Advertisement
OPINI: Mengapa Pasien Dialisis Tak Boleh Mengabaikan Rasa Gatal
Dr. dr. Arum Krismi, M.Sc, Sp.DVE, Staff dosen FK UKDW Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. - Istimewa.
Advertisement
Bagi banyak pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani cuci darah (hemodialisis), rasa gatal hanyalah keluhan yang “mengganggu tapi tidak berbahaya.” Namun penelitian dalam dua dekade terakhir menunjukkan bahwa keluhan gatal yang sering muncul pada pasien dialisis bukan sekadar masalah kulit. Gatal berkepanjangan dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan fisik, mental, hingga meningkatkan risiko komplikasi dan kematian.
Rasa gatal pada pasien dialisis sering kali muncul akibat kulit kering, kondisi yang sangat umum pada pasien penyakit ginjal kronik. Kulit memiliki lapisan pelindung yang tersusun dari ceramide, kolesterol, dan asam lemak bebas. Pada pasien dialisis, keseimbangan lapisan pelindung ini terganggu, berupa kombinasi antara penurunan kelembapan kulit, perubahan komposisi lipid, dan gangguan fungsi sawar kulit. Akibatnya, air lebih mudah menguap, kulit menjadi pecah-pecah, dan saraf di kulit menjadi lebih sensitif sehingga memicu rasa gatal yang hebat.
Advertisement
Sayangnya, banyak pasien tidak menyadari bahwa rasa gatal ini dapat memengaruhi kualitas hidup secara mendalam. Gatal yang dirasakan terus-menerus dapat mengganggu tidur, menyebabkan kelelahan, perubahan mood, depresi, dan meningkatkan stres.
Pasien yang kurang tidur juga cenderung lebih rentan terhadap infeksi, tekanan darah yang tidak terkontrol, hingga penurunan motivasi menjalani terapi. Lebih jauh lagi, studi internasional menunjukkan bahwa pasien dialisis dengan keluhan gatal yang sangat hebat memiliki angka rawat inap lebih tinggi dan risiko kematian yang meningkat.
Temuan terbaru menunjukkan bahwa penyebab paling dominan dari keluhan gatal pada pasien dialisis adalah kerusakan sawar kulit akibat kulit kering yang berat, sehingga pendekatan yang paling efektif justru bersifat sederhana: memperbaiki kelembapan kulit itu sendiri.
Solusi untuk mengurangi keluhan gatal tidak selalu membutuhkan obat mahal atau terapi invasif. Penggunaan lotion secara rutin dapat memberikan manfaat besar. Lotion yang mengandung ceramide, kolesterol, dan asam lemak bebas (misalnya linoleic acid) terbukti membantu memperbaiki keseimbangan lapisan pelindung kulit, menurunkan kehilangan air melalui permukaan kulit, dan mengembalikan fungsi sawar kulit.
Penelitian pada pasien hemodialisis menunjukkan bahwa penggunaan lotion dua kali sehari selama empat minggu sudah cukup untuk meningkatkan kelembapan kulit dan mengurangi intensitas gatal secara signifikan.
Namun, manfaat ini hanya dapat dirasakan bila perawatan dilakukan secara konsisten. Penggunaan lotion sebaiknya menjadi bagian dari rutinitas harian pasien, terutama setelah mandi dan sebelum tidur. Pasien juga dianjurkan memilih lotion tanpa pewangi kuat agar tidak menimbulkan iritasi tambahan.
Rasa gatal bukanlah keluhan sepele bagi pasien dialisis, namun merupakan sinyal bahwa kulit memerlukan perhatian lebih, yang bila diabaikan dapat menimbulkan dampak kesehatan yang lebih luas. Dengan langkah sederhana seperti merawat kulit secara rutin menggunakan lotion yang tepat, pasien dapat meningkatkan kenyamanan hidup, tidur lebih baik, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Sebuah perubahan kecil yang membawa manfaat besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Raisa Raih AMI 2025 Lewat Lagu Terserah, Sampaikan Pesan Haru
Advertisement
Advertisement
Advertisement




