung. Cara ini menjadi sangat realistis karena potensinya jelas ada dan terukur. Masterplan kampung akan diupayakan mendorong produktivitas dan kualitas produk spesifik menjadi lokomotif perkembangan kampung secara berkelanjutan.

Kampung dengan branding potensi alami atau budaya dalam rumusan belum spesifik memiliki peluang untuk memilih produk-produk yang akan diangkat sebagai acuan pengembangan kampung. Bisa juga tidak mengerucut pada satu produk spesifik, melainkan beberapa produk. Oleh karenanya, sah-sah saja merumuskan branding kampung dengan rumusan tidak spesifik.

Masterplan kampung berbasis branding kampung bertema alami atau budaya merupakan cara sederhana menggerakkan warga untuk maju dan berkembang. Pada sisi lain juga menjadi cara mempromosikan mimpi atau potensi kampung kepada masyarakat luas.

Mimpi atau potensi?

Menariknya, rumusan branding kampung kadang didasari mimpi. Branding lain berbasis kesadaran potensi lokal. Terlepas dari branding apakah sebagai mimpi atau sebagai kesadaran potensi lokal, keduanya berfungsi sebagai motor penggerak kemajuan kampung.

Pada dasarnya mimpi yang semula abstrak, bisa saja dirumuskan lebih realistis dengan indikasi yang terukur. Oleh karenanya, rasionalisasi mimpi diperlukan untuk merumuskan langkah dan tahapan nyata untuk mewujudkan. Artinya, tidaklah tabu menggunakan mimpi sebagai acuan penyusunan masterplan kampung.

Pada sisi lain, ada orang yang lebih senang bertumpu pada realitas adanya potensi. Mereka akan mengangkat dan meyakini potensi sebagai landasan menyusun rencana pengembangan. Tentu cara berpijak ini benar. Artinya, berencana berbasis kesadaran potensi juga benar dan layak didukung untuk mencapai kemajuan.

Dalam era teknologi digital, produk alami dan produk budaya akan sangat berdayaguna jika dikaitkan dengan ekonomi kreatif yang didukung manajemen bisnis secara online. Masterplan kampung yang akan disusun hendaknya bertumpu pada pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi alam dan budaya.

Dalam era industri 4.0 peran teknologi digital sangat menentukan, maka peran generasi muda melek Internet menjadi tulang punggung pengembangan kampung, khususnya kewirausahaan berbasis ekonomi kreatif di kampung dan berlandaskan ekonomi digital.

Penutup

Kampung-kampung dalam menyusun masterplan kampung dapat berdasarkan pada dua jenis unggulan, produk alami atau produk budaya. Branding kampung juga dapat bertumpu pada mimpi atau potensi yang ada. Cara berpikir ini wajar dan merupakan alternatif yang patut dipertimbangkan serius dalam penyusunan masterplan kampung pada 2021.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Giliran Jogja! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem

Hiburan
| Jum'at, 26 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement