Advertisement

Agar Doa Kita Dikabulkan

Fahmi Irfanudin, Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Rabu, 06 April 2022 - 07:07 WIB
Maya Herawati
Agar Doa Kita Dikabulkan Fahmi Irfanudin, Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Advertisement

Doa merupakan inti ibadah, sebagaimana sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam: “doa adalah inti ibadah” (Tirmidzi). Maka Allah menyukai orang-orang yang giat berdo’a karena itu menunjukkan bahwa mereka merasa fakir kepada-Nya. Begitu pun sebaliknya, Allah murka pada orang-orang yang angkuh dan enggan berdoa kepada-Nya. Sebagaimana sabda Rasul shalallahu ‘alaihi wasalam: “Barang siapa yang tidak memohon kepada Allah, maka Allah murka kepadanya” (Tirmidzi)

Realitanya, ada sebagian orang yang merasa dirinya berkecukupan atau merasa bisa mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa pertolongan Allah Ta'ala, lalu ia pun jarang atau bahkan meninggalkan berdoa kepada-Nya. Namun, ada juga sebagian lainnya yang merasa sudah berdoa secara maksimal dan Allah tidak juga mengabulkan doanya, bahkan mungkin ada di antara mereka yang menganggap bahwa Allah telah mengingkari janji-Nya, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Ku-kabulkan” (QS Ghafir: 60). Tapi mana buktinya!

Advertisement

Sejatinya, ada beberapa langkah yang harus kita tempuh agar doa kita dikabulkan Allah Ta'ala, di antaranya adalah Pertama, hindari perut dari kemasukan barang-barang haram. Jangan sampai ada sedikit pun dari makanan atau minuman haram yang masuk ke dalam perut kita.

Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan: “Wahai manusia sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik, dan sungguh Allah memerintahkan orang-orang mukmin sebagaimana yang telah diperintahkan kepada para rasul. Lalu Allah berfirman, “wahai para rasul, makanlah hal-hal yang baik, bekerjalah dengan benar sesungguhnya aku maha tahu dengan apa yang kalian kerjakan. Wahai orang beriman makanlah hal baik yang telah kami berikan pada kalian. Kemudian Ia menceritakan ada seorang laki-laki yang panjang perjalanannya, rambutnya kusut dan berdebu, sambil menengadahkan tangannya ke langit seraya berkata, ‘Wahai Tuhan, Wahai Tuhan,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan kenyang dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin ia akan dikabulkan permohonannya”.

Kedua, berdoa dengan penuh kekusukan, penuh keyakinan, penuh harap dan rasa takut. Berdoa dengan kerendahan diri disertai dengan suara yang lirih, tidak tergesa-gesa, dan memahami akan hakikat yang diminta. Allah telah menyatakan: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut” (QS. al-A’raf: 55)

Ketiga, mengetahui waktu-waktu mustajab-nya doa. Walaupun berdoa bisa dilakukan kapan pun, namun ada waktu-waktu tertentu yang memang dianjurkan untuk berdoa sehingga doa yang dipanjatkan akan dikabulkan.

Seperti, di waktu tengah malam yang sunyi dan di akhir salat fardu. Sebagaimana sabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam ketika ditanya: “Doa apa yang paling didengarkan?” Beliau menjawab, “Doa pada pertengahan malam terakhir dan pada setiap akhir shalat wajib.” (Tirmidzi).

Juga doa di sepertiga malam sampai waktu fajar menyingsing, diantara adzan dan iqamat, di waktu sujud, di bulan Ramadhan, di malam lailatul qadar dan lain sebagainya.

Keempat, adanya orang-orang tertentu yang doanya akan dikabulkan. Misalnya doa kedua orang tua, doanya orang yang sedang dalam perjalanan (musafir), juga doanya orang yang teraniaya. Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan; doa orang yang teraniyaya; doa seorang musafir dan doa orang tua terhadap anaknya” (Abu Daud).

Doa orang yang sedang berpuasa dan pemimpin yang adil juga didengar Allah Ta'ala, sebagaimana sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam “Ada tiga orang yang tidak ditolak doa mereka: orang yang berpuasa sampai dia berbuka, seorang penguasa yang adil, dan doa orang yang teraniaya. (Tirmidzi)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sambut Pemudik dan Wisatawan Libur Lebaran 2024, Begini Persiapan Pemkab Gunungkidul

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Rela, Ungkapan Some Island tentang Kelam, Ikhlas dan Perpisahan

Hiburan
| Jum'at, 29 Maret 2024, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement